Fakta-fakta Sapardi Djoko Damono, Seorang Sastrawan Andal yang Telah Tutup Usia

20 Juli 2020 8:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sapardi Djoko Damono. Foto: Instagram/@damonosapardi
zoom-in-whitePerbesar
Sapardi Djoko Damono. Foto: Instagram/@damonosapardi
ADVERTISEMENT
Sastrawan Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada Minggu (19/7) sekitar pukul 09.17 WIB di RS Eka BSD, Tangerang Selatan. Ia meninggal dalam usia 80 tahun.
ADVERTISEMENT
Berita duka ini dibenarkan oleh penulis Maman Suherman. Ia mendapat kabar ini dari para sesama penulis.
"Saya mendapat kabar dari banyak sekali teman-teman dan senior penyair. Saya percaya mereka," ujar Maman kepada kumparan.
Kematian Sapardi penulis puisi Hujan Bulan Juli itu sangat mengejutkan banyak masyarakat. Selain itu, sejumlah seniman ramai-ramai menyampaikan ucapkan duka terhadap almarhum.
Berikut kumparan rangkum sejumlah fakta mengenai meninggalnya Sapardi Djoko Damono:
Sapardi Djoko Damono. Foto: Dok. Indonesia Kaya

Sudah Lama Dirawat di RS Eka BSD

Sapardi lahir di Surakarta, 20 Maret 1940. Ia dikenal dengan berbagai karya sastranya seperti Hujan Bulan Juni, Perahu Kertas hingga Aku Ingin.
Salah satu perwakilan keluarga, Nana, mengatakan Sapardi memang sudah cukup lama dirawat di RS Eka BSD sebelum meninggal.
ADVERTISEMENT
Nana menuturkan, Sapardi dirawat karena sejumlah penyakit yang ia derita. Setelah 10 hari dirawat, Sapardi lalu mengembuskan napas terakhir. Ia meninggal dunia karena komplikasi.
Sal Priadi dan Sapardi Djoko Damono. Foto: Instagram/Sal Priadi

Minta Pelayat Tak Hadir di Pemakaman

Jenazah Sapardi disemayamkan di Kompleks Dosen UI Ciputat, Jalan Ir Juanda Nomor 113, Tangerang Selatan. Nana meminta kepada para pelayat untuk tidak hadir di pemakaman.
Hal itu sesuai dengan protokol COVID-19 dari pemerintah dan pemintaan pihak pemakaman.
"Dengan segala hormat pelayat tidak diperkenankan mengantar atau hadir di pemakaman, sesuai protokol kesehatan dari pemerintah serta persyaratan dari pihak pemakaman," kata dia.
Sapardi akan dimakamkan di Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong, Bogor, selepas Ashar.
Anggota keluarga merapikan foto almarhum Sapardi Djoko Damono di rumah duka Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (19/7). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO

Jumlah Pelayat Dibatasi 15 Orang

Setelah diskusi, Nana mengatakan jumlah pelayat Sapardi Djoko Damono akan dibatasi. Hal ini dilakukan untuk mengikuti anjuran pemerintah soal prosesi pemakaman di tengah wabah COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Nanti hanya 15 orang pelayat," ujar Nana.
Nana menambahkan, seusai Ashar, jenazah Sapardi akan dimakamkan di Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong, Bogor.
Pemakaman jenazah Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono di Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor, Minggu (19/7). Foto: Dok. Istimewa

Pemakaman Sapardi di Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong, Bogor, Berlangsung Haru

Berdasarkan pantauan di lokasi, mantan Dekan Fakultas Sastra Universitas Indonesia itu dimakamkan usai azan Ashar berkumandang.
Ada sekitar 50 orang yang hadir dalam pemakaman Sapardi. Terdiri dari keluarga, ustaz, tetangga dan wartawan.
Suasana saat jenazah dimasukkan ke liang lahat semakin haru. Para kerabat dan keluarga yang hadir tak mampu menahan kesedihan kala keranda almarhum menuju liang pusara.
Selain itu, tampak foto almarhum yang mengenakan kemeja putih dipegang oleh sang cucu.
Makam Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono di Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor, Minggu (19/7). Foto: Dok. Istimewa

Sapardi Djoko Damono Sempat Menderita Infeksi Paru-paru

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setelah pemakaman, putri Sapardi, Bawuk, mengatakan ayahnya sempat mengalami infeksi paru-paru. Pihak keluarga juga sudah melakukan upaya agar Sapardi Djoko Damono bisa kembali pulih.
“Kemarin mau (memulihkan) memperbaiki itu, tetapi ya sudah, mungkin berat juga di badannya,” tutur Bawuk.
Bawuk menyatakan, Sapardi menjalani perawatan di rumah sakit sekitar seminggu lebih. Dia mengaku tidak bisa selalu menemani ayahnya.
Artis Velove Vexia di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Minggu (9/2). Foto: Aria Pradana/kumparan

Ungkapan Duka dari Para Publik Figur

Sejumlah figur publik menyampaikan ucapan duka atas kepergian Sapardi. Salah satu yang berduka adalah Velove Vexia.
Velove pernah terlibat dalam film Hujan Bulan Juni. Dia menyampaikan ucapan duka lewat unggahan di Instagram Story.
"Selamat jalan Bapak Sapardi Djoko Damono," tulis Velove.
ADVERTISEMENT
Artis berusia 30 tahun itu juga mengunggah salah satu karya puisi Sapardi Djoko Damono, yaitu Pada Suatu Hari Nanti dalam instastorynya.
Selain Velove, Sal Priadi juga menyampaikan ucapan duka atas kepergian Sapardi lewat akun Twitter miliknya. Dia mengunggah foto yang memperlihatkan kebersamaannya dengan Sapardi.
Gitari Gigi, Dewa Budjana. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Ucapan duka juga disampaikan oleh gitaris GIGI Dewa Budjana. Dia mengunggah foto yang memperlihatkan kebersamaan dengan Sapardi Djoko Damono.
Dewa Budjana sempat berencana membuat proyek yang diangkat dari karya Sapardi Djoko Darmono. Dewa mengatakan, dalam proyek itu juga melibatkan aktor senior Slamet Rahardjo.
"Rencananya 20 Maret lalu, kami berkolaborasi dengan Mas Slamet Rahardjo dan Mas Nano Riantiarno," tulis Budjana.
Budjana mengatakan, keterlibatannya dalam proyek itu atas permintaan dari Sapardi Djoko Damono. Selain Budjana, ada juga gitaris Tohpati yang terlibat.
ADVERTISEMENT
Sayangnya rencana itu tertunda karena pandemi virus corona yang melanda Indonesia.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.