Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Gedung DPR , tepatnya di Nusantara 3, Jakarta, tiba-tiba dikepung asap pekat hitam. Alarm kebakaran yang berbunyi nyaring menimbulkan kepanikan bagi sebagian orang yang berada di dalam gedung.
ADVERTISEMENT
Pamdal langsung sigap meminta seluruh pegawai dan wartawan keluar gedung. Termasuk pimpinan DPR, seperti Ketua DPR Puan Maharani hingga Wakil Ketua DPR Ahmad Basrah turut dievakuasi.
Petugas pemadam kebakaran dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI juga langsung mengerahkan 11 unit mobil damkar untuk memadamkan asap.
"11 Unit mobil damkar diterjunkan ke lokasi," kata Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, Satriadi Gunawan.
Petugas juga ikut membagi-bagikan masker kepada pegawai dan wartawan di lokasi. Mereka menyelamatkan diri ke luar gedung sambil menunggu proses pemadaman.
Setelah lebih dari 30 menit berjibaku proses pemadaman, asap pekat di Gedung Nusantara 3 perlahan mulai menghilang.
ADVERTISEMENT
Saat dikonfirmasi, Sekjen DPR Indra Iskandar menyebut asap itu bukan dari kebakaran , tapi ada masalah pada sistem aerosol. Alat itu berfungsi tanpa sebab yang jelas dan mengeluarkan asap.
"Bukan kebakaran, sistem aerosol di gedung DPR terlalu sensitif," ucap Indra.
“Hampir sejam yang lalu aerosol itu berfungsi tanpa ada sebab yang jelas,” imbuhnya.
Ia mengatakan, sistem itu mungkin tersentuh jaringan kabel karena sedang ada beberapa renovasi di DPR sehingga mengeluarkan asap. Padahal, sebenarnya aerosol itu berfungsi untuk pemadaman jika terjadi kebakaran.
“Kami dengan Pak Kapolda meninjau bahwa yang terjadi sistem ini hang error, kita sebut error sehingga membuka, mengeluarkan asap seperti fogging, itu digunakan pada saat kebakaran ada asap panas,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Imbas dari kejadian ini, petugas damkar kembali mengecek sistem aerosol untuk memastikan tak ada lagi asap keluar.
"Sudah beberapa tahun di semua gedung dipasang sistem aerosol," ujar Indra.
Sementara itu, Indra memastikan tak ada korban jiwa dalam peristiwa kali ini.
“Sekarang kondisi sudah clear, tidak ada korban, tidak ada kerusakan apa pun,” ungkap Indra.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Komite Masyarakat Danau Toba, Edison Manurung, mengatakan saat itu dia tengah rapat di lantai 9 Gedung Nusantara 3. Ruangan itu, merupakan ruangan Ketua MPR Bambang Soesatyo.
"Panggil ajudan dengan protokol itu ada kebakaran itu cepat akhirnya kami naik lift tadi setelah kami sampai di bawah sudah kebakaran ini. Semoga ini bisa diatasi karena masih banyak orang di atas kita lagi rapat tadi di situ," ungkap Edison.
ADVERTISEMENT
Selain itu, beberapa saksi mata bahkan sempat menduga kepulan asap adalah simulasi kebakaran. “Kirain simulasi. Tapi lama-lama banyak asapnya disuruh keluar sama Pamdal,” kata seorang saksi, Gunawan.
Lantas, apa yang dimaksud dengan sistem aerosol itu?
Aerosol merupakan sistem suspensi padat atau cair dalam gas. Dilansir ThoughtCo, istilah aerosol untuk pertama kalinya dikemukakan ahli kimia bernama Frederick G Donnan saat Perang Dunia I. Donnan merujuk istilah itu untuk menggambarkan awan partikel mikroskopis di udara.
Meski demikian, keberadaan aerosol sebagai sebuah konsep sudah ada sejak tahun 1790. Ini erat kaitannya dengan minuman berkarbonasi yang tengah marak saat itu. Ilmuwan tertarik dengan gas bertekanan tinggi yang dihasilkan dari efek minuman tersebut.
Sejak saat itu, penelitian mengenai kegunaan aerosol pun marak dilakukan. Pada tahun 1949, misalnya, aerosol rupanya punya manfaat untuk industri properti. Aerosol yang digabungkan dengan cat dapat menghasilkan cat semprot.
ADVERTISEMENT
Dalam perkembangannya, aerosol lalu berguna untuk menciptakan alat-alat kosmetik dan rumah tangga yang cara kerjanya disemprotkan. Contohnya, hair spray, deodoran, skincare, termasuk untuk kebutuhan memadamkan api.
Live Update