Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, dihebohkan dengan bantuan makanan dengan tulisan 'Nasi Anjing , Nasi Orang Kecil, Bersahabat dengan Nasi Kucing #Jakartatahanbanting' di kemasannya. Di kemasan tersebut juga dibubuhkan logo kepala anjing.
ADVERTISEMENT
Informasi ini dengan cepat menyebar melalui pesan singkat WhatsApp. Polisi pun datang untuk menyelidiki hal itu.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, peristiwa tersebut terjadi di sekitar Masjid Babah Alun, Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara , Minggu (26/4) dini hari.
Setelah diselidiki, isi nasi bungkus tersebut bukan daging anjing seperti yang disangkakan masyarakat. Menurutnya, lauk yang ada di dalam nasi bungkus tersebut adalah cumi, sosis sapi, hingga ikan teri.
"Hasil penyelidikan yang dilakukan Satreskrim Polres Metro Jakut, mendatangi tempat pembuatan nasi (anjing) tersebut, dan didapati bahwa pembuatan nasi dengan bahan halal," kata Yusri.
“Bahan yang digunakan adalah cumi, sosis sapi, teri, dan lain-lain,” tambahnya.
Pihak Yayasan Qahal lalu memberi penjelasan tentang logo dan nama ‘Nasi Anjing’ yang ramai jadi pembicaraan publik. Koordinator Lapangan Yayasan Qahal, Nita, mengatakan logo dan nama ‘Nasi Anjing' muncul secara spontan sebagai inisiatif dari salah satu timnya.
ADVERTISEMENT
Nita menjelaskan tak bermaksud menyinggung kalangan masyarakat mana pun. Ia meminta maaf jika ada pihak yang tersinggung.
“Pertama, saya itu bikin cap (logo di stempel) Qahal, bukan cap kepala anjing. Tapi tiba-tiba waktu itu, cap itu warnanya kayaknya warnanya terlalu kentara kan, lalu tahu-tahu tim saya ada inisiatif, tanpa izin juga, bikin gitu. Saya waktu itu lebih ke bagian masaknya, jadi saya enggak terlalu fokus ke situ. Cuma karena lihat gambarnya lucu, ya udahlah,” ungkap Nita kepada kumparan, Senin (27/4).
“Tapi tanpa sadar itu melukai golongan tertentu. Ya kita minta maaf,” katanya lagi.
Kedua belah pihak pun akhirnya sepakat untuk berdamai. Perdamaian antara pemilik 'Nasi Anjing' bernama Biantoro Setijo dan warga dimediasi langsung oleh polisi. Kedua belah pihak sudah sepakat mengakhiri permasalahan ini dan berdamai.
ADVERTISEMENT
"Baik pemilik maupun warga sudah sepakat masalah ini selesai dan tidak akan ada tuntutan apa pun baik pidana maupun perdata," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, dalam keterangannya, Senin (27/4).
Yusri mengatakan, dalam pertemuan itu Biantoro dengan terbuka meminta maaf kepada perwakilan warga atas pembagian 'Nasi Anjing' kepada warga. Dia menyesali perbuatan itu dan juga meyakinkan warga kedatangan pihaknya tak lain hanya untuk membantu warga.
"Pemilik mengakui kesalahannya dan meminta maaf secara pribadi dan atas nama yayasan kepada seluruh warga. Tujuan mereka memang hanya ingin membantu warga," tambah dia.
Meski begitu, Yayasan Qahal Family masih akan terus menjalankan kegiatannya. Bertepatan bulan Ramadhan, Yayasan Qahal berencana menyalurkan bantuan takjil bagi masyarakat yang berbuka puasa.
ADVERTISEMENT
“Kita sudah bagikan nasi bungkus, itu untuk hari keenam kemarin. Selanjutnya, ini Ramadhan, kita rencananya mau bagi-bagi takjil,” ungkap Nita. Meski demikian, Nita tak merinci berapa kapasitas bantuan takjil yang akan disalurkan dan di mana saja itu akan disalurkan.
Kegiatan Yayasan Qahal selama ini banyak berfokus di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Yayasan Qahal bergerak di bidang kemanusiaan, di antaranya untuk membantu masyarakat terdampak bencana, membantu anak-anak telantar, hingga membantu pendidikan anak-anak tak mampu.
Yayasan Qahal Family misalnya terlibat dalam penyediaan makanan untuk korban gempa Yogyakarta tahun 2006, hingga menyalurkan akomodasi bagi petugas kepolisian di saat demonstrasi besar di Jakarta.
Di mesin pencari, banyak artikel yang menyebutkan Qahal berasal dari bahasa Ibrani yang dalam Perjanjian Lama merujuk pada gereja. Terkait hal ini, pengurus Yayasan Qahal menegaskan pihaknya merupakan yayasan independen yang tidak di bawah gereja mana pun.
ADVERTISEMENT
Anggota mereka juga dari lintas agama, ada Islam, Kristen, dan Buddha.
"Kalau mau saya jelaskan, kami itu keluarga Qahal enggak cuma orang Kristen, enggak cuma Nasrani, tapi juga ada Buddha, mayoritasnya malah orang muslim. Kalau mereka ada apa, sakit, misalnya, kita bantu. Tapi mereka tetap muslim, kita tidak pernah mengkristenkan mereka. Komunitas kita namanya Qahal, tapi di dalammya ada berbagai macam agama," tutur Nita.
==========
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona . Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.