Fakta-fakta Ibu di Semarang Bunuh Anak karena Habiskan Deposito 1,2 M

20 Mei 2022 8:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rizka Sofianasari (34), tersangka pembunuhan anak kandungnya karena terlilit utang Pinjol di Semarang. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rizka Sofianasari (34), tersangka pembunuhan anak kandungnya karena terlilit utang Pinjol di Semarang. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
Polisi mengungkap kasus kematian seorang anak 4 tahun di kamar hotel sekitar Jalan S Parman, Gajahmungkur, Semarang.
ADVERTISEMENT
Anak berinisial KA itu dibunuh oleh ibu kandungnya yakni Riska Sofianasari alias RS (34).
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, mengatakan pelaku tega membunuh anak kandungnya karena memiliki masalah rumah tangga dengan suaminya.
Rizka takut jika suaminya tahu ia menggunakan uang tabungan Rp 38 juta untuk membayar pinjol.
Berikut sejumlah fakta-fakta kasus pembunuhan ibu terhadap anak kandung di Semarang.
Ilustrasi TKP pembunuhan. Foto: Getty Images

Motif Pembunuhan

Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lombantoruan menegaskan latar belakang Riska Sofianasari (34) membunuh anaknya dan berencana bunuh diri bukan karena stres akibat terlilit pinjaman online (pinjol).
Donny mengatakan, utang Riska di pinjol sebesar Rp 38 juta telah lunas dibayar. Utang itu sebenarnya bukan buat Riska, melainkan oleh temannya yang berinisial SS. SS meminjam identitas Riska untuk meminjam sejumlah uang dan kabur.
ADVERTISEMENT
"Utang pinjolnya Rp 38 juta sudah dibayar. Masalah utamanya itu deposito yang dihabiskan itu daripada pinjol. Jadi dia biasa saja sama pinjolnya," ujar Donny di Mapolrestabes Semarang, Rabu (18/5).
Dia juga menyebut, sosok SS yang meminjam identitas Riska untuk berutang juga masih misterius.
"Belum diketahui, si pelaku sendiri aja tidak bisa menjelaskan keberadaan sosok SS ini seperti apa. Kalau masalah pinjol SS itu kan izin minjam identitas. Tapi tanpa keterangan SS juga sudah cukup," jelas dia.
Namun, Riska dan suaminya sempat mendapat teror dan ancaman dari penyedia jasa pinjaman online. Teror pinjaman itulah yang perlahan menguak kebohongan Riska.
"Memang sempat dapat teror dari pinjol kalau tidak bayar akan begini-gini. Suami juga tahu istrinya (memakai jasa) pinjol setelah dapat broadcast. Begitu suaminya tahu hal yang kecil saja Rp 38 juta tanpa izin sudah semarah itu. Sementara dia masih menyimpan kebohongan yang lebih besar lagi Rp 1,2 miliar, yang dia khawatirkan itu," beber Donny.
Rizka Sofianasari (34), tersangka pembunuhan anak kandungnya karena terlilit utang Pinjol di Semarang. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan

Bergaya Hidup Mewah

Riska Sofianasari (34), ibu di Semarang yang tega membunuh anak kandungnya, dikenal sebagai sosok yang memiliki gaya hidup mewah.
ADVERTISEMENT
Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lombantoruan mengatakan, ibu dua anak itu menghabiskan uang miliaran rupiah tabungan depositonya untuk memenuhi gaya hidup.
Dengan demikian, Riska membunuh anaknya tak cuma soal terlilit utang pinjol Rp 38 juta yang sudah dilunasinya itu.
"Gaya hidup saja. Pengakuannya memang suka liburan keluarga keluar kota, paling jauh ke Bali, itu menggunakan dana-dana itu. Tapi caranya itu bohongin suaminya seolah-olah ada biaya promo," ujar Donny di Mapolrestabes Semarang, Rabu (18/5).
Selain habis untuk liburan, uang deposito itu juga digunakan pelaku untuk berbelanja online mulai dari sepatu hingga tas.
"Untuk belanja online, barang-barang yang enggak kelihatan. Lalu ada tas, sepatu. Ini akumulasi dari tahun 2019 sampai 2022," sebut dia.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pembunuhan anak. Foto: Zwiebackesser/Shutterstock

Tak Tunjukkan Penyesalan

Sikap tenang tanpa penyesalan ditunjukkan Riska Sofianasari (34) usai membunuh anak kandungnya yang masih berusia 4 tahun.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lombantoruan, mengatakan pelaku tidak pernah menunjukkan raut muka sedih selama proses pemeriksaan berlangsung.
"Mukanya benar-benar datar. Raut wajah sedih pun tidak ada. Kok kamu sebagai ibunya enggak menangis di depan saya atau penyidik. [Tersangka jawab] Ya saya sebenarnya sedih pak, tapi saya lihatnya datar saja gitu," ujar Donny, Rabu (18/5).
Polisi sempat heran dengan ekspresi tanpa penyesalan yang ditunjukkan pelaku. Bahkan saat ditahan di Polsek Gajah Mungkur tidak pernah sekalipun tersangka terlihat menangis.
"Saya nanya Kapolsek Gajahmungkur apakah dia nangis atau tidak, kapolsek bilang enggak ada. Dia terlihat tanpa penyesalan. Saya juga bingung itu," ungkap Donny.
ADVERTISEMENT