Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Fakta Sebenarnya Soal Isu Guru di Jakarta Usul Tak Pajang Foto Jokowi
1 Juli 2019 11:49 WIB
Diperbarui 12 Juli 2019 14:25 WIB
ADVERTISEMENT
Sebuah unggahan dari akun bernama Asteria Fitriani beredar di media sosial. Dalam postingannya di akun facebook itu, Asteria menyerukan tak perlu pasang foto Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Sebagai gantinya, foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dipasang di sekolah.
ADVERTISEMENT
"Kalau boleh usul, di sekolah-sekolah tidak usah lagi memajang foto presiden dan wakil presiden. Turunin saja foto-fotonya. Kita sebagai guru nggak mau kan mengajarkan anak-anak didik kita tunduk, mengikuti dan membiarkan kecurangan dan ketidakadilan?” tulisnya pada (28/6).
"Cukup pajang foto goodbener kita saja. Gubernur Indonesia Anies Baswedan,” tambahnya.
Sontak postingan tersebut menuai banyak reaksi dari warganet. Sayangnya, tulisan yang diunggah Asteria sudah tidak bisa lagi diakses.
Namun, warganet sudah banyak yang mengambil tangkapan layar dari status tersebut. Warganet ada yang meminta agar pemerintah mengusut sampai memecat Asteria yang disebut-sebut sebagai guru SMA 30 Jakarta Pusat.
Saat dikonfirmasi terkait hal itu, Kasudin Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Utara, Momon Sulaeman, mengatakan pihaknya sudah mengkonfirmasi terkait kabar yang ramai di media sosial itu. Dia juga sudah mendapat surat klarifikasi resmi dari kepala SMA 30 Jakarta Utara, M. Yusup Corua.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah terima surat klarifikasi dari kepala sekolah. Kepala sekolah membantah ada guru yang melakukan itu. Tidak ada guru maupun staf sekolah dengan nama seperti yang ramai di media sosial itu" kata Momon saat diklarifikasi kumparan, Senin (1/7).
Berdasarkan surat klarifikasi itu pula, orang yang mengunggah ucapan itu diduga merupakan salah satu orang tua murid. Murid itu baru lulus dari SMA 30 pada tahun ajaran 2018-2019.
“Jadi bukan sebagai guru SMP Negeri Jakarta seperti halnya yang ada di pemberitaan media sosial,” tambah dia.