Fakta-fakta Kecelakaan Jeju Air: 179 Orang Tewas, Diduga Tabrak Burung

30 Desember 2024 8:44 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Jeju Air. Foto: Suparat Chairatprasert/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Jeju Air. Foto: Suparat Chairatprasert/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kecelakaan terjadi di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12). Pesawat Jeju Air yang membawa 175 penumpang dan enam awak itu keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding pembatas.
ADVERTISEMENT
Meski penyebab pasti kecelakaan masih dalam penyelidikan, Yonhap News melaporkan dugaan awal tabrakan pesawat dengan burung menyebabkan kerusakan pada roda pendaratan.
Dari 173 warga Korea Selatan dan dua warga Thailand di dalam pesawat, sedikitnya 47 orang tewas.
"Setidaknya 47 orang tewas dan dua awak pesawat diselamatkan dari kecelakaan pesawat yang terbakar di Korea Selatan pada hari Minggu," kata pejabat pemadam kebakaran nasional, seperti diberitakan Reuters.
Ia menambahkan, setidaknya 33 jenazah telah ditemukan, namun jumlah tersebut belum final.
Pesawat tersebut tengah dalam perjalanan pulang dari Bangkok, Thailand. Kecelakaan terjadi saat pesawat hendak mendarat di bandara yang terletak di barat daya Korsel.
Dikutip dari AFP, menurut Badan Pemadam Kebakaran Korea Selatan, hingga saat ini dua orang ditemukan selamat, yakni seorang pramugari dan satu penumpang.
ADVERTISEMENT
Tim penyelamat masih berusaha menjangkau korban yang terjebak di bagian ekor pesawat.
Asap hitam tebal membubung dari lokasi kecelakaan. Sebanyak 32 mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kejadian.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan pesawat tergelincir keluar landasan, menabrak dinding, dan sebagian tubuhnya terbakar.
Menurut keterangan Flightradar24, berdasarkan video tersebut, pesawat yang dioperasikan oleh Boeing 737-800 itu sedang melakukan pendaratan darurat di Muan.
Lembaga itu juga menjelaskan bahwa pesawat ditenagai oleh dua mesin CFM56-7B dan bukan varian MAX.
Jeju Air menerima pengiriman pesawat tersebut pada 2017. Sebelumnya, pesawat ini dioperasikan oleh Ryanair.
CEO Jeju Air Minta Maaf, Sebut Pesawat Tak Rusak Saat Berangkat dari Bangkok
CEO Jeju Air Kim E-bae (keempat dari kiri) dan anggota eksekutif lainnya meminta maaf sebelum konferensi pers terkait kecelakaan pesawat Jeju Air di Seoul, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Foto: Yonhap via AP
CEO Jeju Air, Kim E-bae, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada keluarga korban kecelakaan pesawat yang menewaskan sedikitnya 96 orang di Bandara Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12).
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers singkat, Kim menegaskan prioritas utama perusahaan saat ini adalah mendukung keluarga korban.
Ia mengatakan pesawat yang mengalami kecelakaan tidak memiliki catatan insiden sebelumnya, dan tidak menunjukkan tanda-tanda awal kerusakan sebelum penerbangan.
“Pertama-tama, kami menundukkan kepala untuk menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang telah mempercayai Jeju Air. Sekitar pukul 09.03 pada tanggal 29 Desember, penerbangan 7C2216 dari Bangkok ke Muan terbakar saat mendarat di Bandara Internasional Muan.
Pertama-tama, kami menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf yang sedalam-dalamnya kepada keluarga penumpang yang kehilangan nyawa dalam kecelakaan ini. Saat ini, penyebab kecelakaan masih sulit dipastikan, dan kami harus menunggu hasil investigasi resmi dari instansi pemerintah terkait.
Apa pun penyebabnya, sebagai CEO, saya merasa sangat bertanggung jawab atas insiden ini. Jeju Air akan melakukan segala yang mungkin untuk segera menangani kecelakaan ini dan memberikan dukungan kepada keluarga penumpang. Kami juga akan melakukan yang terbaik untuk memastikan penyebab kecelakaan tersebut bekerja sama dengan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Sekali lagi, kami berdoa bagi mereka yang kehilangan nyawa dalam kecelakaan ini dan menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan,” ungkap CEO Jeju Air, Kim E-bae, seperti diberitakan Guardian.
Kisah Pramugari Jeju Air Usai Selamat dari Kecelakaan Pesawat di Muan Korsel
Keluarga penumpang Jeju Air yang mengalami kecelakaan menangis di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
Di tengah tragedi kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Muan Korea Selatan, pada Minggu (29/12), salah satu dari dua korban selamat adalah seorang pramugari berinisial Lee (30).
Meski mengalami patah tulang di bahu kiri dan cedera kepala, Lee masih dalam kondisi sadar saat dibawa ke rumah sakit.
Namun, reaksi Lee mengundang perhatian. Mengutip Yonhap, ketika seorang dokter menanyakan bagian tubuh mana yang terasa sakit, Lee justru balik bertanya, “Kenapa saya bisa berada di sini?”
ADVERTISEMENT
Lee mengaku hanya mengingat duduk dan mengencangkan sabuk pengaman sebelum pesawat mendarat, kemudian kehilangan kesadaran hingga akhirnya tersadar di rumah sakit.
Pihak rumah sakit yang merawat Lee menduga reaksi itu muncul karena trauma dan kepanikan.
“Karena situasinya menimbulkan kepanikan, saya rasa dia menanyakan hal itu karena mengkhawatirkan kondisi para penumpang,” ujar seorang petugas medis, seperti diberitakan Yonhap.
Menurut laporan terbaru Badan Pemadam Kebakaran Korea Selatan, 177 orang--84 wanita, 82 pria, dan 11 lainnya yang jenis kelaminnya tidak dapat diidentifikasi--tewas dalam kecelakaan tersebut.
Pihaknya mengatakan kemungkinan besar hanya dua orang yang berhasil diselamatkan.
Lee yang bertanggung jawab atas penumpang di bagian belakang pesawat, kini dirawat di rumah sakit dengan denyut nadi yang stabil dan mampu berjalan.
ADVERTISEMENT
Sesuai permintaan keluarga, ia akan segera dipindahkan ke fasilitas medis di Seoul.
Selain Lee, satu awak lain yang selamat dari tragedi ini adalah seorang pria berusia 20-an. Ia saat ini dirawat di Rumah Sakit Joongang, namun kondisinya belum dirinci lebih lanjut.
Laporan sebelumnya mengungkap salah satu dari dua korban selamat memberi tahu petugas penyelamat bahwa pesawat tersebut menabrak kawanan burung. Namun, hingga kini belum ada keterangan resmi mengenai penyebab kecelakaan.
Korsel Tetapkan 7 Hari Berkabung atas Tragedi Jeju Air yang Tewaskan 179 Orang
Menteri Keuangan Korea Selatan Choi Sang-mok. Foto: Yonhap via AFP
Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, menetapkan masa berkabung nasional selama tujuh hari hingga 4 Januari mendatang. Sikap itu menyusul kecelakaan tragis pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Minggu (29/12).
ADVERTISEMENT
Tim Penyelamat Korsel memastikan salah satu insiden penerbangan paling mematikan itu telah menewaskan 179 dari 181 penumpangnya. Hanya ada dua orang, yakni awak kabin, yang selamat.
Di antara para korban, lima di antaranya adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun, termasuk penumpang termuda berusia tiga tahun.
Berdasarkan manifes penumpang, sebagian besar korban merupakan warga Korea Selatan berusia 40 hingga 60 tahun. Dua penumpang lainnya adalah warga negara Thailand.
Dua anggota kru, satu pria dan satu wanita, berhasil diselamatkan oleh petugas darurat.
Keduanya dalam kondisi sadar dan tidak mengalami cedera yang mengancam jiwa.