Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
1 Ramadhan 1446 HSabtu, 01 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Sebanyak 5 anggota Polres Tarakan terluka dalam penyerangan oknum anggota TNI dari Satgas Bantuan Penugasan (BP) Satgas Yonif 614/RJP, Senin (25/2) malam sekitar pukul 22.45 WIB.
ADVERTISEMENT
Kodam VI/Mulawarman membenarkan bahwa OTK yang terlibat penyerangan Polres Tarakan adalah anggota TNI. Insiden yang terjadi pada Senin (24/2) malam itu, mengakibatkan 5 polisi terluka dan sejumlah fasilitas Polres Tarakan rusak parah.
"Kodam VI/Mulawarman menegaskan bahwa kejadian yang melibatkan beberapa anggota Bantuan Penugasan (BP) Satgas Yonif 614/RJP di Tarakan pada Senin malam, 24 Februari 2025 sekitar pukul 23.30 WITA, merupakan kesalahpahaman semata," kata Kapendam VI Mulawarman, Kolonel Kav Kristiyanto lewat keterangannya, Selasa (25/2).
Kristiyanto menyebut, saat ini anggota yang terlibat penyerangan tersebut tengah diperiksa. Mereka juga telah berkoordinasi dengan Polda Kaltara.
Salah Paham
Ia mengatakan, insiden itu terjadi karena salah paham. Ia memastikan, soliditas antara TNI dan Polri masih terjaga baik.
ADVERTISEMENT
"Ini murni kesalahpahaman antar individu, bukan masalah antar institusi. TNI dan Polri tetap solid dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Kalimantan Utara, termasuk Kota Tarakan,” kata Kristiyanto.
Pangdam juga memastikan saat ini situasi di Tarakan telah kondusif.
Pangdam VI/Mulawarman juga terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait guna memastikan penyelesaian yang baik dan menjaga suasana tetap kondusif.
TNI Periksa Anggotanya yang Diduga Serang dan Rusak Polres Tarakan
Sejumlah oknum TNI melakukan penyerangan ke Mapolres Tarakan, Kalimantan Utara pada Senin (24/2) malam. Anggota TNI yang diduga terlibat telah diperiksa.
“Sejak kejadian, Danyonif 613/RJA sebagai satuan induk telah menggelar apel luar biasa dan melakukan pemeriksaan terhadap personel yang diduga terlibat,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Selain itu, Dansat Brimob Polda Kaltara, Danrem 092/MRL, Danbrig 24/BC, serta Dandim 0907/Tarakan telah melaksanakan koordinasi intensif guna menjaga soliditas TNI-Polri di wilayah Kalimantan Utara,” sambungnya.
Pastikan Proses Hukum Berjalan
TNI memastikan akan memproses hukum anggotanya yang terlibat dalam penyerangan Polres Tarakan. Hal tersebut disampaikan Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha saat melakukan peninjauan lokasi kejadian bersama Kapolda Kaltara Irjen Pol Hary Sudjiwanto.
"TNI akan memastikan proses hukum berjalan sesuai aturan dan Soliditas TNI-Polri tetap terjaga," tegas Rudy, kepada wartawan di lokasi, Selasa (25/2).
Tanggung Jawab Perbaiki Polres Tarakan
Prajurit TNI bertanggung jawab atas insiden penyerangan yang terjadi di Polres Tarakan. Mereka memperbaiki fasilitas yang rusak di kantor polisi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sebagai bagian dari proses rekonsiliasi, perbaikan terhadap fasilitas Mapolres yang mengalami kerusakan telah dilakukan oleh personel Yonif 613/Rja sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen menjaga hubungan baik antara TNI dan Polri," terang Kristiyanto.
Dalam keterangan tertulis yang diberikan Kristiyanto, tercatat ada beberapa kerusakan di Polres Tarakan. Seperti kaca-kaca dan pintu di Pos Jaga serta beberapa bagian lain.
Selain bertanggung jawab, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha juga mengunjungi beberapa personel Polres Tarakan yang masih dirawat di RSUD M. Yusuf S.A.
"Kunjungan ini merupakan bentuk kepedulian dan langkah nyata dalam membangun kembali hubungan harmonis antara kedua institusi," kata Kristiyanto.
Tak hanya itu, Pangdam juga langsung mengumpulkan semua prajurit dari Yonif 613/Rja dan Yonif 614/RJP. Para prajurit lalu diberikan arahan soal kedisiplinan, profesionalisme dan keharmonisan dengan Polri.
ADVERTISEMENT
Pemicu Penyerangan Polres Tarakan
Kristiyanto mengatakan insiden tersebut dipicu pengeroyokan yang dialami seorang anggota Yonif 614/RJP oleh personel Polres Tarakan. Peristiwa itu terjadi pada 22 Februari 2025.
"Pangdam VI/Mulawarman, Mayjend TNI Rudy Rachmat Nugraha, S.I.P., M.Sc. menjelaskan bahwa insiden kesalahpahaman ini berawal dari peristiwa pada Sabtu, 22 Februari 2025 terjadi pengeroyokan terhadap seorang anggota Yonif 614/RJP oleh sekitar 5 orang personel Polres Tarakan," kata Kristiyanto dalam keterangannya, Selasa (25/2).
Peristiwa itu sebenarnya sudah dilakukan mediasi antara personel Polres Tarakan dan anggota Yonif 614/RJP. Mereka sepakat anggota Polres Tarakan yang terlibat pengeroyokan memberikan biaya pengobatan ke korban sebesar Rp 10 juta. "Namun janji tersebut tidak kunjung direalisasikan," ujar Kristiyanto.
"Sehingga pada Senin, 24 Februari 2025 sekitar pukul 23.30 WITA, sekitar 20 orang anggota Yonif 614/RJP mendatangi Mapolres Tarakan dengan maksud mencari lima anggota Polres yang diduga terlibat dalam insiden pengeroyokan tersebut," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kristiyanto menerangkan aksi tersebut dilakukan secara spontanitas. Penyerangan menyebabkan sejumlah kerusakan di kantor polisi tersebut.
"Dalam aksi spontanitas tersebut, terjadi pelemparan batu yang mengakibatkan kerusakan pada kaca dan pintu Pos Jaga serta beberapa kaca Mapolres Tarakan," ujarnya.
Terkait peristiwa tersebut, Kristiyanto memastikan Pangdam VI/Mulawarman Mayjend TNI Rudy Rachmat Nugraha dan Kapolda Kalimantan Utara Irjen Hary Sudwijanto telah berkoordinasi untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Keduanya juga akan menindak tegas oknum anggota yang terlibat dalam peristiwa pengeroyokan maupun penyerangan.
"Kedua institusi telah sepakat untuk menindak personel masing-masing yang terbukti melakukan pelanggaran, sesuai dengan aturan yang berlaku," ujarnya.