Fakta Baru Pilot WNI Ditangkap di Filipina: Simpatisan OPM; Ingin Lelang Senjata

14 Januari 2023 7:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anton Gobay, pilot WNI yang ditangkap polisi Filipina atas kepemilikan senjata. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Anton Gobay, pilot WNI yang ditangkap polisi Filipina atas kepemilikan senjata. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang pilot WNI asal Papua, Anton Gobay, ditangkap oleh kepolisian Filipina pada Sabtu (7/1). Dia ditangkap lantaran kepemilikan belasan senjata api berbagai jenis tanpa izin.
ADVERTISEMENT
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan dari hasil pemeriksaan sementara, Anton pernah mengenyam pendidikan di sekolah penerbangan.
"Didapatkan informasi bahwa AG pernah mengenyam pendidikan penerbang di perusahaan Asia Aviation Academy (AAA) dari tahun 2015 dan lulus tahun 2018," ujar Dedi dalam keterangannya, Kamis (12/1).
Setelah lulus, lanjut Dedi, belum diketahui pasti aktivitas yang dilakukan Anton selama ini. Namun saat dia ditangkap oleh kepolisian Filipina, ditemukan adanya tanda pengenal dari salah satu maskapai.
"AG setelah lulus dari sekolah tersebut belum diketahui aktivitasnya sampai dengan tertangkapnya baru ditemukan adanya ID bahwa AG pernah bekerja di perusahan maskapai Topflite," jelas Dedi.
Anton Gobay, pilot WNI yang ditangkap polisi Filipina atas kepemilikan senjata. Foto: Dok. Istimewa

Ingin Selundupkan Senjata ke Papua, Lalu Dilelang

Polri menyebut Anton Gobay bakal melelang senjata miliknya di daerah Papua. Namun, dia lebih dulu ditangkap sebelum melancarkan aksi itu.
ADVERTISEMENT
"AG menyatakan bahwa senjata yang dibeli dari Filipina apabila berhasil lolos masuk ke Papua akan dijual kepada siapa pun yang sanggup membayar dengan penawaran harga tertinggi," kata Dedi dalam keterangannya, Jumat (13/1).
Anton diketahui memiliki belasan senjata api berbagai jenis. Senjata itu dibelinya dari Davao City, Filipina. Dia pun memilih jalur darat untuk menyelundupkan senjata itu.
"AG dalam membawa senjata api memilih memanfaatkan jalur melalui Davao City menuju ke Gensan yang akan digunakan sebagai jalur penyelundupan senpi (senjata api) dari Filipina menuju Papua sebelum tertangkap," jelas Dedi.
Anton Gobay, pilot WNI yang ditangkap polisi Filipina atas kepemilikan senjata. Foto: Dok. Istimewa

Anton Gobay Simpatisan OPM

Dedi juga menjelaskan Anton Gobay mengaku ingin mendukung perjuangan rakyat Papua untuk merdeka.
"Anton Gobay merasa sebagai putra Papua dan ingin mendukung perjuangan rakyat Papua untuk merdeka," ujar Dedi.
ADVERTISEMENT
Dari hasil pemeriksaan, Anton Gobay pernah mengikuti acara pertemuan di Papua Nugini yang membahas pergerakan Papua Barat.
"Ia mengakui pernah mengikuti acara pertemuan di Papua Nugini untuk membahas pergerakan Papua Barat. Ia juga menyampaikan dirinya sebagai salah satu pendiri gerakan Komunal untuk wilayah Vanimo di Papua Nugini," beber Dedi.
Mesi begitu, Dedi memastikan Anton Gobay hanyalah simpatisan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dia tak memiliki jabatan atau posisi dalam organisasi itu.
"Anton Gobay menyampaikan bahwa dirinya hanya seorang simpatisan yang mendukung Organisasi Papua Merdeka. Namun ia menegaskan bahwa dirinya hanya seorang simpatisan yang tidak mempedulikan posisi atau jabatan terhadap organisasi tersebut," jelasnya.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri. Foto: Polri

Akan Disidang di Filipina

Anton Gobay kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Filipina.
ADVERTISEMENT
"Tim Polri memastikan bahwa AG selama dalam penahanan yang dilakukan oleh Police Regional Office 12 di General Santos dalam keadaan sehat dan hak sebagai tersangka telah dipenuhi oleh pihak Kepolisian," kata Dedi.
Dedi juga menjelaskan, berkas perkara Anton Gobay bakal segera dilimpahkan ke kejaksaan setempat. Artinya, tak lama lagi Anton bakal disidangkan.
"Menurut informasi yang didapat bahwa berkas penyidikan AG akan dilimpahkan ke Kejaksaan Alabel Provinsi Sarangani," jelas dia.
Terakhir, kata Dedi, Anton juga telah menyampaikan permohonan maafnya kepada pemerintah Indonesia atas kelakuannya di negara orang.