news-card-video
27 Ramadhan 1446 HKamis, 27 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Fakta-fakta OPM Serang Guru-Tenaga Kesehatan di Yahukimo

24 Maret 2025 6:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III mengevakuasi jenazah guru yang menjadi korban pembunuhan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Minggu (23/03/2025). Foto: Dok. Dispenad
zoom-in-whitePerbesar
Tim Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III mengevakuasi jenazah guru yang menjadi korban pembunuhan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Minggu (23/03/2025). Foto: Dok. Dispenad
ADVERTISEMENT
Organisasi Papua Merdeka atau OPM kembali berulah. Mereka menyerang sekolah dan menewaskan guru. Berikut rangkuman peristiwanya:
ADVERTISEMENT
Seorang guru bernama Rosalina (30) tewas diserang oleh kelompok OPM di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Tim Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III telah mengevakuasi jenazah guru tersebut pada Minggu (23/3).
Ada tujuh orang korban penyerangan OPM tersebut. Selain Rosalina yang tewas dengan luka mengenaskan, tiga korban lainnya mengalami luka berat yakni Vidi, Cosmas dan Tari. Sementara tiga korban lainnya mengalami luka ringan yakni Vanti, Paskalia, Irmawati.
Mereka menjadi korban usai sekolah tempat mereka mengajar dibakar oleh OPM pada Jumat (21/3) pukul 17.00 WIT. Insiden ini menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat setempat, terutama tenaga pendidik dan siswa.
Polri dan TNI mengevakuasi korban serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua. Foto: Dok. Humas Polri
"Evakuasi dilakukan dengan pengamanan ketat mengingat kondisi di Distrik Anggruk masih sangat rawan. Tim kami harus menghadapi medan berat dan potensi gangguan dari kelompok bersenjata," kata Letkol Inf Gustiawan, Dansatgas Rajawali II Koops TNI Habema Kogabwilhan III.
ADVERTISEMENT
"Namun, berkat koordinasi yang baik, jenazah korban berhasil dibawa ke Bandara Dekai Kab. Yahukimo untuk proses identifikasi lebih lanjut," sambungnya.
Selain mengevakuasi korban, TNI juga mendokumentasikan kerusakan akibat aksi pembakaran sekolah yang dilakukan oleh OPM.
Sementara itu, Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto menegaskan komitmennya dalam mendukung proses evakuasi serta menjamin keamanan di wilayah tersebut.
"Satgas Habema hadir sebagai bagian dari upaya negara dalam memastikan setiap warga negara, termasuk tenaga pendidik, dapat hidup dan bekerja dengan aman," ujarnya.
"Kami telah mengerahkan personel untuk mengevakuasi jenazah korban, serta mengamankan lokasi agar situasi tetap terkendali," sambungnya.
OPM Bakar Sekolah & Bunuh Guru di Yahukimo Sempat Minta Uang tapi Tak Dipenuhi
TNI lakukan evakuasi terhadap tenaga pengajar dan tenaga kesehatan pasca serangan OPM di Distrik Anggruk, Papua Pegunungan. Foto: Dok. Puspen TNI
Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang membakar sekolah dan menganiaya guru serta tenaga kesehatan di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat (21/3) lalu ternyata sempat meminta uang kepada guru dan tenaga kesehatan itu. Namun permintaan itu tidak dipenuhi.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Kapuspen TNI Brigjen TNI Kristomei Sianturin dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan. Serangan itu diduga dilakukan oleh kelompok OPM pimpinan Elkius Kobak.
Karena permintaan uang tersebut tidak dipenuhi, kelompok ini melakukan aksi kekerasan pembunuhan terhadap seorang guru, dan menganiaya enam orang guru, membakar gedung sekolah dan rumah guru, serta menimbulkan ketakutan di masyarakat.
TNI telah melakukan evakuasi terhadap tenaga pengajar dan tenaga kesehatan usai serangan tersebut.
"TNI telah mengerahkan personel untuk mengevakuasi korban, mengamankan wilayah, dan mendukung pemulihan situasi pasca-tindakan biadab dan pengecut dari OPM," ujar Kristomei, Minggu (23/3).
TNI bersama aparat terkait telah berhasil mengevakuasi total 42 tenaga pengajar dan tenaga kesehatan dari Yahukimo ke Jayapura. Selain itu, TNI meningkatkan pengamanan di wilayah rawan dan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menindak tegas pelaku serangan ini.
ADVERTISEMENT
Natalius Pigai soal OPM Bunuh Guru di Yahukimo: Masyarakat Harus Dilindungi
TNI lakukan evakuasi terhadap tenaga pengajar dan tenaga kesehatan pasca serangan OPM di Distrik Anggruk, Papua Pegunungan. Foto: Dok. Puspen TNI
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai berbelasungkawa atas meninggalnya seorang guru akibat serangan Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua, Jumat (21/3). Sekolah pun turut dibakar oleh Kelompok OPM tersebut.
Pigai sudah berkomunikasi dengan Gubernur NTT Melki Lakalena dan otoritas daerah di Provinsi Papua Pegunungan agar memastikan penanganan yang maksimal terhadap para korban.
"Kami sangat menyayangkan kejadian ini dan turut berbelasungkawa dengan keluarga korban atas kejadian di Yahukimo ini," kata Pigai dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (23/3).
"Saya juga sudah berkomunikasi langsung dengan Gubernur NTT serta otoritas di daerah Papua Pegunungan agar memastikan penanganan para korban pasca-kejadian ini dengan baik termasuk yang korban luka agar tertangani dengan maksimal," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga meminta agar pemerintah memastikan dengan lebih baik lagi upaya perlindungan terhadap masyarakat sipil sehingga tidak ada lagi kejadian serupa terulang.
"Masyarakat sipil bagaimana pun harus dilindungi utamanya di daerah-daerah rawan yang ada, seperti Yahukimo ini," lanjutnya.