Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Fakta-Fakta Mertua Bunuh Sadis Menantu yang Hamil 7 Bulan
2 November 2023 8:41 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Khoiri alias Satir (52) tega membunuh menantunya, Fitria Almuniroh Hafidloh Dinayah (23) yang tengah hamil 7 bulan. Peristiwa itu terjadi di rumah mereka di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Selasa (31/10).
ADVERTISEMENT
Pembunuhan itu pertama kali diketahui suami korban atau anak pelaku bernama M Sueb Wibisono sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu dia baru pulang kerja, namun saat masuk ke rumah pintunya terkunci.
Sueb mengintip dari jendela dan melihat ayahnya sedang duduk di kursi di dalam rumah. Sueb yang curiga, kemudian berusaha membuka pintu dan berhasil masuk ke dalam rumah. Pelaku yang melihat Sueb masuk rumah, langsung melarikan diri.
Berikut kumparan rangkum fakta-fakta kasus pembunuhan tersebut.
Janin di Kandungan Ikut Tewas
Fitria tengah hamil 7 bulan saat dibunuh mertuanya. Janin di dalam kandungan Fitria ikut tewas dalam peristiwa tersebut.
"Anak yang dikandung korban dinyatakan tidak selamat oleh tim medis atau ikut meninggal dunia. Sehingga langsung dimakamkan," kata Waka Polres Pasuruan, Kompol Hari Aziz, Rabu (1/11).
ADVERTISEMENT
Fitria dan bayinya dimakamkan bersama di pemakaman umum setempat di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan Rabu (1/11/2023) pukul 03.00 WIB dini hari.
Aziz mengatakan pengecekan kondisi bayi di dalam perut Fitri dilakukan di Puskesmas Purwodadi melalui alat USG.
"Meninggalnya bayi dalam kandungan korban melalui cek USG, tidak dioperasi," katanya.
Pelaku Tak Mabuk, Mandi Sebelum Membunuh
Polisi beberkan kondisi Khoiri alias Satir (52) yang membunuh menantu perempuannya, Fitria Almuniroh Hafidloh Diniyah (23). Dia dalam kondisi sadar saat menggorok pisau dapur ke leher korban.
"Pelaku saat membunuh korban dalam kondisi sadar dan tidak dalam pengaruh minuman keras beralkohol," jelas Waka Polres Pasuruan, Kompol Hari Aziz, Rabu (1/11).
Bahkan, polisi pun mengungkapkan, sebelum membunuh korban pelaku lebih dahulu mandi.
ADVERTISEMENT
"Bahkan saat itu dia baru mandi," bebernya.
Alasan Membunuh
Khoiri mengaku membunuh menantunya yang sedang hamil 7 bulan itu karena lapar dan tidak disiapkan makanan.
Hal tersebut diungkapkan Khiori kepada polisi saat pertama kali diamankan ke Polsek Purwodadi, Polres Pasuruan, usai insiden pembunuhan, Selasa (31/10).
"Alasannya pelaku saat itu lapar," kata Kapolsek Purwodadi, Polres Pasuruan, AKP Pujianto, Rabu (1/11).
Namun, kata Pujianto, alasan tersebut diragukan oleh anak pelaku yang juga suami korban, yakni M. Sueb Wibisono (31).
"Hal itu dibantah oleh anak pelaku atau suami korban yang bernama Sueb. Sueb menerangkan istrinya itu peduli. Selalu memasak makanan, tidak pernah sampai kelaparan," kata Pujianto.
Menurut keterangan Sueb, dua hari sebelum kejadian, ayahnya itu kerap marah-marah. Namun dia tidak tahu apa yang menyebabkan ayahnya itu menjadi temperamental.
ADVERTISEMENT
"Pengakuan anaknya (Sueb), pelaku akhir-akhir ini tiap malam suka marah-marah," ucapnya.
Isu Pemerkosaan
Sejauh ini, alasan Khoiri membunuh menantunya itu karena lapar dan tidak disiapkan makanan. Itu pengakuannya saat diperiksa polisi.
Namun, beredar isu pemerkosaan dalam kasus ini. Polisi belum memberi jawaban karena masih dilakukan pendalaman.
"Masih dalam pendalaman perkara. Insyaallah besok akan kita rilis," Waka Polres Pasuruan, Kompol Hari Aziz, Rabu (1/11).
Profil Mertua Keji di Pasuruan Pembunuh Menantu: Duda, Kerja Serabutan
Satreskrim Polres Pasuruan menyebut Khoiri merupakan pria pekerja serabutan.
"Pelaku ini kerjanya serabutan, kadang jadi kuli di toko bangunan," jelas Waka Polres Pasuruan, Kompol Hari Aziz.
Aziz juga menyebut pelaku ini sudah lama menduda, setelah ditinggal mati istrinya.
ADVERTISEMENT
"Korban baru setahun belakangan tinggal bersama suaminya dalam satu rumah bersama pelaku," ujar Aziz.
Sempat VC Ibunya, Bilang Mau Jual TV
Korban diketahui sempat menghubungi ibunya di Surabaya melalui video call.
Saat itu Fitria cerita ingin menjual TV di rumahnya di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.
"Posisi kemarin itu dia masih VC-an (video call) sama saya. Dan ia sempat bilang, mau jual TV sama STB-nya buat beli sepeda jelek-jelekkan," terang ibu korban, Nurul Afini, Rabu (1/11).
Nurul Afini mengatakan, video call bersama anaknya itu berlangsung mulai pukul 13.00 WIB sampai dengan 14.45 WIB, atau beberapa saat sebelum kematian korban.
Korban menceritakan ingin menjual TV STB itu seharga Rp. 1 juta. Dan sudah ditawar tetangganya dengan harga murah Rp 750 ribu.
ADVERTISEMENT
Nurul lalu menyarankan agar menjual TV STB itu ke bapaknya (istri Nurul). "Mendengar itu saya bilang ke suami; 'Yah beli ta TV-nya anakmu 1 juta dari pada dibeli orang lain'," kata Nurul.
Live Update