Fakta-fakta di Balik Krisis Air yang Terjadi di Batam

22 Juni 2023 6:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mengambil air genangan di Kecamatan Bengkong, Kota Batam. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Warga mengambil air genangan di Kecamatan Bengkong, Kota Batam. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Warga Kecamatan Bengkong, Kota Batam, mengalami krisis air yang sudah berhari-hari. Mereka pun terpaksa mengambil air hujan yang tergenang di bekas galian tanah.
ADVERTISEMENT
Dari video yang beredar di media sosial terlihat warga menggunakan gayung untuk mengambil air tersebut. Sedikit demi sedikit air dimasukkan ke dalam galon.
Air itu memang tidak untuk diminum, namun digunakan untuk mencuci piring.
Pada 18 Juni 2023, konsorsium air bersih di Batam mengumumkan perbaikan pipa yang rusak di simpang Kepri Mall telah selesai. Tapi, air masih belum merata mengalir.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, sebelumnya menyatakan akan terus berupaya membereskan masalah ini.
"Harap sampaikan kepada masyarakat, Haji Muhammad Rudi tidak akan pernah mengabaikan tanggung jawab terhadap masalah air ini," kata Rudi.

Ngungsi ke Hotel karena Tak Ada Air di Rumah

Krisis air ini bahkan membuat warga memilih mengungsi ke hotel demi bisa mandi. Hal ini dialami Marina, 34 tahun. Air di rumahnya mati pada Jumat (16/6).
ADVERTISEMENT
Marina yang tinggal seorang diri di rumah—suaminya bekerja di Singapura—langsung berniat untuk menyetok air galon. Dia pun mendatangi depot air galon. Tapi ternyata, semua orang berpikiran sama.
"Semua depot air galon diserbu orang sampai-sampai depotnya enggak menerima antrean lagi," kata Marina, Rabu (21/6).
Pada Sabtu (17/6) Marina memutuskan mendatangi hotel demi bisa mandi.
"Ramai banget hotel karena orang-orang pada lari semua ke hotel," ujar karyawati perusahaan swasta itu.
"Terpaksa holiday," kata Marina sambil terkekeh.
Marina tinggal di hotel hingga Minggu (18/6) karena pada Senin (19/6) air di rumahnya sudah nyala.

Ambil Air Genangan Disebut Lumrah

Pemandangan warga mengambil air genangan ternyata bukan hal baru. Arul, warga Kecamatan Batam Kota, Kota Batam, mengatakan sudah tiga tahun ini marak pemandangan seperti itu sehingga baginya itu lumrah.
ADVERTISEMENT
"Makanya saat viral, ya itu kan lumrah sudah tiga tahun begitu," kata Arul, Rabu (21/6).
"Air genangan itu untuk cuci motor, cuci apa, sudah sering itu," ujar Arul.

Tidak Boleh Bikin Sumur Bor di Batam

Ilustrasi keran air. Foto: M. Rizki/kumparan
Warga terpaksa mengambil air genangan karena tidak bisa membuat sumur bor. Rupanya pembuatan sumur bor dilarang di Batam ada Perda yang mengaturnya, yakni Peraturan Daerah (perda) Nomor 4 Tahun 2014, Pasal 136, Poin (K). Tentang Lingkungan Hidup.
Sebagaimana tercantum dalam laman satpolpp.batam.go.id, pada 10 Oktober 2019, Satpol PP Kota Batam menindak sebuah perumahan di Kecamatan Batam Kota.
Perumahan tersebut ternyata membuat sumur bor. Tim Satpol PP Kota Batam langsung menghentikan pengeboran dan membongkar sumur.
kumparan mencoba menelusuri perda dengan nomor tersebut namun namun belum menemukan penjelasan lebih mendalam soal sumur.
ADVERTISEMENT

Kepala BP Batam Gelar Rapat Khusus Bahas Krisis Air

Kepala BP Batam M. Rudi (kiri). Foto: Dok. Istimewa
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi memerintahkan SPAM BP Batam dan PT Air Batam Hulu-Hilir (ABH) untuk segera menyikapi masalah krisis air itu sampai tuntas.
"Saya minta permasalahan air harus segera selesai dan tuntas. Bukan hanya masalah di hilir, tapi persoalan di hulu juga," kata Rudi usai memimpin rapat terbatas yang melibatkan Badan Usaha SPAM dan PT Air Batam Hilir di Balairung Sari BP Batam, Senin (19/6).
"Mengingat, DAM Muka Kuning baru yang berkapasitas 350 liter per detik itu berfungsi untuk menambah air ke daerah yang saat ini sulit dijangkau. SPAM BP Batam dan PT ABH harus saling sinergi dan berkoordinasi dalam menyikapi polemik ini," lanjut Rudi.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya masalah kebocoran pipa, Rudi juga memberikan perhatian terhadap kebutuhan masyarakat yang berada di stress area. Sehingga, kebutuhan dapat terpenuhi ke depannya.
Rudi juga berkomitmen agar kondisi tersebut tak berlarut hingga merugikan banyak pihak. Sehingga, pihaknya pun berencana untuk membentuk tim khusus agar permasalahan air dapat terselesaikan dengan baik.
"Kalau perlu tim khusus, kita akan bentuk. Saya tidak mau masyarakat jadi korban," kata Rudi.