Faldo Maldini ke BEM UI: Yang Tak Setuju dengan Kritik Bukan Berarti Otoriter

30 Juni 2021 15:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Faldo Maldini. Foto: Facebook/@Faldo Maldini
zoom-in-whitePerbesar
Faldo Maldini. Foto: Facebook/@Faldo Maldini
ADVERTISEMENT
Politikus muda Faldo Maldini menjadi perbincangan di media sosial setelah menanggapi BEM UI yang mengkritik Jokowi sebagai King of Lip Service. Tanggapan ini dia tulis lewat akun Twitternya.
ADVERTISEMENT
Di sana, ia bercerita ketika menjadi Ketua BEM UI terlibat dalam 42 kali demonstrasi. Namun dari sekian banyak demonstrasi, tak ada tuntutan yang terwujud. Meski demikian, ia yakin tugas mahasiswa adalah berteriak.
Di sisi lain, ia menilai seharusnya BEM UI siap jika ada yang tidak setuju dengan kritik yang disampaikan. Menurutnya, sikap tidak setuju itu bukan berarti otoriter dan membungkam.
"BEM UI, kan, sedang berpolitik. Berarti siap untuk ditolak, tapi juga bisa dapat dukungan di kalangan UI sendiri dan di luar UI. Jadi biasa saja," kata Faldi kepada kumparan, Rabu (30/6).
Ilustrasi Universitas Indonesia. Foto: Shutter Stock
"Orang tidak setuju dengan kritiknya bukan berarti otoriter dan membungkam juga atau tidak peduli masalah negara ini. Ini, loh, yang saya tolak, seolah kita harus setuju semua biar dibilang peduli," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan jika ada orang yang tidak simpati bukan berarti tidak peduli dengan bangsa. Sementara terkait konten yang diunggah BEM UI di media sosial, menurutnya tidak ada yang istimewa.
"Kalau masalah kontennya, biasa saja, sudah banyak diomongin orang di sosmed, akun jelas sampai akun buzzer. Kritik Fadli Zon sama Rocky Gerung jauh lebih sadis. Ya, semuanya baik-baik saja. Artinya demokrasi kita lagi berjalan dengan baik," tuturnya.
Meski demikian, Faldo berkomitmen akan membantu BEM UI jika mereka dihukum karena mengkritik. Namun sepanjang pengalamannya sebagai mahasiswa di UI, ia tidak pernah melihat mahasiswa dihukum karena berpolitik.
"Dulu yang kartu kuning presiden juga saya temanin. Tidak ada dihukum. Orang lagi berpolitik tidak boleh dihukum. Kalau ditolak dan didukung, ya, memang itu politik," pungkasnya.
ADVERTISEMENT