Fakta Sebenarnya soal Retakan di Apartemen Kebagusan City Usai Gempa

3 Agustus 2019 19:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cat water proof hitam di Apartemen Kebagusan City yang dikira retakan karena gempa di Banten. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cat water proof hitam di Apartemen Kebagusan City yang dikira retakan karena gempa di Banten. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Berbagai informasi beredar di media sosial setelah gempa 6,9 magnitudo di Banten. Salah satunya soal muncul keretakan di Tower A Apartemen Kebagusan City, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Informasi awal munculnya retakan ini diunggah salah satu warganet di akun Instagramnya, usai gempa 6,9 magnitudo mengguncang Banten dan terasa hingga Jakarta.
"Baru pulang menemukan fakta kalau... simpulkan sendiri dah lihatnya masih merinding," tulis warganet tersebut, Jumat (2/8).
Cat water proof hitam di Apartemen Kebagusan City yang dikira retakan karena gempa di Banten. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
kumparan kemudian mencoba mengklarifikasi informasi tersebut dengan mendatangi langsung apartemen Kebagusan City. Menurut informasi dari salah satu penghuni, Warno, retakan itu sebenarnya sudah ada sebelum gempa terjadi, dan itu merupakan cat berwarna hitam.
"Cat lama saja itu. Bukan (karena gempa) lihat saja itu udah kaya lama. Udah lama itu, bukan baru," kata Warno yang sudah tinggal sejak 2010 di apartemen tersebut, saat ditemui di lokasi, Sabtu (3/8).
Cat water proof hitam di Apartemen Kebagusan City yang dikira retakan karena gempa di Banten. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
Hal itu ditegaskan lagi oleh Kepala Keamanan Kebagusan City Bernard. Ia mengatakan bahwa garis hitam tersebut adalah cat water proof berwarna hitam yang belum dicat ulang.
ADVERTISEMENT
"Jadi sebenarnya tidak ada keretakan ya, tidak ada yang retak. Jadi itu kemarin ketika penghuni kita evakuasi dari hunian, sebenarnya berkumpul di titik kumpul," tutur dia.
"Dia melihat ada garis memanjang dari atas ke bawah di ruang dilatasi, namanya. Di situ sebenarnya save water proofing yang belum dicat ulang. Dikira mereka itu retak," kata Bernard saat dihubungi kumparan, Sabtu (3/8).
Apartemen Kebagusan City. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
Bernard menyebut memang di area tersebut pernah terjadi keretakan, tapi bukan akibat gempa 6,9 M di Banten. Namun, retakan itu hal yang wajar karena area itu adalah lokasi dilatasi di apartemen tersebut.
Dilatasi merupakan rongga yang dibentuk untuk mengamankan gedung ketika ada gempa. Biasanya rongga ini kosong atau sengaja dibuat ada jarak antargedung.
ADVERTISEMENT
Tapi, untuk di Apartemen Kebagusan City, kata Bernard, sengaja dibuat tembok agar berestetika.
"Itu memang dulu pernah retak ya. Tapi penjelasan gini, itu gedung kan terdiri dari dua bangunan ya, gedungnya leter L. Sambungan antargedung itu sama pengembang dibikin ada celah ruang kosong 20 cm, itu untuk meredam guncangan, gesekan, segala macem saat terjadi gempa," kata dia.
"Kalau hunian gedung-gedung di Jepang, dilatasi itu dibiarkan terbuka, jadi ruang kosong itu dibiarkan terbuka, tapi ini kan faktor pertimbangan estetikanya ditutup. Kemudian ruang dilatasi itu yang sering terlihat retak saat ada gempa," ungkap dia.
Ia juga membantah apabila gempa 6,9 magnitudo pada Jumat (2/8) lalu menyebabkan apartemen Kebagusan City retak. Pihaknya dan pengelola telah memeriksa apartemen dan tidak ditemukan adanya retakan.
ADVERTISEMENT
"Kita sudah inspeksi di seluruh bangunan tidak ada keretakan di dinding. Kalau ada keretakan di bangunan, tidak benar," ungkapnya.
"Itu dari tahun kemarin itu, efek gempa beberapa waktu lalu di Jakarta itu. Bulan ini baru mau kita cat gedungnya. Sedang kita cat. Bagian muka belum, baru belakang. Jadi warga yang enggak enggeh itu mengira itu keretakan," kata dia.