Fakta-fakta 2 Mahasiswa di Padangsidimpuan Tipu 100 Teman Terkait Pembayaran UKT

23 Februari 2025 6:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua mahasiswa di Kota Padangsidimpuan, Sumut, tipu seratusan temannya dengan modus bayar UKT tanpa ribet. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Dua mahasiswa di Kota Padangsidimpuan, Sumut, tipu seratusan temannya dengan modus bayar UKT tanpa ribet. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
2 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS), yakni Nanda Musandi Lubis (25) dan Muhammad Arian (25) ditangkap polisi. Keduanya adalah tersangka penipuan 100 mahasiswa dengan modus pembayaran uang kuliah (UKT) tanpa ribet atau antre.
ADVERTISEMENT
Kejahatan mereka terungkap, saat pihak UMTS mengecek rekening koran pada Jumat (14/2). Mereka sadar, hanya ada 6 transaksi sementara slip setoran yang diterima kampus ada 28.
Lalu, pihak bank BNI menjelaskan kepada UMTS bahwa slip yang mereka terima bukan slip resmi dari BNI. UMTS lalu memanggil mahasiswa yang namanya tercantum di slip, dan mengatakan bahwa mereka telah menyetorkan pembayaran ke pelaku.
Seperti apa fakta-faktanya? Berikut kumparan rangkum.
Keuangan Kampus Selisih Rp 1,2 Miliar
Kampus lalu menjelaskan duduk perkara kepada para mahasiswa yang dipanggil. Uang yang mereka bayarkan belum masuk ke rekening kampus.
Atas kejadian itu, para korban membuat laporan ke Polres Padangsidimpuan. Andrian pun diinterogasi oleh pihak SPKT Polres Padangsidimpuan.
ADVERTISEMENT
“Andrian mengakui bahwa disuruh Saudara Nanda (Nanda Musandi Lubis) untuk mengutip dari mahasiswa UMTS sebanyak lebih kurang 100 orang,” kata Kapolres Padangsidimpuan, AKBP Wira Prayatna, kepada kumparan Sabtu (22/2).
Dua mahasiswa di Kota Padangsidimpuan, Sumut, tipu seratusan temannya dengan modus bayar UKT tanpa ribet. Foto: Istimewa
Mendapati klarifikasi itu, pihak kampus pun melakukan pengecekan laporan keuangan. Mereka menyadari ada selisih angka keuangan sebesar Rp 1,2 miliar untuk anggaran tahun 2023-3024.
“Kemudian ada slip penyetoran sebanyak 59 lembar yang diserahkan mahasiswa ke bagian keuangan dengan jumlah belum yang belum disetor ke keuangan UMTS sebanyak Rp 86,5 juta untuk tahun anggaran 2024-2025,” kata dia.
Wira bilang, soal jumlah selisih Rp 1,2 miliar tersebut masih didalami apakah terlibat dengan aksi kedua pelaku atau tidak. Yang pasti, kata Wira, kedua pelaku mengaku baru beraksi selama tahun. Namun, belum ditotal angka keuntungan keduanya.
ADVERTISEMENT
Cetak Sendiri Slip Bank Palsu
Berdasarkan pemeriksaan polisi, keduanya mencetak sendiri slip bank palsu itu.
“Adapun cara tersangka Ananda membuat slip pembayaran Bank BNI yaitu dengan cara mencetak sendiri slip pembayaran Bank BNI dengan menggunakan printer,” kata Wira pada Sabtu (22/2).
“Kemudian tersangka membuat tanda stempel Bank BNI sendiri, serta menandatangani sendiri tanda tangan teller bank,” sambungnya.
Sementara, tersangka Andrian berperan menyebarkan brosur jasa bayar UKT tanpa ribet hingga mengumpulkan uang dari para mahasiswa.
“Tersangka Andrian mengumpulkan uang pembayaran kegiatan kuliah dari mahasiswa baik melalui transfer dari bank masing-masing mahasiswa maupun secara langsung,” sambungnya.
Tipu Mahasiswa dengan Brosur Tanpa Ribet
2 Pelaku itu menawarkan jasa bayar UKT ke teman-temannya dengan brosur. Brosur lalu diedarkan via WhatsApp.
ADVERTISEMENT
"Brosur itu menjelaskan brosur bahwa bisa melalui kami tanpa melakukan antrean, dikenakan biaya admin dan lain lain,” kata Wira.
“Dengan adanya informasi itu mahasiswa kan mau nyaman, enak, enggak mau ribet sehingga melalui pelaku,” kata dia.
Poster yang digunakan dua mahasiswa di Padangsidimpuan untuk tipu seratusan temannya dengan modus bayar UKT tanpa ribet. Foto: Istimewa
Selain itu, Wira mengungkapkan, kedua pelaku ini menawarkan dana talangan kepada mahasiswa itu. Nantinya, para korban bisa membayarnya di kemudian hari.
“Selain itu fakta yang kami temukan bahwa dia bersedia mendahulukan untuk bayar uang kuliah. Iya (sok-sokan) mau bayar, tapi ini masih pendalaman ya,” sambungnya.
Uang Hasil Penipuan Digunakan Untuk Judol hingga Beli Vespa
Polisi belum menghitung jumlah pasti keuntungan yang didapat para pelaku. Yang jelas, para pelaku menggunakan uang itu untuk kepentingan pribadi.
ADVERTISEMENT
“Uangnya dipakai untuk belanja baju, pakaian ya,” kata Wira.
“Ada untuk beli motor vespa, ada juga judi online,” sambungnya.