Fahri Hamzah Nilai Rutan KPK Lebih Mewah Dibanding Lapas Sukamiskin

28 Juli 2018 21:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisi III DPR RI dan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, mengunjungi Lapas Sukamiskin Bandung, Sabtu (28/7). (Foto: Iqbal Tawakal Lazuardi Siregar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Komisi III DPR RI dan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, mengunjungi Lapas Sukamiskin Bandung, Sabtu (28/7). (Foto: Iqbal Tawakal Lazuardi Siregar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyindir rumah tahanan KPK. Ia menilai bahwa rutan KPK lebih mewah dibanding dengan Lapas Sukamiskin.
ADVERTISEMENT
"Rutan di KPK jauh lebih hebat dari yang ada di sini (Lapas Sukamiskin). Segala macam ada, AC, TV, kulkas, kasurnya pun baru," ujar Fahri Hamzah, saat meninjau Lapas Sukamiskin, dilansir Antara, Sabtu (28/7).
Fahri mengatakan bahwa pembangunan rutan baru KPK itu didukung oleh anggota dewan dengan pembiayaan dengan APBN. Pembangunan rutan itu, kata dia, didasarkan supaya menjadi standar baru untuk penanganan terpidana kasus korupsi di Indonesia.
Menurut dia, seharusnya bila ada fasilitas yang sama juga terdapat di Lapas Sukamiskin, maka tidak perlu dipermasalahkan. "Seharusnya disamakan. Jangan dicela-cela kemewahan di lapas, toh yang di KPK lebih mahal dan mewah kok," kata dia.
Ia lantas mencontohkan saung yang ada di Lapas Sukamiskin. Menurut dia, keberadaan saung-saung tersebut sangat bermanfaat bagi narapidana. Tak hanya sebagai tempat menerima kunjungan keluarga, saung-saung tersebut juga kerap dimanfaatkan untuk menggelar kajian, diskusi, hingga pengajian narapidana.
ADVERTISEMENT
"Saung itu tadinya lapangan kosong. Lalu ada inisiatif untuk dipakai bersama. Tapi, tiba-tiba malah dibongkar, sehingga keluarga terima tamu di lorong pakai karpet," kata dia.
Saung di Sukamiskin (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Saung di Sukamiskin (Foto: Istimewa)
Ia menilai pembongaran 39 saung tersebut sia-sia. Semestinya pemerintah turut menjaganya karena membantu meringankan beban biaya yang harus dikeluarkan dalam membangun ruang kunjungan.
Namun nyatanya, kata dia, setelah saung dibongkar, pemerintah malah meminta anggaran hingga Rp 6 miliar untuk membangun tempat kunjungan baru. "Akhirnya rugi, yang sudah ada seharusnya dijaga aja. Diatur dan dipelihara jangan malah dibongkar. Yang tekor rakyat jadinya," kata dia.
Petugas membawa pergi bambu-bambu sisa pembongkaran saung di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Selasa (24/7). (Foto: Iqbal Tawakkal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas membawa pergi bambu-bambu sisa pembongkaran saung di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Selasa (24/7). (Foto: Iqbal Tawakkal/kumparan)
Menurutnya, fasilitas yang ada di Lapas Sukamiskin adalah sesuatu yang wajar. Apalagi maksud dan tujuan narapidana memasukkan atau membuat fasilitas berdasarkan kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
"Nah ini harus diperbaiki filsafat manusia modern setelah demokrasi adalah hak-hak asasi manusia, jangan dibalik," kata dia.
Beberapa waktu lalu, KPK mengungkap adanya praktik suap di Lapas Sukamiskin pada saat menangkap Wahid Husen. Ia diduga menerima suap terkait jual beli fasilitas di dalam sel serta izin keluar Lapas Sukamiskin dari sejumlah narapidana.