Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Palestina adalah negara yang dikuasai oleh dua kekuatan politik besar, Hamas dan Fatah.
ADVERTISEMENT
Kedua faksi ini mempunyai tujuan sama: memerdekakan Palestina dari penjajahan Israel. Tapi, Hamas dan Fatah mengambil jalan berbeda.
Hamas dikenal selalu angkat senjata sampai saat. Yang teranyar, mereka adalah pihak yang melepaskan ratusan roket ke arah Israel dalam sepekan terakhir.
Tapi Fatah punya cari lain. Parpol yang sempat angkat senjata melawan Israel akhirnya sempat membuat seisi dunia terkejut dengan keputusannya.
Fatah memutuskan mengakui hak Israel sebagai negara. Pemimpin Fatah pun rela bernegosiasi dengan pemerintah Zionis Israel untuk mencapai kemerdekaan.
Awal Terbentuk dan Jadi Penguasa Palestina
Dikutip dari BBC, Fatah adalah akronim dari Harakat al-Tahrir al-Filistiniya atau Gerakan Pembebasan Palestina.
Fatah dibangun oleh sejumlah diaspora Palestina, salah satunya Yasser Arafat pada 1959. Kala itu Arafat adalah Kepala Persatuan Pelajar Palestina (GUPS) di Universitas Kaior.
ADVERTISEMENT
Ketika pertama kali terbentuk, Fatah langsung memakai nasionalis Palestina sebagai ideologi resmi. Mereka ingin di masa depan bangsa Arab Palestina merdeka dan mandiri.
Fatah muncul ke permukaan dan menjadi kekuatan politik besar setelah perang enam hari pecah pada 1967. Fatah memutuskan bergabung dengan otoritas resmi Palestina, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), pada 1967.
Pada tahun yang sama, Fatah mendapat 33 dari 105 kursi Komite Eksekutif PLO. Pada tahun 1969, Arafat terpilih jadi Ketua PLO.
Sepanjang waktu berjalan, Fatah pun memilih untuk melawan Israel dengan kekuatan. Pada 1988, kekuatan Fatah berhasil dilemahkan Israel secara signifikan. Akibatnya Fatah mengakui hak Israel untuk hidup.
Setelah 1988, berbagai kelompok bersenjata yang terkait Fatah muncul. Salah satunya Brigade Syuhada Al-Aqsa. Meski tak diakui resmi oleh Fatah, anggota brigade ini juga merupakan anggota Fatah.
ADVERTISEMENT
Kemunculan berbagai organisasi militer itu membuat Fatah terus menggempur Israel di Tepi Barat dan Gaza. Kelompok terkait Fatah bahkan acap kali melakukan aksi bom bunuh diri.
Pada 2002, Israel meluncurkan serangan besar ke Fatah. Rumah Arafat di Ramallah dikepung selama lima pekan.
Israel juga menangkap salah satu pimpinan Fatah, Marwan Barghouti, yang kemudian dihukum atas dakwaan pembunuhan.
Kekuatan Fatah semakin lemah saat Arafat meninggal dunia pada 2004 lalu. Arafat lalu digantikan oleh Mahmoud Abbas pada tahun yang sama. Setahun kemudian Abbas terpilih sebagai presiden Palestina sampai saat ini.
Di bawah Abbas, Fatah terpecah belah. Dukungan mayoritas warga Palestina juga mulai beralih.
Fatah juga dihantam masalah internal seperti dugaan korupsi dan inkompeten. Fatah juga sudah tak lagi angkat senjata melawan Israel.
ADVERTISEMENT
Pertikaian dengan Hamas
Pada 2006 secara mengejutkan Fatah kalah pemilu. Pesaing terdekat mereka, Hamas, berhasil merebut posisi nomor wahid.
Karena partai kalahnya, Abbas bertindak nekat. Masa jabatannya yang harusnya berakhir pada Januari 2008, dibatalkan sepihak.
Akibat tindakan Abbas, kekuasaan Otoritas Palestina semakin terbatas. Mereka hanya memerintah di Tepi Barat.
Sedangkan di Jalur Gaza kekuasaan mereka tak diakui. Wilayah itu dikuasai penuh oleh kelompok Hamas sampai saat ini.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: