Fakta Pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump

1 Maret 2019 5:49 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kanan) dan presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) selama pertemuan bilateral di Hotel Metropole, Hanoi, Vietnam, Kamis, (28/2). Foto: REUTERS / Leah Millis
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kanan) dan presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) selama pertemuan bilateral di Hotel Metropole, Hanoi, Vietnam, Kamis, (28/2). Foto: REUTERS / Leah Millis
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pimpinan tertinggi Korea Utara Kim Jong-un telah menggelar pertemuan kedua. Terdapat beberapa hal yang menarik dalam pertemuan yang digelar di Kota Hanoi, Vietnam itu.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan merangkum fakta-fakta terkait pertemuan antar keduanya:
Pertemuan hari kedua antara Donald Trump dan Kim Jong-un di Vietnam resmi dimulai. Pelucutan nuklir jadi bahasan utama pertemuan Hanoi.
Duduk bersama Trump, Kim menyebut banyak pihak yang skeptis akan pertemuan keduanya dengan Presiden Amerika Serikat itu.
"Saya yakin momen kami duduk bersama, bersebelahan, disaksikan oleh banyak orang, seperti mereka tengah menyaksikan film fantasi," ucap Kim seperti dikutip dari CNN, Kamis (28/2).
pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di hotel Sofitel Legend Metropole di Hanoi, Vietnam, Rabu, (27/2). Foto: REUTERS/Leah Millis
Sementara itu, Trump menyebut dia tidak terburu-buru untuk mencapai kesepakatan dengan Kim Jong-un.
"Sudah sering saya katakan dari awal, kecepatan tak begitu penting bagi saya," kata dia.
Sebelum masuk ruang pertemuan di Hotel Metropole, Trump mengatakan yakin bahwa pertemuannya di Vietnam akan berujung kesuksesan fantastis.
ADVERTISEMENT
"Saya percaya beberapa tahun ke depan kami akan sering bersama," jelas dia.
Pertemuan Vietnam yang dimulai sejak 27 hingga 28 Februari merupakan lanjutan dari KTT Singapura pada 2018 lalu.
Digelarnya pertemuan jilid kedua ini dikarenakan tidak adanya langkah kongkret dari Korut untuk melucuti seluruh senjata nuklir. AS menegaskan, jika Korut tak bersungguh-sungguh menanggalkan nuklir maka sanksi ekonomi akan terus diberlakukan.
Kim dan Trum melakukan pertemuan tertutup. Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Pertemuan Presiden Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Vietnam pada Rabu (27/2) diawali dengan makan malam. Tentu saja menu untuk kedua pemimpin bukan sembarangan, melainkan terpilih secara seksama.
Dikutip Associated Press, acara makan malam di Metropole Hotel Hanoi itu hanya berlangsung kurang dari dua jam. Kim dan Trump sama-sama harus mempersiapkan bahan-bahan untuk pertemuan kedua pada Kamis (28/2).
ADVERTISEMENT
Tapi waktu dua jam cukup untuk bercengkarama dan menandaskan empat set menu yang disajikan. Gedung Putih mengunggah daftar menu perpaduan masakan Barat dan Korea dalam pertemuan itu.
Mendengar namanya saja, air liur sudah menetes. Gambar yang ditampilkan dalam tulisan ini hanya ilustrasi dari menu Trump dan Kim, hidangan aslinya sudah pasti lebih menggoda.
Shrimp cocktail. Foto: Shutter Stock
Di antaranya, Cocktail Udang. Gedung Putih menyebut, menu pembuka makan malam di meja bundar Kim Jong-un dan Trump adalah koktail udang. Menu ini terdiri dari udang dingin yang disajikan dengan daun romaine. Cocolannya adalah saus thousand island dengan irisan alpukat, lemon segar, dan beragam herbal di dalamnya. Menggugah selera.
Grilled sirloin. Foto: Shutter Stock
Kemudian, Sirloin Panggang dengan Pear Kimchi. Daging sirloin yang dimarinasi dengan saus khusus, dipanggang hingga super empuk. Daging ini disajikan dengan kimchi -fermentasi kol khas Korea- di dalam buah pear.
Chocolate Lava. Foto: Shutter Stock
Lalu Chocolate Lava, pencuci mulut atau dessert adalah chocolate lava, terdiri dari cake cokelat, ditaburi remah-remah cokelat, buah berry segar dan es krim vanila. Dinamakan chocolate lava karena jika dibelah akan meleleh isian cokelat di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Dried Persimmon Punch. Di Korea namanya Sujeonggwa. Ini adalah minuman pencuci mulut tradisional Korea yang terdiri dari buah persimmon atau kesemek kering dicampur madu. Rasa manisnya akan membersihkan palet lidah dari cita rasa makanan-makanan sebelumnya.
Pada pertemuan di Hanoi, Donald Trump dan Kim Jong-un direncanakan berbincang santai di pinggir kolam, Hotel Metropole.
Rencana tersebut ternyata batal. Bincang santai Trump dan Kim dipindahkan ke dalam hotel. Menurut laporan CNN, pembatalan disebabkan udara panas serta kelembaban di Hanoi.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (tengah) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) di Hotel Metropole, Hanoi, Vietnam. Foto: REUTERS/Leah Millis
Dilansir Badan Cuaca Vietnam, pada Kamis (28/2) suhu di Hanoi mencapai 23 derajat Celcius dengan kelembaban 93 persen. Sementara Trump dan Kim sepanjang pertemuan seharian ini memakai pakaian sipil lengkap.
ADVERTISEMENT
Pembicaraan pinggir kolam merupakan acara informal di tengah KTT AS-Korut di Vietnam. Selain pertemuan bilateral, KTT ini akan ditutup dengan jamuan makan siang bersama.
KTT Hanoi merupakan lanjutan pertemuan Singapura 2018 lalu. Masalah nuklir Korut menjadi fokus utama pertemuan kedua pemimpin.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memastikan tujuan kehadirannya di Hanoi adalah untuk denuklirisasi.
Kim menyampaikan keterangan itu sebelum menggelar pertemuan tertutup dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Mereka kembali bertemu di Vietnam pada 27-28 Februari.
"Saya tidak mungkin ada di sini bila tidak ada keinginan (denuklirisasi) itu," sebut Kim seperti dikutip dari Reuters, Kamis (28/2).
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un selama pertemuan di hotel Sofitel Legend Metropole di Hanoi, Vietnam, Rabu, (27/2). Foto: AFP/Saul LOEB
Trump yang duduk di sebelah Kim, terlihat gembira mendengar jawaban yang keluar dari mulut Kim.
ADVERTISEMENT
"Itu jawaban bagus, wow, ini jawaban terbaik yang kalian pernah dengan," sebut Trump.
Di samping nuklir, Kim memastikan pertemuannya dengan Trump akan mendiskusikan hal-hal lain, termasuk HAM di Korut. "Kami akan mendiskusikan apapun," tutur Kim.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyiratkan persetujuannya bagi kantor perwakilan Amerika Serikat di Pyongyang. Hal ini disampaikan Kim dalam pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Hanoi, Vietnam.
Dalam perundingan Kamis pagi (28/2), Kim menjawab pertanyaan wartawan apakah dia akan membuka kantor perwakilan AS di Pyongyang. Seperti dikutip AFP, Kim menjawab: "Saya kira itu sesuatu yang layak disambut baik."
Kantor perwakilan atau liaison office akan jadi penghubung antara pemerintah AS dan Korut. Jika pernyataan Kim ini sepenuh hati, maka pembukaan kantor perwakilan AS di ibu kota Korut akan membuka jalan bagi normalisasi hubungan dua negara.
ADVERTISEMENT
Menanggapi jawaban Kim, Trump menyambutnya dengan mengatakan "itu ide yang luar biasa."
Infografik Roller Coaster Hubungan Kim Jong-un dan Donald Trump. Foto: Nunki Pangaribuan/kumparan
Korut dan AS yang membekingi Korea Selatan masih dalam status berperang setelah Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata pada 1953. Pertemuan kedua Trump dan Kim di Vietnam selain demi denuklirisasi, juga merintis perdamaian permanen di Semenanjung Korea.
Trump dalam diskusi dengan Kim mengatakan AS tidak terburu-buru dalam mencapai kesepakatan denuklirisasi dan perdamaian. Menurut dia yang terpenting saat ini adalah Korut berhenti melakukan uji nuklir dan rudal.
"Saya tidak bisa bicara banyak, tapi saya bisa katakan, sedikit lebih lama, selama periode waktu tertentu, saya tahu kami akan mendapatkan kesuksesan yang fantastis dengan Ketua Kim dan Korea Utara," kata Trump.
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan Sekretaris Negara Amerika Serikat Mike Pompeo saat konferensi pers setelah pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, di Hotel JW Marriott di Hanoi, Vietnam, Kamis, (28/2). Foto: Andrew Harnik/Pool via REUTER
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menyatakan Korea Utara tak siap dengan permintaan negaranya.
Pernyataan mantan bos CIA ini disampaikan setelah pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un gagal hasilkan kesepakatan. Pertemuan jilid II ini dilangsungkan di Hanoi, Vietnam.
"Kami tidak akan menyetujui sesuatu yang tak masuk akal AS. Saya pikir Pemimpin Kim berharap bisa tercapainya kesepakatan," sebut Pompeo seperti dikutip dari CNN, Kamis (28/2).
"Kami meminta mereka melakukan lebih banyak lagi. Dia tidak siap melakukan itu. Tapi saya tetap optimistis," sambung dia.
Tidak disebutkan permintaan apa yang disampaikan AS. Namun menurut Trump perundingan bubar setelah Kim meminta AS mencabut seluruh sanksi terhadap negaranya. Sementara AS menganggap Korut tidak serius melakukan denuklirisasi.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Pompeo masih yakin negosiasi bisa berlanjut di masa depan. Dia mengakui, pembicaraan mengenai denuklirisasi akan memakan waktu.
"Kami akan terus bekerja di hari dan pekan-pekan ke depan, kami akan menciptakan kemajuan, kami juga dapat mencapai apa yang dunia ingin denuklirisasi di Korut dan mengurangi ancaman bagi warga AS dan dunia, katanya.
Pertemuan Kim dan Trump di Hanoi Vietnam selama dua hari berujung kebuntuan. Tidak ada kesepakatan soal denuklirisasi maupun pencabutan sanksi.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un selama pertemuan di hotel Sofitel Legend Metropole di Hanoi, Vietnam, Rabu, (27/2). Foto: REUTERS/Leah Millis
Pertemuan Donald Trump dengan Kim Jong-un bukannya tidak menghasilkan apa-apa. Menurut Presiden Amerika Serikat itu, ada hasilnya, yaitu janji Kim untuk tidak melakukan uji nuklir atau rudal lagi.
ADVERTISEMENT
"Dia mengatakan tidak akan melakukan uji roket atau rudal atau apapun yang berkaitan dengan nuklir lagi. Saya percaya itu," kata Trump dalam konferensi pers yang disiarkan langsung usai pertemuan dengan Kim Jong-un di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2).
Uji nuklir dan rudal Korut memicu kekhawatiran negara-negara tetangga seperti Korea Selatan dan Jepang. Uji senjata nuklir Korut dilakukan pada September 2017, memicu gempa 6,3 Magnitudo yang dirasakan negara tetangga.
Ketika itu, Pyongyang mengklaim berhasil menguji bom hidrogen yang jauh lebih dahsyat dari bom atom yang pernah dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II. Celakanya lagi, bom itu bisa dipasangkan di rudal balistik yang jarak tempuhnya bisa mencapai wilayah AS di Pasifik.
ADVERTISEMENT
Namun 2018 menjadi saat-saat tenang karena Korut tidak melakukan uji nuklir. Dalam pertemuan pertama dengan Donald Trump di Singapura Juni tahun lalu, Korut sepakat denuklirisasi dan memulai proses perdamaian. Namun AS tidak puas dengan denuklirisasi Korut.
Pertemuan kedua Trump dengan Kim di Hanoi pekan ini berakhir tanpa kesepakatan. Trump mengatakan, AS menolak mentah-mentah permintaan Kim untuk mencabut seluruh sanksi terhadap Korea Utara. Penolakan ini membuat AS berpaling dari meja perundingan.
"Mereka ingin sanksi dicabut seluruhnya. Kami tidak bisa melakukan itu. Mereka ingin porsi yang besar, tapi kami tidak bisa menghapuskan sanksi seluruhnya," kata Trump.