Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fahri Hamzah: PKS Enggak Terbuka, Tak Cocok dengan Garbi
3 Maret 2019 16:30 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
ADVERTISEMENT
Deklarasi Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) Jakarta dihadiri beberapa tokoh politik dari koalisi pendukung Prabowo-Sandi. Sejumlah pimpinan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Gerindra seperti Zulkifli Hasan hingga Fadli Zon hadir.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak ada perwakilan pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Padahal Garbi diinisiasi oleh sejumlah tokoh yang merupakan kader atau pernah menjadi kader PKS.
Salah satu inisiator Garbi Fahri Hamzah mengatakan, partai berbasis Islam tersebut sudah diundang oleh Garbi. Namun ia menilai PKS tidak cocok dengan Garbi karena partai yang dipimpin oleh Sohibul Iman itu tidak terbuka.
“Memang enggak cocok, mereka enggak terbuka. Karena mereka enggak berani diskusi, enggak berani terbuka, orangnya tertutup, enggak berani ngomong. Apa-apa nunggu perintah dari atas, ya enggak bisa. Ini zaman baru,” kata Fahri usai deklarasi Garbi DKI Jakarta di Epiwalk, Jakarta Selatan, Minggu (3/3).
Ia menilai sifat PKS yang seperti itu tidak sesuai dengan Garbi. Menurutnya, Garbi adalah organisasi dengan anggota yang egaliter. Terbuka untuk hal baru.
ADVERTISEMENT
“Orang-orang Garbi ini kan egaliter, terbuka, berani, enggak nunggu komando, orangnya inisiatif. Pokoknya kultur yang dibangun kultur yang lebih kosmopolitan lah. Tapi kalau pimpinannya (PKS) itu feodal, enggak mau ngomong, enggak mau terbuka. Enggak bisa cocok sama kita,” kata Fahri.
Fahri juga mengatakan sifat pimpinan PKS yang feodal mirip dengan Presiden Joko Widodo. Ia bahkan menilai PKS sebenarnya lebih dekat dengan Jokowi dibanding dengan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.
“Kenapa? Karena feodal, enggak terbuka, enggak berani apa adanya. Dan kalau saya boleh ngomong, PKS itu terutama pimpinannya lebih menginginkan Jokowi dari awal. Saya ini kan dipecat gara-gara mereka mulai masuk Istana kan,” ungkap Fahri.