Fakta-fakta Penembakan di Wina, Austria: 5 Tewas hingga Kecaman dari Negara Lain

4 November 2020 8:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi mengidentifikasi lokasi baku tembak di Wina, Austria, Selasa (3/11). Foto: Lisi Niesner/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Polisi mengidentifikasi lokasi baku tembak di Wina, Austria, Selasa (3/11). Foto: Lisi Niesner/Reuters
ADVERTISEMENT
Ibu Kota Austria, Wina, diserang oleh sekelompok orang pada Senin (2/11) malam. Kepolisian Austria mengatakan, ada enam lokasi yang diserang salah satunya adalah di sekitar sinagoga, rumah ibadah umat Yahudi.
ADVERTISEMENT
Mirisnya, penyerangan itu terjadi sehari sebelum lockdown nasional dimulai. Mengingat pandemi COVID-19 di Austria belum mereda.
Terkait serangan di dekat sinagoga, pemimpin komunitas Yahudi, Oskar Deutsch, tidak mengetahui apakah sinagoge Wina atau kantor sebelahnya yang menjadi target penyerangan.
Namun, sejumlah lokasi di dekat Alun-alun Schwedenplatz ditutup aparat. Ribuan personel termasuk militer langsung dikerahkan ke sejumlah tempat vital.
Sejumlah petugas polisi berjaga di lokasi kejadian baku tembak di Wina, Austria, Selasa (3/11). Foto: Leonhard Foeger/REUTERS

Masyarakat di Kota Wina Termasuk WNI Diminta Tak Keluar Rumah

Pemerintah Austria merespons cepat serangan itu. Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer mengatakan, situasi masih belum sepenuhnya terkendali. Sehingga masyarakat diminta tidak keluar rumah.
"Seperti apa yang kami ketahui saat ini, setidaknya satu pelaku masih dalam pelarian," kata Nehammer.
"Anak-anak kami harap untuk tidak hadir di sekolah pada Selasa besok," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Sementara PM Austria Sebastian Kurz menyatakan pelaku bersenjata lengkap. Mereka seperti sudah terlatih dengan profesional untuk menyerang Austria.
Kurz mengatakan, insiden penyerangan itu merupakan aksi teroris dari simpatisan ISIS dan dilakukan lebih dari satu orang.
Selain Pemerintah Austria, KBRI Wina juga meminta WNI yang ada di Kota Wina dan sekitar Austria waspada.
"Kepada WNI di Austria, khususnya di kota Wina agar waspada dan menghindari tempat umum dan angkutan umum di kawasan pusat kota Wina, terkait dengan insiden penembakan dan operasi kepolisian di wilayah tersebut," sebut KBRI Wina.
Polisi memblokir jalan di dekat alun-alun Schwedenplatz setelah penembakan di Wina, Austria 2 November 2020. Foto: Leonhard Foeger/REUTERS

Satu Pelaku Penyerangan di Kota Wina Ditembak Mati

Penyerangan di Kota Wina berhenti setelah polisi menyergap pelaku. Satu orang pelaku tewas dan diketahui bernama Kurtin S (20).
ADVERTISEMENT
Surat kabar lokal Austria, Falter Florian Klenk, mengatakan pemuda kelahiran 2000 itu merupakan keturunan Albania. Dia juga termasuk dalam daftar 90 Islamis Austria yang ingin melakukan perjalanan ke Suriah.
"Pria bersenjata yang ditembak mati dalam serangan Wina pada hari Senin adalah seorang anak berusia 20 tahun yang lahir dan besar di Kota Vienna," tulis Falter Florian Klenk.
"Kurtin S. memiliki "keturunan Albania" tetapi orang tuanya berasal dari Makedonia Utara," tambah keterangan Falter Florian Klenk.
Falter Florian Klenk juga mengungkapkan, pihak intelijen dan kepolisian Austria kecolongan dalam aksi itu. Mereka tidak pernah menduga akan ada serangan di Kota Wina.
Karl Nehammer, Mendagri Austria. Foto: Joe Klamar/AFP

Mendagri Austria Sebut Serangan di Wina Dilakukan Teroris Islamis

Setelah penyerangan berkahir, Nehammer menggelar konferensi pers. Ia mengatakan rangkaian serangan di ibu kota Wina dilakukan teroris Islamis.
ADVERTISEMENT
"Kami mengalami serangan pada kemarin malam yang dilakukan setidaknya satu orang teroris Islamis," ucap Nehamer.
Dia menyebut, serangan bertujuan melemahkan dan memecah belah demokrasi di Austria.
Berdasarkan data kepolisian, 4 orang sipil dilaporkan tewas akibat serangan itu.
"Pada hari Selasa bahwa tiga warga sipil, dua pria dan seorang wanita telah tewas. Setidaknya 15 lainnya terluka, termasuk seorang petugas polisi. Terbaru, warga sipil keempat, seorang wanita, telah meninggal," tulis media lokal APA mengutip data kepolisian.
Darmansjah Djumala Foto: Yudhistira Amran/kumparan

Kedutaan Besar RI di Austria Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban

Kedutaan Besar Indonesia di Austria memastikan tidak ada WNI menjadi korban dalam serangan di Kota Wina.
"Masyarakat Indonesia yang kita pantau semua aman, tidak ada mengalami masalah berarti," kata Dubes RI untuk Austria Darmansjah Djumala.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, dua orang staf KBRI Wina sempat terjebak saat terjadi penyerangan.
"Beberapa dari staf terjebak di restoran ketika lagi makan malam di salah satu lokasi kejadian. Resto [kemudian] ditutup, mereka diamankan sampai jam 3 pagi," kata Darmansjah.
"Setelah jam 3 pagi diantar sama polisi. Mobil tidak boleh dibawa karena situasi masih mencekam dua staf itu diantar (pulang)," tambah dia.
Darmansjah menambahkan, setelah diantar pulang kedua staf tersebut dipastikan aman dan tidak mengalami luka.
Berdasarkan data Dubes RI di Austria, total ada sekitar 600 WNI yang tinggal di sana. Mereka rata-rata menikah dengan penduduk lokal yang bekerja di lembaga internasional.
Suasana kota Wina, Austria setelah kejadian penembakan. Foto: Reuters/Radovan Stoklasa

14 Orang Ditangkap Kepolisian Wina

Kepolisian Austria terus memburu pelaku penyerangan di Kota Wina. Total sudah 14 orang ditangkap.
ADVERTISEMENT
Sebastian Kurz, mengatakan kepolisian juga menggerebek 18 lokasi. Dari penggerebekan itu, 14 orang telah ditangkap.
Namun Kurz tak memberikan rincian di mana saja 14 orang itu ditangkap. Termasuk dengan identitas mereka.
"Ini bukanlah konflik antara Kristen dan Muslim atau antara Austria dan migran. Tidak, ini adalah pertarungan antara orang yang percaya pada perdamaian dan yang menentangnya. Ini adalah pertarungan antara peradaban dan barbarisme," kata Kurz.

Austria Tetapkan 3 Hari Berkabung Nasional

Pemerintah Austria menetapkan 3 hari berkabung nasional setelah penyerangan itu.
Selama tiga hari berkabung, setiap pukul 11.00 waktu setempat, seluruh penduduk akan mengheningkan cipta.
"Kemarin malam kami diserang oleh teroris Islam, situasi yang belum pernah kami alami di Austria selama beberapa dekade," kata Nehammer.
Trump, Putin, Marcon, dan Trudeau Foto: Reuters

Trump, Putin hingga Macron Kecam Serangan di Wina, Austria

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sejumlah pemimpin dunia ramai-ramai mengecam serangan di Kota Wina. Mulai dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Trump mengutuk kerasa serangan di Wina. Ia menegaskan AS mendukung penuh Austria dan menyebut teroris Islam radikal harus ditumpas.
"Serangan kejam terhadap orang yang tidak bersalah ini harus dihentikan. AS mendukung Austria, Prancis, dan seluruh Eropa dalam perang melawan teroris, termasuk teroris Islam radikal," kata Trump.
Senada dengan Trump, Putin juga mengecam serangan di Austria. Ia juga telah mengirim telegram kepada Kanselir Austria Sebastian Kurz.
"Serangan itu merupakan sebuah kejahatan yang kejam dan tidak beradab," tulis Putin.
Sedangkan Macron mengatakan seluruh negara di Eropa tidak akan diam setelah serangan di Wina. Ia menyebut akan membuat perhitungan dengan mereka.
ADVERTISEMENT
“Ini Eropa kita. Musuh kita harus tahu dengan siapa mereka berurusan. Kami tidak akan mundur,” ucap Macron.