Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Polisi menetapkan Abraham sebagai tersangka atas kasus dugaan pembunuhan terhadap satpam bernama Septian (36 tahun).
ADVERTISEMENT
Dugaan pembunuhan itu terjadi di rumah mewah Abraham di Kelurahan Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Septian ditemukan tewas dengan luka tusuk dan sayat di perut.
Adapun rumah mewah tersebut dijadikan kantor perusahaan rental dengan tulisan besar PT La Dipta Duta tertempel di temboknya.
"Sedang dalam pemeriksaan, benar sudah jadi tersangka. Kini masih diperiksa untuk kelengkapan alat bukti," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi Nugroho, kepada kumparan, Jumat (17/1).
Positif Narkoba
Abraham diketahui positif narkoba.
"Kami melakukan tes urine terhadap tersangka, dan hasilnya positif narkoba jenis sinte," kata Aji.
Kendati begitu, sejauh ini tidak ada informasi soal Abraham disangkakan dengan pasal dalam UU Narkotika.
"Jeratan pasalnya, 338 KUHP subsider 351 ayat 3 KUHP," kata Aji. Itu adalah pasal-pasal pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
ADVERTISEMENT
Motif Pembunuhan
Apa motif pembunuhan itu?
"Jadi ini masalahnya si satpam sering mengadukan pelaku 'sering pulang malam' ke orang tuanya. Sejak saat itu dia kesal, jadi ini akumulasi kekesalannya," kata Aji pada Jumat (17/1).
Sosok Satpam yang Dibunuh Anak Majikan Bogor
Keluarga Septian (36 tahun), satpam rumah mewah yang dibunuh oleh anak majikannya, meminta pelaku agar dihukum berat.
"Pihak keluarga penginnya hukum itu jangan tajam ke bawah tapi tumpul ke atas, minta keadilannya," ujar adik ipar korban, Aris Munandar (40), kepada wartawan, Sabtu (18/1).
Aris menyebut, jenazah Septian diberangkatkan dari rumah sakit pada Jumat sekitar pukul 21.30 WIB dan tiba di rumah duka di Kampung Cibarengkok, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu (Pelabuhan Ratu), Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1) sekitar pukul 00.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Semasa hidup, Septian merupakan tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah. Mendiang meninggalkan seorang istri, satu anak kandung, dan tiga anak sambung.
"Anak dari korban satu, cuma anak sambungnya tiga, jadi totalnya empat orang anak. Semuanya tergantung ke almarhum, ke korban," ujar Aris.
Pihak keluarga mendapatkan informasi Septian tewas pada Jumat (17/1) siang. Polisi yang menelepon meminta keluarga segera ke RSUD Ciawi, Bogor.
Di rumah sakit, pihak keluarga diminta untuk menandatangani surat persetujuan autopsi untuk proses penyelidikan.
Saat di rumah sakit itu pula, Aris melihat banyak sekali luka di tubuh Septian. Mulai dari leher hingga pinggang. "Lukanya karena benda tajam," ucap Aris.