Fakta Viralnya Foto Gunung Gede Pangrango yang Terlihat Jelas dari Jakarta

19 Februari 2021 8:43 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Gede Pangrango yang terlihat dari Jalan HBR Motik, Kemayoran, Jakarta, Kamis (18/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Gede Pangrango yang terlihat dari Jalan HBR Motik, Kemayoran, Jakarta, Kamis (18/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Foto pemandangan Gunung Gede Pangrango milik fotografer Ari Wibisono yang diunggah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menuai kontroversi. Sejumlah pihak menyebut foto tersebut merupakan tempelan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Ari membantah foto tersebut merupakan tempelan. Menurutnya foto itu diambil dari flyover HBR Motik Kemayoran, Jakarta Utara.
Ari membeberkan proses dari awal hingga akhirnya foto tersebut diunggah ke media sosial. Ia mengatakan, foto tersebut diambil pada Rabu (17/2) saat ia hunting spot foto di daerah Kemayoran, Jakarta Utara.
“Nemu spot bagus di HBR Motik. Di jembatan itu saya berhenti, dari arah underpass puter balik di Wisma Atlet, jarak gunung itu mata telanjang gede banget, makin ke arah Ancol itu semakin gede,” ujar Ari.
Foto asli Gunung Gede Pangrango sebelum diedit. Foto: Dok. Istimewa
Ia menambahkan, peralatan yang digunakan untuk mengambil foto itu adalah kamera Nikon D7100 dengan lensa Nikon 55-300. Ia mengambil foto tersebut dengan teknik portrait, memanjang ke bawah.
ADVERTISEMENT
“Mengalami kesulitan (karena) harus setting manual. Saya hampir 10 kali mencoba, akhirnya ada satu foto yang berhasil saya dapetin,” tambahnya.
Pengaturan yang dimaksud Ari adalah soal ISO (tingkat sensitivitas cahaya pada sensor kamera), shutter speed (lamanya waktu shutter/rana pada kamera), dan aperture (bukaan diafragma pada kamera).
Setelah mencoba berulang kali, akhirnya Ari menemukan komposisi pengaturan kamera, shutter speed 1/300, F/7.1, ISO 100 dengan focal length 260 mm.
“Saya mulai shutter speed 500, aperture 16 turun ke 7.1, jadi mendapatkan shutter speed 300 aperture 7,1, ISO 100, nah itu satu doang yang dapet jelas,” tegasnya.
Klarifikasi Ari Wibisono soal foto Gunung Gede Pangrango di akun Twitter Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Foto: Dok. Ari Wibisono
Setelah mendapatkan hasil foto itu, ia kemudian mengedit menggunakan aplikasi Lightroom hingga akhirnya diunggah ke Instagram. Ia mengaku tidak ada editing khusus dalam proses tersebut.
ADVERTISEMENT
“Cuma kita memperjelas mempertajam di settingan kayak di clarity, shadow, umum, highlight contrast, saturation itu umum banget, udah pada tahu fotografer,” tambahnya.
Usai viralnya foto tersebut, akun Instagram Jakarta Content Creator Community mengunggah poster berupa kompetisi Jakarta Pangrango Photo Challenge. Lomba itu dibuka dalam periode 18-22 Februari 2021. Pemenang kompetisi itu berhak mendapatkan hadiah Rp 500 ribu.
Ketua Jakarta Content Creator Community, Rifky Widianto mengatakan ide awal dari challenge tersebut untuk memotivasi teman-temannya untuk menikmati pemandangan Jakarta dengan cara berbeda di pagi hari. Yakni, dengan hunting foto ke sejumlah spot menggunakan peralatan kamera.
"Itu kan awalnya aku sering ambil foto pagi Jakarta pas cuaca bersih keliatan gunung memotivasi teman lain ikutan juga bangun pagi motret gunung pakai tele segala macem, pakai tele nyari spot akhirnya kejadian lah ini foto yang lagi viral itu kan Ari Wibisiono," ujar Rifky kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, penilaian dari kompetisi ini meliputi adanya foreground suasana kota Jakarta dan pemandangan Gunung Gede Pangrango sebagai background. "Komposisi, teknik, dan satu lagi tidak boleh kolase atau tempelan," tegasnya.
Foto pemandangan Gunung Gede Pangrango itu pun masih menjadi perbincangan hangat, khususnya terkait kualitas udara Jakarta saat foto tersebut diambil. Jika melihat data kualitas udara di Jakarta melalui AirVisual, kondisi udara di Jakarta Rabu kemarin dalam kondisi sedang atau moderate. Dengan indeks kualitas udara (AQI) sebesar 86.
Sementara pada Kamis (18/2), Jakarta menempati posisi 38 dalam ranking AirVisual. Untuk diketahui, semakin tinggi rangking menunjukkan kota tersebut memiliki kualitas udara paling buruk. Semakin rendah rankingnya, semakin baik kualitas udaranya.
Kualitas udara di Jakarta hari ini juga dalam kondisi sedang atau moderate dengan AQI US 74.
ADVERTISEMENT
Foto tersebut mendapatkan komentar dari fotografer senior, Arbain Rambey. Ia sempat menyebut foto tersebut adalah dua foto berbeda yang disatukan alias tempelan dalam cuitan di Twitternya.
Cuitan Arbain itu mendapat respons dari sang fotografer gunung Gede tersebut, Ari Wibisono.
Ari lalu mengolah foto yang ia ambil menggunakan aplikasi Adobe Lightroom. Ia menghilangkan beberapa kabut yang menyelimuti Gunung Gede, sehingga gunung tersebut nampak jelas terlihat.
Dikonfirmasi soal ini, Arbain kemudian mengakui, ia salah menganalisis.
"Saya salah analisa, akibat diolah berlebihan, saya lihat gunungnya seakan dipotret terpisah," ucap Arbain saat dihubungi kumparan.
Kecurigaan Arbain muncul saat pertama kali ia melihat foto tersebut. Ia heran, melihat kabut yang konturnya mengikuti bentuk pohon.
"Analisa saya pemotretan terpisah, apalagi melihat kabut yang konturnya mengikuti bentuk pohon, intinya, foto itu melenceng banget karena langitnya sebenarnya gak bersih," ucap Arbain yang saat ini aktif mengabadikan alam dan budaya Indonesia dengan kamera dan drone ini.
Arbain Rambey sedang menjuri foto peserta lomba foto MURI. Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
"Analisa saya yang menganggap background difoto tersendiri memang salah, tapi kenyataanya backgroundnya memang rekayasa," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Arbain menilai foto tersebut justru gagal mengabadikan Jakarta yang cerah karena ada proses editing tertentu. Arbain menjelaskan, Jakarta kerap berlangit cerah tanpa perlu ada rekayasa apa pun untuk menunjukkannya.
"Intinya, Jakarta berlangit bersih cukup sering kok. Enggak usah pakai foto rekayasa langit kayak gitu," ucap dosen fotografi sejumlah kampus ini.
kumparan pun mencoba menelisik dan membuktikan kebenaran Gunung Gede Pangrango terlihat jelas dari Kemayoran, Kamis (18/2) pagi.
Sesuai lokasi Ari memotret di Flyover HBR Motik, fotografer kumparan, Jamal Ramadhan, mencoba mengabadikan foto Gunung Gede Pangrango sesuai dengan foto yang viral.
Perbandingan foto penampakan Gunung Gede Pangrango di kawasan Kemayoran sebelum diedit (kiri) dan sesudah diedit. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pada jepretan pertama pukul 06.08 WIB, Gunung Gede Pangrango terlihat menjulang, samar-samar, dengan bagian puncaknya tertutup awan dan kabut. Sementara kondisi lalu lintas di sekitar flyover terlihat lancar. Cuaca pun cerah berawan.
ADVERTISEMENT
Spesifikasi kamera yang digunakan Jamal adalah Sony a6300 dengan lensa 55-210mm. Beberapa jepretan selanjutnya juga masih memperlihatkan kondisi yang sama. Gunung Gede Pangrango tak bisa dilihat sejelas foto milik Ari, apalagi hanya dengan mata telanjang.
Namun lain cerita jika foto tersebut diedit dan mendapat filter Adobe Lightroom.
Menjelang siang, sekitar pukul 08.00 WIB, jepretan foto Jamal memperlihatkan kondisi Gunung Pangrango yang semakin samar-samar karena awan semakin menutupi.