Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Fakta-fakta Pembunuhan Siswi SMPN 6 Tasik oleh Ayah Kandung karena Study Tour
27 Februari 2020 19:16 WIB
ADVERTISEMENT
Nasib nahas menimpa siswi SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya , Jawa Barat, bernama Delis Sulistina (13). Ia tewas akibat dibunuh ayah kandungnya bernama Budi Rahmat (45) karena kesal dimintai uang sebesar Rp 400 ribu untuk kegiatan study tour ke Bandung.
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Saptono Erlangga mengatakan pembunuhan itu terjadi Senin 23 Januari sekitar pukul 16.30 WIB. Delis mendatangi tempat kerja ayahnya untuk meminta uang demi agar bisa mengikuti kegiatan study tour.
"Korban dan tersangka cekcok sehingga pelaku menutup mulut korban menggunakan tangan kiri. Karena korban masih terus berbicara, pelaku langsung mencekik leher korban dengan keras selama kurang lebih satu menit dalam posisi berdiri dan berhadapan sampai akhirnya korban meninggal," kata Erlangga.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 76 c Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara.
"Namun, karena tersangkanya adalah merupakan orang tua dari pada korban, ditambah sepertiga dari 20 tahun," tutur Erlangga.
ADVERTISEMENT
Berikut fakta-fakta terkait siswi SMP dibunuh ayah kandung :
Budi Rahmat Bunuh Anaknya karena Kesal dan Kalap
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto menuturkan sebelum dibunuh, Delis menyambangi tempat ayahnya bekerja di salah satu rumah makan di Jalan Laswi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Di tempat makan itu, Budi bekerja sebagai tukang cuci piring.
Budi saat itu mengatakan tak memiliki duit sebanyak Rp 400 ribu. Namun, Delis marah dan kecewa karena hanya diberi uang Rp 300 ribu.
"Karena korban merasa pemberian uang ayahnya kurang, korban dibawa oleh ayahnya ke rumah kosong," ujar Anom. Di rumah kosong itu kemudian Budi kalap dan langsung menghabisi nyawa anak pertamanya itu.
Setelah Membunuh Anaknya, Budi Rahmat Langsung Bekerja
ADVERTISEMENT
Anom mengatakan Budi membiarkan anaknya yang sudah tewas itu di rumah kosong tersebut. Tanpa merasa bersalah, dia kembali bekerja. Namun Sekitar pukul 21.00 WIB, Budi memutuskan kembali ke rumah kosong itu dan membawa jasad anaknya dengan sepeda motor dan menuju SMPN 6 Kota Tasikmalaya.
Budi membuang jasad anaknya di selokan depan SMPN 6 Kota Tasikmalaya. Selokan depan sekolah anaknya itu sempit dan Budi memaksakan jasad anaknya itu bisa masuk ke dalam saluran air tersebut.
"Tujuan pelaku menyembunyikan mayat anaknya di gorong-gorong sekolahnya supaya dikira bahwa kematian anaknya karena kecelakaan," ucap Anom.
Budi Rahmat Sempat Pura-pura Mencari Anaknya yang Hilang
Sehari setelah pembunuhan itu, Budi datang ke SMPN 6 Kota Tasikmalaya. Dia berpura-pura mencari anaknya yang tak pulang seharian.
ADVERTISEMENT
Pihak sekolah sempat kewalahan dan mencari Delis dibantu dengan anggota Polsek setempat.
Akhirnya empat hari kemudian pada 27 Januari, Delis ditemukan tergeletak di dalam selokan. Polisi kemudian bergerak menyelidiki kasus tersebut.
Budi Rahmat Ditangkap Polres Tasikmalaya Setelah Sebulan Penyelidikan
Setelah melakukan sejumlah penyelidikan, polisi mengungkap kasus ini. Dipastikan Delis tewas karena dibunuh oleh ayahnya.
Erlangga mengatakan penetapan tersangka ini sesuai hasil penyelidikan, keterangan saksi dan pengumpulan bukti termasuk ahli dan hasil autopsi mayat korban oleh Tim Forensik Polda Jawa Barat.
"Penyelidikan secara maraton dilakukan, alhamdulilah sudah berhasil mengungkap kasus ini," ucap Erlangga.
"Sesuai hasil penyelidikan, motif pelaku mengaku emosi saat korban meminta uang untuk acara study tour ke Bandung yang akan dilaksanakan di sekolahnya," tutur Erlangga.
ADVERTISEMENT
Budi Rahmat Sengaja Buang Jasad Anaknya ke Selokan agar Dikira Tewas Kecelakaan
Anom mengatakan Budi sengaja membuang anaknya itu ke selokan depan sekolah.
"Tujuan pelaku menyembunyikan mayat anaknya di gorong-gorong sekolahnya supaya dikira bahwa kematian anaknya karena kecelakaan," ujar Anom.
Budi Rahmat Mengaku Menyesal
Budi yang telah ditetapkan sebagai tersangka memberikan pernyataan mengapa dia tega menghabisi nyawa anaknya. Mengenakan penutup wajah dan baju oranye, Budi mengaku menyesal membunuh anak pertamanya itu.
"Saya benar-benar khilaf dan saya benar-benar menyesal," kata Budi, Kamis (27/2).
Meski menggunakan penutup wajah, namun mata Budi terlihat berlinang. Budi menuturkan anaknya datang ke tempatnya bekerja dan meminta uang Rp 400 ribu untuk study tour ke Bandung. Budi mengaku saat itu tidak mempunyai uang sebanyak itu.
ADVERTISEMENT
"Karena saya tak punya uang, lalu kasbon ke bos saya Rp 100 ribu dan Rp 200 ribu lagi saya ambil dari celengan di rumah. Dan dia (anaknya) saya suruh nunggu di rumah kosong dekat rumah makan saya kerja," kata Budi.