Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fakta Baru Kasus Agus Buntung Tersangka Pelecehan Seksual
11 Desember 2024 7:02 WIB
ยท
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
I Wayan Agus Suwartama (22) alias Agus Buntung, pemuda disabilitas ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan seksual.
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Joko Jumadi, mengatakan korban pelecehan seksual Agus bertambah menjadi 15 orang.
"Sebagai gambaran, hari ini kami terima kembali ada dua korban yang memberikan informasi atas tindakan pelecehan seksual yang diduga dilakukan IWAS, jadi dapat kami sampaikan total korban menjadi 15 orang," kata Joko dikutip dari Antara, Selasa (10/12).
Joko mengatakan semua korban Agus adalah perempuan. Namun, dia tak menyebutkan usia para korbannya.
Modus Agus
Usai ditetapkan tersangka Agus menjalani pemeriksaan di Mapolda NTB, pada Senin (9/12). Pria itu dicecar 20 pertanyaan oleh para penyidik.
"Pemeriksaan tambahan ini mencakup 20 pertanyaan yang berfokus pada kronologi interaksi antara Agus dan (salah satu) korban, seorang mahasiswi inisial MAP," kata kuasa hukum Agus, Ainuddin, kepada wartawan, Selasa (10/12).
ADVERTISEMENT
Kata Ainuddin, pemeriksaan ini adalah pemeriksaan tambahan. Pasalnya, pada pemeriksaan pertama, Agus ketakutan sehingga ada beberapa fakta yang tidak terungkap.
Salah satunya adalah detail pertemuan Agus dengan MAP di Taman Udayana, Kota Mataram.
"Korban meminta bantuan Agus untuk diantar ke kampus. Namun, keduanya justru berkeliling hingga tiga kali di kawasan Islamic Center. Selama perjalanan itu, terjadi percakapan yang berlanjut hingga akhirnya Agus mengarahkan korban ke salah satu homestay," jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut, kata Ainuddin, korban dilaporkan sempat melihat adegan tidak senonoh yang dilakukan pihak lain, yang menjadi pemicu awal komunikasi antara keduanya.
Saat berada di homestay, Agus menyebut bahwa hubungan yang terjadi dilakukan atas dasar suka sama suka, tanpa ada unsur paksaan. Bahkan, korban bahkan sempat meminta uang Rp 50.000 kepada Agus setelah pertemuan mereka di kamar.
ADVERTISEMENT
"Karena tidak membawa uang tunai, Agus menjanjikan akan memberikan uang tersebut nanti. Tidak ada indikasi bahwa korban merasa tertekan atau dipaksa," katanya.
Namun, kata dia, masalah mulai muncul ketika Agus bertemu dua teman korban di kawasan Islamic Center setelah keluar dari homestay. Insiden ini menjadi sorotan setelah foto-foto mereka tersebar luas di media sosial.
Rekaman Suara Modus Agus Buntung ke Korban
kumparan mendapatkan rekaman video dari pendamping salah satu korban yang ternyata merekam suara Agus Buntung saat melancarkan modus.
Sang pendamping meminta suara korban maupun perkataannya tidak dipublikasikan.
Begini kata-kata Agus:
Enam tahun saya nyari kamu, entah hati saya gimana, jatuh di sini, dek
ADVERTISEMENT
Saya bukan mengarang, buktiin kalau saya bohong
Walau kita berdua di kamar, saya tidak bisa apa-apa, saya bukan kayak cowok-cowok lain
ADVERTISEMENT
Agus Banyak Masalah di Kampus
Dalam kasus ini, terungkap fakta lain, Agus ternyata juga bermasalah di kampusnya.
Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram, Ni Wayan Rasmini, mengatakan mahasiswa angkatan 2021 itu telah memasuki semester 7. Namun, dia termasuk mahasiswa yang jarang masuk.
"Beberapa dosen tidak memberikan kesempatan ujian karena Agus tidak pernah hadir di kelas," kata Pudja lewat keterangannya.
Meski prestasi akademiknya kurang bagus, Rasmini mengakui bahwa Agus mempunyai keterampilan tertentu. Namun kealihan itu tak memiliki capaian prestasi, hanya sekadar diunggah di sosial media.
"Tetapi keterampilan yang dimiliki Agus itu bukan kategori prestasi akademik karena tidak ada bukti fisik, seperti sertifikat atau penghargaan resmi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pernah Laporkan Teman ke Polisi
Permasalahan di kampus tidak hanya terbatas pada aspek akademik. Agus juga pernah terlibat konflik dengan sesama mahasiswa.
Menurut Rasmini, konflik tersebut telah diselesaikan secara damai. Namun, Agus justru melaporkan teman-temannya ke di Polsek Taliwang, Kota Mataram.
Permasalahan di kampus dan kasus pelecehan seksual fisik yang diduga dilakukan oleh Agus, juga mendapat perhatian dari LIDI Foundation, salah satu Lembaga yang fokus pada pemberdayaan masyarakat difabel.
Menurut, Ketua LIDI Foundation, Lalu Wisnu Paradipta, kemungkinan ejekan atau hinaan dari teman-temannya menjadi salah satu pemicu Agus melakukan Tindakan kontroversial.
"Mungkin ada ejekan dan hinaan dari teman-temannya, sehingga Agus ingin menunjukkan bahwa dirinya mampu. Namun, caranya kurang tepat," ucapnya.
Ia juga menyoroti gaya hidup Agus yang sering terlihat di media sosial, seperti bergaul dengan teman-teman yang mengajaknya melakukan hal negatif, termasuk mengkonsumsi minuman keras.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Agus sebenarnya memiliki potensi untuk berkembang menjadi lebih baik meskipun dalam kondisi organ tubuh yang tidak lengkap (tidak memiliki kedua lengan). Namun, ia butuh pendampingan dan bimbingan yang tepat, terutama dari orang-orang terdekatnya.
"Saya yakin Agus bisa berubah dan menatap masa depan yang lebih baik. Hal ini membutuhkan dukungan dan pendekatan yang sesuai," ucap Wisnu.