Fakta-fakta 'Pantai Terkotor' di RI Penuh Sampah Lagi

25 April 2024 6:51 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
'Pantai Terkotor' RI di Banten yang Sempat Dibersihkan Pandawara Group Penuh Sampah Lagi Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
'Pantai Terkotor' RI di Banten yang Sempat Dibersihkan Pandawara Group Penuh Sampah Lagi Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Pantai Teluk di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten sempat mencuri perhatian usai dinobatkan sebagai pantai terkotor nomor 1 di Indonesia oleh Pandawara Group.
ADVERTISEMENT
Sempat bersih ia kini kotor lagi.
Apa pasal? kumparan merangkumnya untuk Anda, Kamis (25/4):
Pada Mei 2023, Pandawa Group melalui media sosialnya pun kemudian berinisiatif untuk mengajak para warga melakukan pembersihan sehingga berhasil menarik simpati berbagai elemen masyarakat dan pemerintah setempat.
Akhirnya, mereka saling bergotong royong ikut membersihkan puluhan ton sampah hingga membuat Pantai Teluk menjadi bersih.
Dari pantauan di lokasi pada Senin (22/4), kondisi tumpukan sampah di Pantai Teluk terlihat berada di belakang SPBU Nelayan sejauh hampir 100 meter ke arah lapangan Desa Teluk.
Sampahnya pun beragam mulai dari plastik, kasur, kain-kain bekas hingga kayu. Bahkan papan peringatan untuk tidak membuang sampah pun kondisinya sudah tak terpasang dan tersandar ke dinding mesjid di lokasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah seorang warga setempat, Ading (54), mengaku kondisi Pantai Teluk sudah cukup lama kembali dipenuhi oleh sampah. Namun menurutnya, sampah-sampah tersebut dibawa oleh arus laut saat gelombang tinggi menghantam Pantai Teluk.
"Sudah lama begini, biasanya awal tahun akan datang sampah kiriman yang terbawa oleh air laut. Setiap angin datang sampai bulan lima, karena terbawa angin barat," kata Ading ditemui di Pantai Teluk.
Diakui Ading, semenjak dibersihkan oleh Pandawara Group, kondisi Pantai Teluk sudah tak pernah lagi dibersihkan. Jadi terkesan dibiarkan sehingga membuat sampah yang terbawa arus laut semakin menumpuk.
"Tahun lalu pernah (dibersihkan) saat sama Pandawara Group, setelah itu tidak ada lagi. Paling hanya warga sini yang bakar sampah semampunya. Kalau dari pemerintah itu tidak ada, dibiarkan saja, makanya sampahnya makin banyak," ujarnya.
Pantai Teluk di Pandeglang, Banten, yang sempat viral dibersihkan Pandawara Group, kotor lagi. Foto: kumparan
Meski mengaku tak terlalu terganggu dengan tumpukan sampah, namun Ading berharap pemerintah untuk lebih peduli dengan melakukan upaya-upaya agar Pantai Teluk bisa sepenuhnya bersih terus menerus sehingga bisa jadi objek wisata baru di Kabupaten Pandeglang.
ADVERTISEMENT
"Mau gimana lagi, kami sudah biasa, sampahnya juga tidak bau, tidak mengganggu kesehatan, paling sering nyangkut ke baling-baling perahu kalau saya mau melaut. Yah inginnya dibersihkan biar lebih enak dipandang, ingin bersih biar jadi tempat wisata kayak di tempat lain," ungkapnya.
Sekretaris Desa Teluk Saukatudin mengatakan, sampah yang kembali menumpuk di Pantai Teluk merupakan kiriman yang terbawa arus laut saat terjadi gelombang tinggi.
"Itu sampah dari arus laut, kalau dari pelelangan itu sampai ke Pantai Badakan sih sudah dibersihkan. Waktu itu yang membersihkan dari Dinas Lingkungan Hidup. Dan sudah pernah bersih total sama Pandawara dulu. Cuma itu sampah yang terbawa ombak pas gelombang tinggi, pas musim barat," kata Saukatudin saat ditemui, Senin (22/4).
ADVERTISEMENT
Diakui Saukatudin, pihak Pemerintah Desa Teluk sudah melakukan upaya untuk membuat Pantai Teluk tetap bersih. Namun, katanya, cuaca buruk yang kerap menghantan wilayah pesisir Pantai Teluk membuat sampah kembali datang dan terus menumpuk.
"Kami istilahnya memerintahkan kepada RT dan RW agar sampah dari warga yang tinggal di pesisir Pantai Teluk itu dikumpulkan dan nanti diambil seminggu dua kali, udah ada ikhtiar itu," kata dia.
"Tapi mau sebersih apa pun, ketika rob dan ombak besar datang, tetap aja sampah mah datang ke darat," terangnya.
Aksi bersih-bersih Pantai Teluk di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten pada Rabu (24/4/2024). Foto: kumparan
Untuk itu, ia pun berharap dibuatkan break water (pemecah gelombang) di sekitaran Pantai Teluk untuk mencegah aliran sampah dari laut terbawa ombak ke daratan Pantai Teluk.
"Harapan kami sebenarnya itu dibikin break water dari bibir pantai itu sejauh 1 kilometer, karena selama belum terbangun break water itu di Teluk sering terjadu banjir (rob) tahunan, dan setiap tahun juga kami akan selalu direpotkan dengan masalah sampah seperti ini," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Pada Mei 2023, Pandawa Group melalui media sosialnya pun kemudian berinisiatif untuk mengajak para warga melakukan pembersihan sehingga berhasil menarik simpati berbagai elemen masyarakat dan pemerintah setempat. Pandawara sempat melabeli pantai ini pantai terkotor nomor 1 di Indonesia.
3, Kata Bupati dan Tokoh
Bupati Pandeglang Irna Narulita sbicara terkait tumpukan sampah yang kembali mengotori Pantai Teluk.
Irna mengatakan, sampah itu bukan berasal dari warga sekitar. Sampah itu disebut berasal dari laut yang terbawa arus ke Pantai Teluk.
"Sampah kita ini kiriman dari laut, bisa saja bukan dari kabupaten/kota di Pemprov Banten, bisa jadi kiriman dari Lampung, dari mana-mana," kata Irna di Pantai Teluk, Rabu (24/4).
Tokoh masyarakat Desa Teluk, Jumemi alias Abang Otoy (50) membantah pernyataan Bupati Pandeglang tersebut
ADVERTISEMENT
Jumemi mengatakan, kerap melihat warga membuang sampah di Pantai Teluk. Bahkan, ada juga warga yang membuang sampah ke sungai yang airnya mengalir ke pantau tersebut.
"Itu jelas (sampah dari masyarakat), karena bisa dibuktikan, dan bukan saya aja yang sering lihat, ada warga yang buang sampah dari jembatan Labuan ke Sungai Cipunten Agung, itu tengah malam. Ada juga yang buang ke pinggir laut di sini, pokoknya yang berdekatan dengan air, itu biasanya suka seenaknya buang sampah, karena tingkat kesadarannya masih rendah," kata Jumemi di Pantai Teluk.
Jumemi menyebut, ada 9 desa yang berdekatan dengan Pantai Teluk. Umumnya warga tersebut membuang sampah ke pantai tersebut. Kondisi itu diperparah dengan kondisi pantai yang berbentuk cekung.
ADVERTISEMENT
"Dari 9 desa itu ada beberapa desa yang berdekatan dengan sungai bahkan bibir pantai. Ya mungkin itu salah satu faktornya sehingga terkumpul di sini (Pantai Teluk), karena lokasi teluk ini cekungan jadi kayak ikan masuk perangkap, jadi (sampah) nggak bisa keluar lagi," beber Jumemi.