Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fakta-fakta Penembakan Pria Kulit Hitam di Drive-thru Wendy’s, Amerika Serikat
15 Juni 2020 8:35 WIB
ADVERTISEMENT
Nyawa pria kulit hitam di Amerika Serikat kembali melayang di tangan polisi. Padahal, belum genap sebulan amarah dunia tertuju pada kebrutalan polisi yang membunuh George Floyd.
ADVERTISEMENT
Saat itu, George Floyd kehabisan napas dan tewas karena kepalanya ditimpa lutut polisi ke aspal. Floyd ditangkap atas tudingan menggunakan uang palsu di supermarket. Dunia langsung mengutuk aksi Derek Chauvin dkk dan menyerukan gerakan Black Lives Matter.
Rayshard Brooks ditembak
Korban aparat kembali jatuh. Kali ini, nasib menimpa seorang pria kulit hitam bernama Rayshard Brooks (27) di Atlanta.
Insiden bermula saat Brooks tertidur di barisan drive-thru restoran cepat saji Wendy's pada Jumat (12/6) malam waktu setempat. Awalnya, Brooks berada di drive-thru tersebut untuk memesan makanan.
Akibat tertidur di mobilnya, pelanggan lainnya mengerubungi mobil Brooks karena terhalang antrean. Karyawan Wendy's akhirnya mencoba untuk menghubungi polisi.
Menurut keterangan Biro Investigasi Georgia, Brooks gagal lolos tes kesadaran. Tes ini biasa dilakukan untuk mengetahui apakah pengemudi berada di bawah pengaruh alkohol.
ADVERTISEMENT
Polisi lalu mencoba menahan Brooks. Namun, Brooks melawan dan mencoba merebut senjata listrik (taser tak mematikan) milik polisi.
Saat melawan dan sempat melarikan diri, Brooks akhirnya ditembak. Meski sempat dibawa ke rumah sakit, nyawa Brooks akhirnya melayang setelah menjalani operasi.
Biro Investigasi Georgia kini sedang menyelidiki kematian Brooks yang terekam dari video CCTV di dalam Wendy's. Serta, menyelidiki video yang direkam dari seorang saksi mata.
Kepala Kepolisian Atlanta mengundurkan diri
Wali Kota Atlanta, Keisha Lance Bottoms, menyesalkan penembakan itu. Bottom menegaskan tindakan penembakan oleh aparat dalam kasus tersebut tidak dapat dibenarkan.
"Saya tidak percaya bahwa ini (penembakan) dapat dibenarkan dan (kami) telah menyerukan agar petugas segera diberhentikan," kata Bottoms.
Bottoms juga menyampaikan pengunduran diri Kepala Kepolisian Atlanta, Erika Shields. Menurut Bottoms, Shields sudah bertugas di kepolisian Atlanta selama dua dekade.
ADVERTISEMENT
"Karena keinginannya menjadikan Atlanta contoh di seluruh negera ini mengenai seperti apa reformasi, Kepala Polisi Shields telah mengajukan pengunduran diri," ucap Bottoms seperti dikutip dari AFP.
Polisi yang menembak Brooks dipecat
Anggota polisi yang menembak Brooks belakangan diketahui bernama Garrett Rolfe. Setelah penembakan itu, Rolfe langsung dipecat.
"Departemen kepolisian telah memecat petugas yang diduga menembak dan membunuh Brooks," kata juru bicara kepolisian Carlos Campos dikutip dari Reuters.
Selain Rolfe, seorang petugas lainnya bernama Devin Bronsan disebut ikut terlibat. Namun, Bronsan hanya diberikan sanksi cuti administrasi.
Wendy's dibakar massa
Peristiwa ini nyatanya berbuntut panjang. Massa yang masih murka dengan kasus Floyd langsung berbondong-bondong turun ke jalan utama Atlanta pada Sabtu (13/6). Bahkan mereka membakar restoran Wendy's.
ADVERTISEMENT
Restoran yang berada di samping pom bensin itu terbakar selama lebih dari 45 menit hingga bangunan tersisa menjadi puing-puing. Selain membakar Wendy's, massa juga memblokade sejumlah jalan di Atlanta.
Tidak lama setelah pembakaran itu, petugas kepolisian dan pemadam kebakaran tiba di lokasi. Setidaknya 36 orang ditangkap dalam insiden pembakaran dan blokade tersebut.
Peristiwa ini diperkirakan akan kembali memantik gerakan anti-rasialisme di Amerika Serikat dan dunia. Jutaan orang akan kembali memprotes kebrutalan polisi AS yang kerap mendiskriminasi warga kulit hitam. Dalam kasus Brooks, tak seharusnya polisi menyelesaikan konflik dengan tembakan.
"Kami sangat terganggu dengan apa yang terjadi. Kami telah memprotes tentang George Floyd dan kami pikir akan ada perubahan, tetapi nyatanya tidak. Hal sama terus-menerus terjadi," kata seorang demonstran, Marquavian Odom.
ADVERTISEMENT
"Kupikir pesannya tersampaikan jelas, tapi jelas kami masih belum didengar," kata Odom.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona . Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.