Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Aksi demonstrasi mahasiswa pada Selasa (24/9) berujung ricuh dan memicu banyak korban dari mahasiswa. Salah satunya mahasiswa dari Universitas Al Azhar, Faisal Amir, yang harus dioperasi dua kali, di kepala dan bagian bahu.
ADVERTISEMENT
Ia ditemukan tergeletak tak berdaya di basemen sebuah restoran dekat Gedung DPR saat kericuhan pecah akibat tembakan gas air mata polisi.
Kakak Faisal, Rahmat Ahadi, mendapatkan cerita dari teman-teman adiknya bahwa Faisal terpisah dan tak diketahui keberadaannya saat tengah mengevakuasi mahasiswi dari universitas yang ikut aksi.
Saat itu, Faisal bertindak sebagai salah satu Kordinator lapangan (korlap) yang bertanggung jawab atas keselamatan teman-teman mahasiswi dari kampusnya.
"Sebagai korlap, tapi khusus bagian perempuan katanya," kata Rahmat yang menjabarkan ulang keterangan kawan Faisal, di RS Pelni, Jakarta, Rabu (25/9).
Terpisahnya Faisal dengan rombongan terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, hingga akhirnya ditemukan di sebuah basemen restoran pukul 17.40 WIB. Saat itu, ia baru selesai mengamankan massa aksi perempuan dari depan gedung DPR yang mulai ricuh untuk berlindung di bawah flyover.
ADVERTISEMENT
"Setelah itu, karena sempat saya menanya sama teman-temannya yang perempuan juga, juniornya tadi malam, emang dia sempat beberapa kali pisah sama rombongan. Pisah tapi balik lagi, pisah tapi balik lagi gitu," ungkap Ahmad.
"Dia maju lagi ke depan katanya, untuk mengevakuasi teman-teman yang lain, tapi setelah itu enggak ada yang liat lagi ke arah Grogol," sambungnya.
Faisal akhirnya ditemukan pertama kali oleh kawan mahasiswa dari universitas lain yang memiliki kolega dari Universitas Al-Azhar. "Faisal di bawah, tapi sudah dalam ruangan dan sudah disandarkan ke kardus-kardus dalam keadaan berdarah-darah," kata Ahmad.
Akhirnya, mahasiswa yang disebut berasal dari Sulawesi itu menghubungi mahasiswa Al-Azhar untuk memberitahu kondisi Faisal. Tak berselang lama, kawan-kawan Faisal tiba dan mengevakuasi Faisal menuju rumah sakit Pelni, Petamburan, Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Yang bawa ke sini temannya, setelah dihubungi oleh anak Sulawesi yang melihat almamater dia. Kebetulan dia punya kenalan anak Al-Azhar, dia hubungi lalu membawa Faisal ke sini dengan mobil kap terbuka," ungkapnya.
Rahmat tak tahu siapa dan mengapa ada yang melakukan kekerasan terhadap adiknya itu. Namun, ia bersyukur adiknya dapat ditemukan tepat waktu dan segera dilarikan ke rumah sakit.
"Sudah kritis, kalau telat enggak tahu [nasibnya]," tutupnya.
Saat ini, Faisal masih dirawat di ICU. Faisal sudah sadarkan diri dan melewati masa kritis, namun baru bisa menggerakkan matanya.