Fakta Terkait Garuda yang Divert di Bandara Halim

23 November 2019 10:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia. Foto: REUTERS/Regis Duvignau
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia. Foto: REUTERS/Regis Duvignau
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penerbangan Garuda Indonesia 271 RJ-100 rute Banyuwangi-Cengkareng sempat mengalami kendala pada Jumat (22/11). Pesawat yang membawa 96 orang penumpang itu harus mengalihkan pendaratan (divert) ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
Salah satu penumpang pesawat tersebut, Sigit Pramono, mengatakan Garuda Indonesia 271 RJ-100 terbang dari Banyuwangi pukul 09.30 WIB. Pesawat dijadwalkan mendarat pukul 11.46 WIB di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Akan tetapi, pesawat tersebut dua kali gagal mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, karena cuaca buruk. Akhirnya pesawat Garuda Indonesia 271 RJ-100 mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 11.50 WIB.
"Cuaca di Soekarno-Hatta buruk, setelah mencoba mendarat dua kali, gagal, lalu pindah ke Halim Perdanakusuma. Tapi ini situasinya aneh, penumpang enggak boleh turun," kata Sigit kepada kumparan.
Berikut sejumlah fakta Garuda Indonesia divert di Bandara Halim Perdanakusuma:
- Penumpang Protes
Pesawat Garuda Indonesia di landasan Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno-Hatta Foto: REUTERS / Darren Whiteside
Setelah pesawat terparkir, para penumpang diminta untuk menunggu. Pihak awak pesawat Garuda menyampaikan akan kembali terbang ke bandara tujuan setelah cuaca membaik.
ADVERTISEMENT
Namun, gelombang protes pun muncul. Sebagian besar penumpang menginginkan agar mereka diturunkan di Bandara Halim Perdanakusuma saja karena trauma.
"Ini kami dipaksa suruh terbang ke Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta). Penumpang sedang protes enggak mau terbang lagi, penumpang tidak mau terbang lagi karena ketakutan," kata Sigit.
Namun, kru pesawat tetap bersiap untuk menerbangkan pesawat tersebut ke Bandara Soekarno-Hatta. Sebab, di Bandara Halim Perdanakusuma, tidak ada petugas darat Garuda Indonesia.
"Pesawat sedang isi bahan bakar. Penumpang mau berdiri kalau dipaksa terbang lagi," tutur Sigit.
- Penumpang Turun
Protes penumpang pun akhirnya membuahkan hasil. Pukul 13.55 WIB, pihak maskapai memperbolehkan mereka turun di Bandara Halim Perdanakusuma.
"Setelah penumpang marah-marah memaksa turun, baru kita turun," kata Sigit.
ADVERTISEMENT
Dari 94 penumpang, ada 69 yang memutuskan untuk turun di Halim Perdanakusuma. Sedangkan 25 penumpang lainnya tetap melanjutkan penerbangan ke Bandara Soekarno-Hatta setelah proses di Halim Perdanakusuma selesai.
- Komentar Kemenhub
Direktur Transportasi Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, Maria Kristi Endah Murni, menilai divert Garuda Indonesia di Bandara Halim Perdanakusuma merupakan hal yang aneh. Sebab, seharusnya penumpang protes karena tidak dibawa ke tempat tujuan, bukan sebaliknya.
"Aku belum ngecek, tapi kan emang airlines harus bertanggungjawab membawa penumpang sesuai tiket yang tertera. Itu kan kontraknya begitu. Kontrak antara penumpang dan airlines itu ada di tiket, toh?" tutur Kristi kepada kumparan, Jumat (22/11).
Menurut Kristi, seharusnya pihak maskapai bertanggungjawab membawa penumpangnya ke tujuan sesuai tiket. Sebab, kontrak antara penumpang dengan maskapai tertera dalam tiket tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jadi dia harus membawa penumpangnya ke sana gitu lho, justru dia enggak boleh menurunkan penumpangnya seenaknya sendiri," tuturnya.
- Penjelasan SOP dari Garuda
Garuda Indonesia Kebaya Pertiwi Special Flight Foto: Dok. Garuda Indonesia
VP Corporate Secretary PT Garuda Indonesia, M Ikhsan Rosan, punmemberikan penjelasan mengapa penumpang harus menunggu di dalam pesawat sebelum diizinkan turun. Garuda Indonesia membutuhkan waktu berkoordinasi dengan otoritas Bandara Halim Perdanakusuma karena tidak memiliki ground handling.
Selain itu, Garuda Indonesia tidak memiliki rute penerbangan dari dan ke Halim Perdanakusuma, serta tidak mengantongi izin menurunkan penumpang di bandara tersebut.
"Sesuai aturan penerbangan domestik dan internasional, Garuda Indonesia diharuskan untuk menerbangkan penumpang adri bandara asal hingga bandara akhir tujuan. Namun, Garuda Indonesia harus melihat situasi yang berkembang di lapangan, sehingga mengizinkan penumpang turun di Halim Perdanakusuma," jelas Ikhsan dalam keterangan tertulisnya.
ADVERTISEMENT
Dia meminta maaf karena pesawat Garuda Indonesia 271 RJ-100 terpaksa divert ke Bandara Halim Perdanakusuma.
"Garuda Indonesia memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami penumpang, bahwa pendaratan yang seharusnya di Bandara Soekarno-Hatta terpaksa dialihkan ke Halim Perdanakusuma demi menjamin keselamatan dan kenyamanan perjalanan penumpang," pungkasnya.