Fakta Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang Tewas Terbunuh di Iran

1 Agustus 2024 5:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
Ismail Haniyeh. Foto: Said Khatib/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ismail Haniyeh. Foto: Said Khatib/AFP
ADVERTISEMENT
Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Abdulsalam Ahmed Haniyeh (54) tewas dalam sebuah serangan di Teheran, Iran, Rabu (31/7). Menurut pernyataan Hamas, Haniyeh terbunuh dalam "serangan Zionis yang berbahaya di kediamannya di Teheran".
ADVERTISEMENT
Haniyeh sendiri berada di ibu kota Iran itu untuk menghadiri pengambilan sumpah Presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian. Ia adalah putra Palestina, lahir dan besar di Gaza, dan mengabdikan separuh hidupnya untuk kemerdekaan Palestina melalui Hamas.
Berikut kumparan rangkum beberapa fakta terkait salah satu tokoh senior Hamas ini:

Lahir dan Besar di Gaza

Haniyeh lahir di kamp pengungsi Shati, Gaza, Palestina. Orang tuanya lari dari Asqalan, saat kota itu jatuh ke tangan Israel pada 1948.
Ia belajar di institut Al-Azhar Gaza, dan lulus dengan gelar sastra Arab, dari Universitas Islam Gaza. Pada 1983, saat masih mahasiswa, ia bergabung dengan Blok Mahasiswa Islam, yang jadi cikal bakal Hamas.
Pemimpin spiritual kelompok Hamas, Sheikh Ahmed Yassin (Kanan) dan penasihat utamanya, Sheikh Ismael Haniyeh, berbicara kepada media di Kota Gaza (14/8/2022). Foto: FAYEZ NURELDINE/AFP
Haniyeh sempat dipenjara oleh Israel pada 1980-an, dan selamat dari beragam upaya pembunuhan Israel setelah memiliki jabatan di Hamas.
ADVERTISEMENT

Tiga Putra Hanniyeh Dibunuh Israel Beberapa Bulan Sebelum Ia Tewas

Pada 10 April 2024, tiga putra Haniyeh yakni Hazem, Amir dan Mohammad tewas dibunuh Israel. Mereka tewas, saat serangan udara Israel menarget mobil yang berisi keluarga Haniyeh, di Gaza.
Sebelumnya, Haniyeh membantah pernyataan Israel bahwa putra-putranya adalah pejuang Hamas.
"Kepentingan rakyat Palestina didahulukan daripada segalanya," tuturnya ketika ditanya apakah pembunuhan keluarga Haniyeh saat itu akan memengaruhi perundingan gencatan senjata, seperti dikutip dari reuters.

Hamas: Kematian Ismail Haniyeh Jihad, Kita Milik Allah & Kepada-Nya Kita Kembali

Hamas merilis pernyataan terkait pembunuhan pemimpin politiknya. Mereka menyebut insiden itu sebagai jihad, dan telah memasrahkan kematian Haniyeh kepada Sang Pencipta.
Dikutip dari Al Jazeera, berikut pernyataan lengkap Hamas:
Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati. Bahkan, mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka, dengan mendapat rezeki.)
ADVERTISEMENT
Ismail Haniyeh Foto: AP Photo/Adel Hana
Gerakan Perlawanan Islam Hamas berduka cita atas meninggalnya rakyat Palestina yang agung, bangsa Arab dan Islam, dan seluruh rakyat merdeka di dunia: Saudara, pemimpin, syahid, Mujahid Ismail Haniyeh.
Pimpinan gerakan terbunuh dalam serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran setelah berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden baru Iran. Kita milik Allah dan kepada-Nya kita akan kembali. Dan itu adalah jihad, kemenangan atau kesyahidan.

Presiden Abbas Minta Rakyat Palestina Bersatu Lawan Israel usai Haniyeh Terbunuh

Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta warga Palestina bersatu usai terbunuhnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara saat acara tingkat tinggi untuk memperingati peringatan 75 tahun Nakba di markas besar PBB di New York pada 15 Mei 2023. Foto: Ed Jones/AFP
"Presiden Negara Palestina mengutuk keras pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh," ucap kantor kepresidenan Palestina seperti dikutip dari AFP.
"Ini dianggap sebagai aksi pengecut dan eskalasi serius," sambung dia
Kantor Kepresidenan Palestina menegaskan, yang terpenting sekarang adalah perjuangan rakyat Palestina melawan Israel harus terus dilanjutkan.
ADVERTISEMENT

Militer Israel Tolak Berkomentar soal Tewasnya Ismail Haniyeh

Militer Israel menolak berkomentar atas berita pembunuhan pemimpin tertinggi Hamas, Ismail Haniyeh, Rabu (31/7). Hal itu dilaporkan kantor berita AFP.
Sementara itu, Hamas menuding Israel jadi dalang tewasnya tokoh politik senior mereka. Tapi, komentar justru datang dari Menteri Warisan Kebudayaan Israel Amichai Eliyahu.
Ia 'merayakan' insiden tersebut dengan menyebut pembunuhan Haniyeh membuat dunia lebih baik.
"Inilah cara yang tepat untuk membersihkan dunia dari kekotoran .
Tidak ada lagi perjanjian "perdamaian"/penyerahan yang khayalan, tidak ada lagi belas kasihan bagi manusia fana ini.
"Tangan besi yang akan memukul mereka adalah tangan yang akan membawa kedamaian dan sedikit kenyamanan serta memperkuat kemampuan kita untuk hidup damai dengan mereka yang menginginkan kedamaian," tulis Eliyahu dalam sebuah unggahan di X.
ADVERTISEMENT