FDA: Booster Berikan Perlindungan Tambahan, tapi Belum Terbukti Dibutuhkan

16 September 2021 2:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Food and Drug Administration/FDA. Foto: Jason Reed/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Food and Drug Administration/FDA. Foto: Jason Reed/Reuters
ADVERTISEMENT
Peneliti dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyampaikan pemberian booster vaksin COVID-19 terbukti meningkatkan respons imun dalam tubuh penerimanya.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah dokumen bahwa dosis ketiga vaksin Corminarty atau yang lebih sering disebut Pfizer-BioNTech memang terbukti memberikan perlindungan lebih. Kendati demikian, FDA menyatakan bahwa penurunan efikasi atau kemanjuran dari vaksin tersebut lalu dibutuhkan booster masih belum terbukti.
"Sejumlah studi hasil observasi menyarankan penurunan efikasi dari vaksin Comirnaty dari waktu ke waktu terhadap infeksi bergejala atau terhadap varian Delta, sementara yang lain tidak," tulis dokumen FDA pada Rabu (15/9), dikutip dari Reuters.
Saat ini pemerintah AS tengah mengkaji aturan terkait pemberian booster khususnya pada masyarakat umum. Sehingga dokumen ini merupakan bagian dari salah satu pertimbangan yang nantinya akan diserahkan untuk penentuan pada Jumat mendatang.
Secara tegas FDA menyampaikan bahwa vaksin yang telah tersedia dan diberikan saat ini masih terbukti dapat melawan risiko terburuk dari infeksi corona.
ADVERTISEMENT
"Namun, secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa saat ini vaksin COVID-19 yang dilisensikan atau disahkan AS masih memberikan perlindungan terhadap penyakit COVID-19 yang parah dan kematian di Amerika Serikat," jelas FDA.
Walau FDA tak menyarankan pemberian booster, Pfizer selaku produsen justru mengatakan sebaliknya. Pfizer menyebutkan bahwa regulator AS harus menyetujuinya untuk diberikan enam bulan setelah dosis kedua karena ditemukan adanya penurunan efektivitas seiring dengan berjalannya waktu.
Berdasarkan data uji klinis yang dilakukan Pfizer, terdapat penurunan efikasi sebesar 6 persen setiap dua bulan setelah dosis kedua. Hal ini juga terbukti terjadi di AS maupun Israel yang kasus konfirmasinya kembali meningkat walau telah lebih dari 50% penduduknya memperoleh mayoritas vaksin Pfizer.
Dari 300 peserta uji klinis, dosis ketiga menghasilkan respons kekebalan yang lebih baik daripada dosis kedua. Hal ini juga terbukti di Israel yang telah memberikan booster dan disebut berhasil meningkatkan perlindungan dari virus corona.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden memang mendukung pemberian booster ini. Apalagi lonjakan kasus kembali terjadi di negaranya dengan kasus perawatan dan kematian yang tinggi akibat varian Delta. AS menargetkan pada 20 September mendatang untuk bisa memulai program pemberian booster sebanyak 100 juta suntikan.
AS juga telah mengizinkan suntikan tambahan untuk orang dengan sistem kekebalan yang rentan bulan lalu.