Farwiza Farhan, Penjaga Hutan Leuser yang Punya Segudang Prestasi Internasional

21 November 2024 16:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Environmental Advocate, Farwiza
saat menghadiri Pertamina Goes to Campus di Graha ITS, Surabaya, Rabu (30/10/2024). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Environmental Advocate, Farwiza saat menghadiri Pertamina Goes to Campus di Graha ITS, Surabaya, Rabu (30/10/2024). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu aktivis yang menjadi pelindung Kawasan Ekosistem Leuser, Aceh, adalah Farwiza Farhan. Ia adalah seorang konservasionis hutan yang aktif menjaga kelestarian Leuser sejak kecil.
ADVERTISEMENT
Lahir dan besar di Aceh, menjadikan Wiza –sapaan akrabnya– telah terpapar dengan kenyataan Ekosistem Leuser yang tidak selalu seindah pemandangannya. Ia merasakan langsung beberapa proyek pembangunan yang mengganggu hutan di ekosistem Leuser.
Selain itu, ia juga pernah harus menghirup asap hasil pembakaran hutan. Dengan kenyataan tersebut, ia berjuang mempertahankan tanah kelahirannya, Aceh.
Farwiza Farhan. Foto: @wiiiiza
Bagi aktivis lingkungan di Indonesia, Wiza merupakan salah satu nama yang mentereng. Berbagai pencapaian telah ia dapatkan dari kegigihannya di bidang konservasi hutan.
Ia menamatkan studi sarjananya di Universiti Sains Malaysia pada jurusan Biologi Kelautan dari tahun 2003 hingga 2007. Setahun setelah itu, ia melanjutkan pendidikan magisternya di University of Queensland, Australia, di jurusan Pembangunan Berkelanjutan hingga tahun 2010. Kemudian ia mengambil PhD di bidang antropologi budaya dan studi pembangunan di Radboud Universiteid Nijmegen pada 2013 hingga 2022
ADVERTISEMENT
Aktivismenya untuk melindungi Leuser didasarkan pada fakta bahwa Leuser merupakan tempat terakhir bagi hewan terancam punah, seperti orangutan, badak, gajah, dan harimau hidup bersamaan. Selain untuk hewan, Leuser juga menunjang kehidupan bagi manusia.

Mendirikan HAkA

Setelah menamatkan studinya, pada 2012 ia dan rekannya Badrul Irfan mendirikan Yayasan Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh (Yayasan HAkA). Wiza bersama dengan HAkA dan masyarakat lokal Aceh berusaha melindungi, melakukan konoservasi, dan restorasi hutan di Aceh, terutama Ekosistem Leuser dari ancaman yang ada.
HAkA masih aktif hingga sekarang. Wiza memiliki titel sebagai Ketua Yayasan HAkA dan Badrul sebagai Sekretaris Yayasan HAkA.
Farwiza Farhan, Forest Conservationist. Foto: Panji Indra

Proyek dengan National Geographic, Leonardo DiCaprio, dan Prince William

Dari semangatnya dalam konservasi hutan, ia dilirik aktor Hollywood sekaligus aktivis lingkungan, Leonardo DiCaprio, untuk produksi film berjudul ‘The Flood’ besutan National Geographic.
ADVERTISEMENT
Selain Leonardo DiCaprio, lewat forum diskusi internasional yang diselenggarakan National Geographic, ia mendapat kesempatan bertemu dengan Prince William dan berdiskusi terkait putra Prince William yang memiliki ketertarikan terhadap satwa. Hal ini menurut Prince William menjadikannya lebih peduli terhadap isu lingkungan.
Tidak berhenti sampai di situ, hubungan Wiza dengan National Geographic berlanjut hingga ia menjadi penerima Wayfinder Award 2022. Penghargaan ini adalah penghargaan bagi individu yang melindungi dan mengadvokasi alam.
Baru-baru ini, hubungan Wiza dengan National Geographic kembali terukir. Ia hadir di forum National Geographic Explorer Festival pada Juni lalu di Washington DC.
Farwiza Farhan, Forest Conservationist. Foto: Dok. Panji Indra

Menjadi Cover Majalah TIME

Kegigihannya dalam melindungi hutan, terutama Ekosistem Leuser juga sampai pada pengakuan oleh majalah ternama dunia, TIME Magazine. Wajahnya menjadi salah satu cover untuk edisi spesial TIME100 Next. Pada 2022, ia masuk ke dalam daftar TIME100 Next pada kategori Leaders.
ADVERTISEMENT
Penghargaan ini diberikan kepada 100 insan dunia yang berpengaruh dalam bidang seni, fenomena, inovasi, advokasi, hingga kepemimpinan. Ia bersanding dengan 19 pemimpin dunia lainnya. Beberapa lainnya adalah Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, Wakil Presiden Kolombia Francia Márquez, hingga Ekonomis asal Afrika Selatan Bogolo Kenewendo.

Pemenang 2021 Pritzker Emerging Environmental Genius Award

Penghargaan ini adalah penghargaan tahunan yang diberikan kepada pemimpin dalam bidang bisnis, sains, dan lingkungan di bawah umur 40 tahun.
Wiza terpilih menjadi pemenang di antara 20 orang yang dinominasikan. Ia terpilih menjadi finalis bersama dengan Chook-Chook Hillman dari Amerika Serikat dan David Diaz dari Meksiko.

TED Fellow 2021

TED Fellow adalah komunitas yang tersebar di seluruh penjuru dunia untuk bekerja pada ide yang dapat membentuk masa depan dunia.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, Wiza merasa ragu untuk mendaftar program ini. Tetapi kalimat “if you think you’re not qualified to become a TED Fellow, submit an application anyway” dalam formulir pendaftaran meyakinkan Wiza untuk tetap mendaftar. Akhirnya, ia mendapat panggilan interview dan terpilih menjadi salah satu dari 512 orang fellow dari 100 negara.

Memprioritaskan Peran Perempuan

Dalam wawancara eksklusif dengan kumparan pada Maret 2024 lalu, Wiza mengungkapkan bahwa isu perlindungan lingkungan adalah isu perempuan. Menurutnya, sebenarnya jumlah perempuan yang sangat peduli dengan isu lingkungan sudah banyak. Tapi, sering kali suara perempuan di-silenced.
Baginya, sangat penting untuk melibatkan perempuan dalam upaya melindungi alam. Ia percaya bahwa penting bagi perempuan untuk ambil peran dalam melestarikan alam.
Farwiza Farhan, Forest Conservationist. Foto: Dok. Panji Indra

Seorang Instruktur Skuba

Selain peduli lingkungan yang ada di darat dan hutan, latar belakang pendidikannya yang berasal dari biologi kelautan menjadikannya seorang eksplorator bawah laut.
ADVERTISEMENT
Ia mendapatkan lisensi ‘Open Water Scuba Instructor’ dari Professional Association of Diving Instructors (PADI) pada November 2023 lalu.
Reporter: Aliya R Putri