Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Fatma Gus Ipul Ungkap Pentingnya Bahasa Isyarat: Jembatan dengan Teman Tuli
25 Februari 2025 11:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos Fatma Saifullah Yusuf menekankan pentingnya memahami bahasa isyarat sebagai jembatan komunikasi dengan teman tuli . Tanpa mengenal dan memahami bahasa isyarat , menurutnya, mustahil meningkatkan kepedulian terhadap mereka.
ADVERTISEMENT
"Sebelum kita bisa meningkatkan kepedulian dan kesadaran kita terhadap mereka, kita harus lebih dulu memahami bahasa isyarat yang sekarang ini akan kita pelajari," ujarnya, Selasa (25/2/2025).
Melalui pengenalan bahasa isyarat, istri Mensos Saifullah Yusuf (Gus Ipul) tersebut meyakini akan terwujud komunikasi yang inklusif serta meningkatkan empati terhadap teman tuli.
"Bahasa isyarat ini merupakan jembatan komunikasi yang sangat penting bagi kita dengan teman tuli," ucap Fatma.
Guna memastikan bahasa isyarat semakin dipahami banyak orang, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial menggelar pengenalan bahasa isyarat bagi anggotanya di Sentra Mulya Jaya Kemensos , Jakarta, Kamis (20/2/2025) lalu, sebagai bentuk kepedulian terhadap penyandang disabilitas sensorik rungu wicara alias teman tuli.
"Sebelum kita bisa meningkatkan kepedulian dan kesadaran kita terhadap mereka, kita harus lebih dulu memahami bahasa isyarat yang sekarang ini akan kita pelajari," ungkap Fatma Saifullah Yusuf, waktu itu.
ADVERTISEMENT
Sekira 50 pengurus DWP Kemensos berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Pengenalan bahasa isyarat, menurut Fatma, penting serta relevan dengan kerja Kemensos melalui Sentra Terpadu dan Sentra yang tersebar di seluruh Indonesia. Lantaran menangani Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang beraneka ragam, salah satunya penyandang disabilitas sensorik rungu wicara.
"Kita ingin mendukung teman-teman tuli, supaya kita bisa berkomunikasi lebih lanjut dengan mereka karena kita sering sekali berhubungan dengan teman-teman ini di setiap kegiatan Kemensos," kata Fatma.
Selain menggelar pengenalan bahasa isyarat, DWP Kemensos turut menyerahkan secara simbolis bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) kepada lima orang anak dengan disabilitas yang terdiri dari tiga disabilitas intelektual dan dua disabilitas rungu wicara. Bantuan yang diserahkan berupa alat penunjang terapi dan nutrisi dengan total bantuan senilai Rp16,5 juta. Fatma menekankan pentingnya proses terapi pada rehabilitasi sosial para penyandang disabilitas yang menjadi tugas kerja sentra-sentra yang dimiliki Kemensos.
ADVERTISEMENT
"Harapannya di seluruh sentra se-Indonesia yang dimiliki oleh Kemensos dapat ditingkatkan fasilitas terapinya, karena masyarakat sangat membutuhkan terutama para penyandang disabilitas dari kalangan rentan," kata Fatma.
Alat penunjang terapi yang diserahkan, antara lain balance board, bola kacang, bowling set, alat melatih otot jari, kartu set fonem artikulasi, magic workbook, magic draw set, permainan edukatif, alat elevasi lateralisasi lidah, sikat terapi sensory, dan walker.
"Kita ingin tahu apa yang ada di sentra ini, supaya bisa lebih mengenal apa yang menjadi tanggung jawab atau bagian dari pelayanan kita terhadap hak-hak kesehatan masyarakat rentan, masyarakat miskin ekstrem dan juga para penyandang disabilitas," kata Fatma.
Salah satu penerima manfaat pelatihan vokasional, Lala (13), merupakan penyandang disabilitas rungu wicara. Ia mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti pelatihan vokasional menjahit yang telah dijalaninya selama empat bulan terakhir ini.
ADVERTISEMENT
"Sudah bisa bikin keset dan tas souvenir," kata Lala yang menjawab menggunakan bahasa isyarat. Kemampuan Lala ini diharapkan dapat membantunya mencari nafkah di masa depan.
Lala juga berharap dengan mengikuti kelas vokasional di Sentra Mulyajaya itu dapat membawanya setara dalam berkarya dengan masyarakat pada umumnya serta mampu memberikan kontribusi dalam karya nyata tanpa harus dibedakan dengan nondisabilitas.
Dalam kesempatan ini, hadir pula Penasihat II DWP Kemensos Intan Agus Jabo serta Ketua DWP Kemensos Veronica Robben Rico. Selain penyerahan bantuan Atensi dan pengenalan bahasa isyarat, DWP Kemensos juga meninjau layanan di klinik pratama Sentra Mulya Jaya dan kelas pelatihan vokasional seperti menjahit, kerajinan tangan, tata boga, dan laundry.