Fakta-fakta Amblasnya Ruas Tol Cipali KM 122 Arah Jakarta

10 Februari 2021 7:34 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memeriksa kondisi jalan tol yang amblas di ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 122, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Selasa (9/2).  Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa kondisi jalan tol yang amblas di ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 122, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Selasa (9/2). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Lalu lintas di ruas Tol Cipali KM 122 arah Jakarta terganggu akibat amblasnya jalan sepanjang 40 cm pada Selasa (9/2) dini hari. Penyebab pun langsung diselidiki.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan merangkum fakta-fakta dari insiden Tol Cipali KM 122 amblas:

Contraflow Diberlakukan Jelang KM 122 Tol Cipali

Petugas menyiapkan alat saat memeriksa kondisi jalan tol yang amblas di ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 122, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Selasa (9/2). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
Akibat amblasnya ruas tol di wilayah Subang, Jawa Barat ini, sempat terjadi kemacetan. Pihak pengelola jalan tol, ASTRA Tol Cipali, pun akhirnya memberlakukan contraflow dari KM 177 hingga 126.
Pemberlakukan contraflow diterapkan sejak Selasa pukul 03.00 WIB.

Dibuat Lajur Darurat

Selain contraflow, pengelola juga membuat lajur darurat. Direktur Operasi ASTRA Tol Cipali Agung Prasetyo mengatakan hal ini untuk mengantisipasi macet parah menjelang lokasi amblasnya jalan.
"Untuk mengurangi beban lalu lintas, dibangun lajur darurat di median, diperkirakan memakan waktu 3 hari," jelas Agung Prasetyo dalam keterangannya.

Lama Perbaikan hingga Dibuka Kembali

Foto udara jalan tol amblas di ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 122, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Selasa (9/2). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
Ruas Tol Cipali KM 122 pun tak bisa dilalui kendaraan dan ditutup untuk proses perbaikan. Waktu yang dibutuhkan pun selama 1,5 bulan dari target awal yang diprediksi rampung 2 minggu.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah berkoordinasi dengan kontraktor untuk melakukan perbaikan jalan pada bahu luar, lajur 1 dan 2 di KM 122+400. Perbaikan diperkirakan memakan waktu 1.5 bulan," ucap Agung.
Agung mewakili ASTRA Tol Cipali pun memohon maaf kepada pengguna jalan atas kondisi ini.
Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono meninjau Jalan Tol Cipali yang amblas. Foto: Korlantas Polri
Namun lama waktu perbaikan disampaikan berbeda oleh Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono saat meninjau lokasi kejadian. Hal ini berdasarkan hasil diskusi BPJT dan Binamarga Kementerian PUPR.
“Seperti yang disampaikan bahwa pengerjaan ini 20 hari, kita berharap bisa lebih cepat dari itu. Kami mohon maaf akan ada hambatan selama 20 hari itu bagi yang melewati jalur ini,” ujar Istiono.
Meski demikian, diharapkan jalan yang amblas bisa diperbaiki secepatnya. Masyarakat pun diminta untuk tetap waspada.
ADVERTISEMENT

Tak Ada Tanda-tanda Pergeseran Tanah

Foto udara jalan tol amblas di ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 122, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Selasa (9/2). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
Istiono memastikan tidak ada tanda-tanda Tol Cipali amblas karena pergeseran tanah di lokasi, sehingga tak bisa diprediksi.
“Karena tidak ada tanda-tanda akan terjadi pergeseran tanah ini di bawah,” ucapnya.
Namun yang jelas pihaknya bersama pengelola sudah menjalankan rekayasa lalu lintas berupa contraflow, sehingga lalu lintas Semarang-Jakarta bisa teratasi dengan cepat.

Penyebab Tol Cipali Amblas

Suasana di Tol Cipali KM 122 arah Jakarta, Selasa (9/2). Foto: ASTRA Cipali
Direktur Operasi ASTRA Tol Cipali Agung Prasetyo mengatakan jalan ternyata sudah mulai retak sejak Senin (8/2) sore berlanjut pada malam hari.
"Keretakan ini ditemukan pertama kali pada 8 Februari 2021 pukul 16.00 WIB," ujar Agung, dalam keterangannya Selasa (9/2).
Menurutnya, penyebab amblasnya jalan itu karena intensitas curah hujan tinggi yang beberapa hari terakhir. Kondisi ini diperparah dengan kendaraan berat yang melintas.
ADVERTISEMENT
"Intensitas dan curah hujan tinggi mengakibatkan banyak volume air yang masuk ke dalam base layer melalui keretakan. Ditambah dengan kendaraan berat yang melintas untuk menghindari banjir di jalur Pantura, menyebabkan keretakan bertambah pada pukul 22.00 dan memburuk sehingga terjadi keretakan yang lebih besar," ujar dia.
ADVERTISEMENT