Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Fakta Lain Tentang Masjid Kauman yang Disinggahi Prabowo Salat Jumat
15 Februari 2019 17:19 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto melaksanakan Salat Jumat di Masjid Agung Kauman di Kota Semarang, Jawa Tengah. Masjid Agung Kauman memiliki sejarah panjang terkait dengan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Masjid tersebut menjadi satu-satunya masjid di Indonesia yang menyiarkan kemerdekaan Indonesia. Pengumuman itu disampaikan dr Agus menjelang Salat Jumat pada 17 Agustus 1945.
Di hadapan jemaah Salat Jumat, Agus yang menyiarkan kemerdekaan usai mengetahui Sukarno dan Moh Hatta membacakan proklamasi. Namun usai menyiarkan kemerdekaan itu, Agus diburu tentara Jepang hingga ke Jakarta dan meninggal di sana.
Sebagai penghargaan peristiwa itu, Presiden pertama RI Sukarno menyempatkan diri hadir untuk melakukan Salat Jumat dan berpidato di Masjid Agung Kauman pada 1952.
Masjid Agung Kauman di Semarang dibangun sekitar tahun 1749. Arsitektur bergaya Jawa dan Persia terlihat di setiap sudut masjid tertua di Kota Semarang itu.
Masjid Agung Kauman yang telah menjadi cagar budaya ini sebenarnya dibangun di depan alun-alun Kota Semarang. Masjid itu juga berdekatan dengan pusat pemerintahan serta tak berjarak jauh dari Pasar Johar. Tata letak itu merupakan ciri khas dari tata ruang kota pada zaman dulu.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, alun-alun itu telah berubah menjadi pusat perniagaan hingga saat ini. Masjid Agung Kauman kini dipepet oleh bangunan pertokoan maupun hunian.
Yang tak berubah adalah Masjid Agung Kauman selalu ramai dikunjungi oleh umat Muslim dari berbagai penjuru, terutama para musafir yang berdagang di Pasar Johar, Semarang.
Selain itu, sejak tahun 1881, setiap menjelang bulan Ramadhan di Masjid Agung Kauman diadakan acara tradisi yang disebut 'Dugderan'. Acara tersebut diramaikan dengan pawai kesenian untuk menandakan bulan Ramadhan segera tiba.
Sementara selama bulan Ramadhan, usai Salat Zuhur, umat Muslim dari berbagai daerah mengikuti pengajian Al Quran yang dipimpin seorang ulama Semarang.