Fakta-fakta Siswi MI di Banyuwangi Diperkosa hingga Dibunuh Sepulang Sekolah

15 November 2024 8:08 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tempat kejadian perkara pemerkosaan dan pembunuhan terhadap siswa MI Banyuwangi yang berjarak 100 dari rumah korban diberi garis polisi, Kamis (14/11/2024). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tempat kejadian perkara pemerkosaan dan pembunuhan terhadap siswa MI Banyuwangi yang berjarak 100 dari rumah korban diberi garis polisi, Kamis (14/11/2024). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Siswi kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau setara Sekolah Dasar (SD) di Desa Kalibarumanis, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, berusia 7 tahun, ditemukan tewas pada pukul 10.30 WIB, Rabu (13/11).
ADVERTISEMENT
"Korban ditemukan tertelentang di semak-semak ilalang," kata Kasatreskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Andrew Vega, Kamis (14/11).
Menurut Vega, orang tua korban sempat gelisah karena anaknya itu belum pulang ke rumah, padahal jam sekolah selesai pukul 10.00 WIB.
"Saat itu orang tua menelepon pihak sekolah. Dilakukanlah upaya pencarian bersama hingga akhirnya korban ditemukan meninggal dunia di semak-semak," kata Vega.
Vega menjelaskan, saat ditemukan, bocah cilik yang biasa pulang ke rumah menggunakan sepeda ontelnya itu ditemukan masih mengenakan seragam tapi celana korban dalam kondisi melorot. Sementara sepatu dan sepeda korban ditemukan di parit tak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Di sekitar tempat ditemukannya korban, kancing baju korban juga tercecer yang kemudian memperkuat indikasi adanya upaya pemerkosaan yang dilakukan oleh pelaku yang hingga saat ini belum diketahui identitasnya.
ADVERTISEMENT
"Ada luka memar pada kepala bagian belakang kepala dan keluar darah pada hidung korban," jelasnya.

100 Meter dari Rumah

Tempat kejadian perkara pemerkosaan dan pembunuhan terhadap siswa MI Banyuwangi yang berjarak 100 dari rumah korban diberi garis polisi, Kamis (14/11/2024). Foto: kumparan
kumparan mendatangi lokasi pemerkosaan-pembunuhan (Tempat Kejadian Perkara—TKP) itu pada Kamis siang (14/11). Jarak TKP dengan rumah hanya 100 meter.
TKP adalah kebon luas, berkontur naik turun, dan ditumbuhi ilalang tinggi.
Korban biasa menempuh rute kebon ini menggunakan sepeda ontel lantaran dapat mempersingkat jarak rumah dengan sekolahnya menjadi 1 kilometer. Bila lewat jalan raya, jaraknya menjadi 2 kilometer.
Ini adalah jalan setapak, tanah. Bila malam, tidak ada lampu penerangan.
Titik tempat jenazah korban ditemukan memang tidak bisa dilihat dari jauh, tertutup ilalang tinggi, ada bambu juga.
Ibu korban sempat bolak-balik ke area tersebut sampai 3 kali sebelum menemukan sang anak yang telah tiada.
ADVERTISEMENT

Pencarian Pelaku

Ditreskrimsus Polda Jatim Kombes Pol Farman. Foto: Dok. Humas Polda Jatim
Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol M Farman, mengatakan bahwa pihaknya membantu untuk mencari pelaku. Tim Subdit Jatanras Dirreskrimum Polda Jatim diturunkan untuk menangkap pelaku.
"Kami dari Direktorat memberikan back up dan asistensi penanganan dalam rangka mengungkap dan menemukan pelakunya," kata Farman kepada kumparan, Kamis (14/11).
Farman menyampaikan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak Polres Banyuwangi untuk mengungkap pelaku.
"Tadi saya sudah arahkan Kasat Reskrim (Polres Banyuwangi) melakukan langkah-langkah," ucapnya.

Menag Dorong Pelaku Dihukum Mati

Menag Nasaruddin Umar saat menghadiri Hari Pahlawan di Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya, Jatim, Kamis (14/11/2024). Foto: Kemenag RI
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengutuk keras pembunuhan dan pemerkosaan kepada siswi kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI—setara SD) di Desa Kalibarumanis, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi. Ia berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum mati.
"Kalau sudah melakukan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap anak yang tidak berdosa, sudah selayaknya dihukum seberat-beratnya," kata Nasaruddin kepada kumparan, Kamis (14/11).
ADVERTISEMENT
"Layak dihukum mati," tegasnya.
Nasaruddin mendorong kepolisian segera menangkap pelaku. "Hukum seberatnya agar jera," tutur Nasaruddin.
Ia menegaskan, tidak ada tempat bagi pelaku kekerasan terhadap anak di institusi mana pun.
"Tidak ada tempat untuk mereka di bumi Indonesia. Selain itu relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan, apalagi anak harus segera ditanggulangi," tutupnya.

Korban Dikenal Ceria dan Mudah Bergaul

Suasana rumah duka anak kecil di bawah umur korban pemerkosaan dan pembunuhan di datangi pelawat di Banyuwangi, Kamis (14/11/2024). Foto: kumparan
Kepala Sekolah tempat korban menimba ilmu, Heru Prayitno, mengungkapkan korban yang berusia 7 tahun dikenal sebagai anak yang ceria dan sering menjadi motivator bagi teman-temannya. Korban diketahui baru sekitar 5 bulan bersekolah di sana.
“Korban baru bersekolah 5 bulan, tapi mudah beradaptasi, mudah bergaul. Anaknya ceria dan menjadi motivasi bagi teman-temannya,” kata Heru pada Kamis (14/11).
ADVERTISEMENT
Heru mengaku saat peristiwa itu terjadi, dia bersama guru-guru dan ibu korban yang tengah hamil tua mencari keberadaan korban karena tak kunjung pulang. Jam pulang sekolah adalah pukul 10.00 WIB,
Heru menceritakan, korban yang biasa sampai rumah pada pukul 10.15 WIB tak kunjung pulang hingga pukul 10.30 WIB, yang kemudian membuat ibunya mengirim pesan kepada guru kelas.
“Jam 11 ibunda korban menelepon minta bantu nyari di sekitar area jalan pulang. Kami bersama-sama menyisir,” ujar Heru.
Heru melanjutkan, sepeda korban awalnya ditemukan lebih dulu di sungai tak jauh dari lokasi penemuan mayatnya.
“Pertama ditemukan sepedanya di buang ke sungai. Dicari lagi, ditemukan jasadnya. Pertama kali oleh ibu korban dan guru kelas,” ujar Heru.
ADVERTISEMENT

Sekolah Liburkan Diri

Sekolah MI di Banyuwangi liburkan diri karena ada pembunuhan dan pemerkosaan. Foto: kumparan
Sekolah tempat korban menimba ilmu memutuskan untuk meliburkan diri selama sehari usai peristiwa tersebut.
Hal tersebut dilakukan sebagai ungkapan duka pihak sekolah atas meninggalnya bocah perempuan berusia 7 tahun yang dikenal ceria dan mudah bergaul itu. .
"Ini sebagai bentuk belasungkawa kepada pihak keluarga. Kami sangat terpukul atas kejadian yang dialami salah satu murid terbaik kami," kata kepala sekolah, Heru Prayitno pada Kamis, (14/11).
Selama sehari ini, sekolah libur dan para murid belajar di rumah, sementara para guru dan staff sekolah melayat ke rumah duka sembari menenangkan pihak keluarga.

Pemkab Banyuwangi Tanggung Biaya Pemulihan Keluarga

Jenazah korban dipeluk keluarganya, saat polisi datang, Rabu (13/11/2024). Foto: Dok. Istimewa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi akan menanggung penuh biaya pemulihan keluarga korban.
ADVERTISEMENT
“Ditanggung pemerintah. Kami memiliki anggaran untuk pemulihan korban kekerasan anak perempuan yang sifatnya dari keluarga tidak mampu,” kata Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Banyuwangi, Henik Setyorini, Kamis (14/11).
Bantuan yang berasal dari APBD itu diberikan bukan hanya di awal seperti kebutuhan visum, melainkan pemulihan mental ke psikologi. Bahkan pendampingan hukum serta assesment keberlangsungan ekonomi keluarga korban.
Pemkab Banyuwangi juga akan berkoordinasi dengan UMKM terkait pemulihan ekonomi dan pemberdayaan bagi ibu korban, apabila yang bersangkutan adalah seorang ibu rumah tangga.
ADVERTISEMENT