Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Farhat, Petinju Muda yang Meninggal, Sempat Ngeluh Sakit Kepala Sebelum Tanding
13 September 2023 17:43 WIB
ยท
waktu baca 3 menit![Supriyanto, ayah Farhat, petinju asal Jatim yang jatuh di ring lalu meninggal dunia. Foto: Dok. Istimewa](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01ha6yh4dh0jq76yfzyscw9g4d.jpg)
ADVERTISEMENT
Farhat Mika Rahel Riyanto (15), atlet tinju muda asal Bondowoso meninggal dunia saat bertanding di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur di Kabupaten Jombang.
ADVERTISEMENT
Jenazah atlet yang masih duduk di bangku Kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) tersebut dikebumikan ke kampung halamannya di Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Bondowoso Kota, Kabupaten Bondowoso pada Selasa, 12 September 2023.
Peristiwa tragis yang menimpa Farhat sontak menjadi perhatian publik. Sebab, Farhat sempat jatuh di ring saat pertandingan berlangsung. Dia koma dan setelah mendapat perawatan di rumah sakit dinyatakan meninggal karena ada pendarahan di kepala.
Supriyanto, ayah dari mendiang Farhat, mengungkapkan semula anaknya itu menang melawan petinju asal Madiun saat di babak penyisihan. Lalu, Farhat mengeluhkan rasa sakit di bagian kepala ketika hendak meladeni petinju dari Blitar, I Putu Andi Kaswara.
"Menang penyisihan, tapi ada keluhan sakit memang di kepalanya. Kemudian, tanding lagi melawan petinju Blitar bernama I Putu Andi Kaswara sampai tiga ronde," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Supriyanto, di ronde ketiga itu justru Farhat mendapat pukulan setengah lingkaran atau hook dari lawannya. Pukulan cukup telak, sontak membuat Farhat jatuh pingsan.
"Akhirnya anak saya dibawa ke rumah sakit Jombang dalam kondisi tidak sadarkan diri. Kami selaku orang tua langsung menyusul, sampai sana dini hari, dan lihat anak saya sudah koma," kenang anggota Polri itu.
Beberapa jam kemudian, Farhat dinyatakan meninggal dunia. Supriyanto sangat terpukul kehilangan buah hatinya itu. Apalagi, Farhat anak pertama yang diharapkan bisa menjadi penerus Supriyanto di kepolisian kelak.
"Kami sebagai, orang tua, tentunya sangat terpukul. Karena anak kami begitu cepat meninggalkan kami, dan sampai sekarang rasanya masih belum percaya," tutur lelaki yang menjabat Binmas Polsek Klabang Bondowoso ini.
ADVERTISEMENT
Sosok Farhat di Mata Keluarga
Hal yang dikenang dari Farhat, semasa hidupnya sangat antusias menekuni olahraga tinju. Sejak 2022 melakoni dua kali kejuaraan tingkat provinsi.
"Latihannya anak saya itu berada di belakang kejaksaan, milik Bapak Slamet. Anak saya serius dengan tinju," ucap Supriyanto.
Hal yang sama diungkapkan oleh Fitriana, ibunda Farhat. Menurutnya, Farhat adalah anak yang berbakti. Selalu berkomunikasi dengan orang tua di setiap momen, terlebih ketika menghadapi kejuaraan tinju.
Farhat sempat mengabarkan lewat telepon bahwa telah menang di babak penyisihan melawan petinju asal Madiun. Namun, di pertandingan berikutnya peristiwa nahas terjadi.
"Sebelumnya dia bilang: Ma, aku menang, Ma. Tapi, pertandingan berikutnya pas ronde ketiga anak saya itu pusing dan hilang kendali. Terus dia kena pukul lawannya hingga jatuh. Dia berusaha bangkit, tapi oleh pelatihnya dilarang tanding lagi. Terus dia tertidur, sampai akhirnya tidak sadar sudah," ungkap Fitriana.
Sebelum Farhat meninggal, anaknya itu juga sempat menulis status WhatsApp 'I Love You Ma' yang ditujukan kepada Fitriana.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga pesan dari Farhat yang membuatnya terharu dan bangga, yakni cita-cita Farhat ingin membahagiakan orang tuanya.
"Terakhir dia buat status WA dengan katanya suatu saat akan membahagiakan Mama. Saya jawab iya Nak, Mama sudah bangga. Kemudian di jawab iya, Ma, I love you, Ma," ucap Fitriana sambil mengusap air mata.
Fitriana masih tidak percaya, status yang berlanjut saling balas pesan di WA itu merupakan komunikasi terakhirnya dengan Farhat.
Kini, Fitriana mencoba berupaya menguatkan hati untuk menerima kematian putranya dengan lapang dada. Kepergian Farhat yang begitu cepat dianggap garis takdir yang ditetapkan oleh Allah.
"Apa pun itu harus tetap diterima dengan ikhlas. Walaupun itu adalah hal yang tidak mudah untuk dilakukan," kata perempuan berhijab itu.
ADVERTISEMENT