Fakta-fakta Delta Plus AY.4.2 di Singapura dan Malaysia

10 November 2021 15:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan varian Corona Delta terungkap. Foto: Dok. Jason Roberts/VIDRL - Doherty Institute, 2021
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan varian Corona Delta terungkap. Foto: Dok. Jason Roberts/VIDRL - Doherty Institute, 2021
ADVERTISEMENT
Subvarian Delta AY.4.2, atau yang disebut Delta Plus AY.4.2, sudah terdeteksi di negara tetangga Singapura dan Malaysia.
ADVERTISEMENT
Dengan ini, Indonesia semakin waspada dan harus memperketat pengawasannya, untuk mencegah masuknya varian virus corona ini.
Kasus pertama Delta Plus AY.4.2 di Singapura terkonfirmasi pada 26 Oktober lalu. Kasus tersebut adalah kasus impor, atau dibawa oleh pelaku perjalanan dari luar negeri.
Dikutip dari Straits Times, kabar tersebut disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Singapura (Ministry of Health, MoH) pada 28 Oktober.
Kemenkes Singapura tidak menjelaskan secara detail soal kasus tersebut. Namun, saat itu mereka menyatakan tidak ada bukti penularan komunitas dari kasus pertama Delta Plus tersebut.
Hingga saat ini, belum ada kabar terbaru soal perkembangan AY.4.2 di Singapura.
Seorang pekerja medis menyiapkan jarum suntik di pusat vaksinasi COVID-19 di Singapura. Foto: Edgar Su/REUTERS
Seperti diketahui, Singapura saat ini menjadi negara yang paling terdampak COVID-19 di Asia Tenggara. Angka kasusnya, yang sebelumnya tergolong rendah, mulai meroket sejak awal September ini.
ADVERTISEMENT
Puncaknya kasus harian terjadi pada 27 Oktober, dengan penambahan hingga 5.324 kasus COVID-19. Sejak saat itu, kasus mulai menunjukkan penurunan, meskipun angkanya berada di kisaran 3-4 ribu kasus.
Hingga kini, angkanya masih fluktuatif atau naik turun. Dalam tujuh hari terakhir (3-9 November), rata-rata kasus harian sebesar 2.838 kasus.
Angka kematian tampak naik sejak akhir September. Memasuki akhir Oktober, angkanya cenderung stabil dan berada di kisaran belasan jiwa tiap harinya.
Dikutip dari data Worldometers.info, dalam sepekan terakhir (3-9 November), rata-rata 13 pasien di Singapura meninggal per harinya.
Sedangkan perawatan di rumah sakit akibat COVID-19 juga cenderung naik turun, di kisaran angka 1.600-1.700 pasien dalam satu pekan terakhir (3-9 November).
Warga berjalan dan jogging di sepanjang penghubung taman di Marina Bay East, Singapura. Foto: ROSLAN RAHMAN / AFP
Per Selasa (9/11), kasus COVID-19 Singapura bertambah 3.397 orang, kematian 12 jiwa, dan 1.700 pasien dirawat di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Meskipun kasus harian masih tergolong tinggi, dalam 28 hari terakhir, 98,7% kasus COVID-19 merupakan kasus tanpa gejala atau bergejala ringan.
Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat vaksinasi COVID-19 Singapura. Hingga Senin (8/11), 85% dari total populasi Singapura sudah divaksinasi dosis penuh. Sedangkan 86% sudah divaksinasi setidaknya satu dosis. Sedangkan 18% sudah divaksin dosis booster.
Bagaimana dengan Malaysia? Di Malaysia sendiri, kasus Delta Plus AY.4.2 pertama terdeteksi pada awal Oktober lalu.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan Malaysia, dua pelajar asal Inggris memasuki Malaysia pada 2 Oktober. Setibanya mereka di Bandara Internasional Kuala Lumpur, mereka langsung melakukan tes PCR. Hasil tes mereka negatif.
Kemudian, kedua pelajar ini menjalani karantina. Pada karantina hari kelima, keduanya kembali menjalani tes PCR. Pada tes kedua inilah keduanya terkonfirmasi positif COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sampel kasus ini sudah dilakukan tes genome sequencing di UMBI-UKM. Dari situlah terungkap kasus tersebut adalah varian Delta Plus AY.4.2.
Petugas memberikan vaksin corona Sinovac kepada warga di Sabak Bernam, Malaysia. Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
Hasil laporannya dirilis pada 30 Oktober 2021, dan kabar ini kemudian disampaikan oleh Kemenkes Malaysia pada Sabtu (6/11) lalu. Saat ini, belum ada kabar apakah ada penyebaran Delta Plus AY.4.2 yang lebih meluas lagi di Malaysia.
Kasus COVID-19 di Malaysia cenderung menunjukkan penurunan sejak akhir Agustus.
Di sekitar tanggal ditemukannya Delta Plus AY.4.2, tidak terlihat adanya peningkatan kasus yang signifikan. Meskipun, jumlah kasus harian masih tergolong cukup tinggi.
Dalam sepekan terakhir (3-9 November), rata-rata kasus harian mencapai 4.988 kasus. Banyak yang kasusnya bergejala ringan, sehingga tidak memerlukan perawatan rumah sakit.
Seorang pekerja medis mengumpulkan sampel usap dari seorang wanita untuk diuji penyakit COVID-19 di Kuala Lumpur, Malaysia, (11/5). Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
Angka kematian juga terus menurun drastis sejak pertengahan September, meskipun sesekali terjadi kenaikan (fluktuasi). Saat ini, rata-rata pasien meninggal harian mencapai 55 jiwa per hari. Jumlah ini merosot jika dibandingkan dengan puncaknya, yakni 417 jiwa per hari pada September.
ADVERTISEMENT
Begitu pun dengan perawatan di rumah sakit akibat COVID-19. Angkanya sudah menurun drastis sejak Agustus lalu.
Per Selasa (9/11), tercatat kasus harian sebanyak 5.403 kasus dan 78 kematian. Sedangkan per Senin (8/11), sekitar 4.472 pasien masih dirawat di rumah sakit akibat corona.
Penurunan kasus dan kematian ini bersamaan dengan tingginya vaksinasi. 76% dari total populasi Malaysia sudah divaksinasi dosis penuh. Sedangkan vaksinasi pada populasi dewasa Malaysia mencapai hampir 94%.