Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
Harga emas Antam selama sebulan terakhir menujukkan tren yang terlihat jelas, harga terus merangkak naik dari hari ke hari.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini membuat animo masyarakat ikut melonjak. Toko-toko emas, baik offline maupun digital, ramai diserbu pembeli yang ingin mengamankan investasi sebelum harganya makin tinggi.
Masyarakat memanfaatkan hari libur untuk berburu logam mulia ini. Berikut rangkuman fenomena yang didapat kumparan.
Emas Masih Jadi Buruan: Ogah Dibilang FOMO, Jadi Momen Alihkan Investasi
Dari pantauan kumparan di Pusat Emas Cikini (Cikini Gold Center) Jakarta Pusat, masyarakat tampak mengerubungi toko-toko. Mereka tampak berkeliling dari satu toko ke toko lain untuk membandingkan harga emas.
Saking tingginya antusiasme, beberapa penjual emas sampai memberlakukan aturan pembatasan satu orang hanya boleh melakukan satu transaksi per hari. Aturan ini dilakukan demi menjaga stabilitas layanan di tengah lonjakan permintaan yang luar biasa.
“Berhubung stok sedang susah, per-costumer hanya bisa beli 1 pcs per pecahan khusus Antam 2025,” demikian aturan yang ditempel di toko-toko.
Dari pantauan kumparan di salah satu toko, harga emas Antam per 17 April 2025 dijual dengan harga yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Untuk emas LM (Logam Mulia) bersertifikat Certicard kemasan baru, harga per gramnya mencapai Rp 2.110.000 untuk ukuran 1 gram. Sedangkan varian 100 gram dibanderol Rp 202.700.000 atau setara Rp 2.027.000 per gram.
Untuk model Antam Portrait (berdiri), harga 1 gramnya bahkan lebih tinggi, yakni Rp 1.965.000, dan mencapai Rp 201.700.000 untuk ukuran 100 gram. Sementara harga buyback atau pembelian kembali emas berada di kisaran Rp 1.910.000–Rp 1.820.000 per gram, tergantung jenis dan kondisi emas.
Di luar varian Antam, emas King Halim juga mencatat harga yang tak kalah tinggi. Untuk ukuran 100 gram, harga jualnya Rp 187.100.000, dan harga buyback di angka Rp 1.820.000 per gram.
Jual Simpanan Emas
Rupanya, masyarakat tidak hanya antusias membeli emas, namun juga mulai ramai-ramai menjual simpanan lamanya.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Mama Kenbo, warga Jakarta, yang datang ke toko Antam membawa satu keping dinar emas.
“Saya beli ini 17 tahun lalu, tebak harganya berapa? Harganya Rp 1,2 juta. Sekarang ditawar Rp 6,8 juta,” katanya sambil tersenyum puas.
Bagi mereka yang menyimpan emas sejak belasan tahun lalu, momentum sekarang terasa seperti durian runtuh. Emas pun menjadi solusi di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian.
“Ini saya jual karena kebutuhan mendesak, lumayan banget,” katanya.
“Ini investasi emas pertama saya, saya beli 10 gram,” kata Diah.
Diah mengaku bukan pembeli FOMO (fear of missing out), ia sudah melakukan riset dan mengamankan tabungan darurat sebelum beralih kepada investasi emas.
“Makanya saya bareng Mama Kenbo, karena dia lebih pengalaman. Menurut saya ini lebih menguntungkan dari pada nyimpen uang di bank,” kata Diah.
ADVERTISEMENT
Cerita Para Pemburu Emas Antam di Bogor, Ada yang 2 Hari Tak Pulang
Beberapa warga juga mencari peruntungan mereka di Bogor. Ada yang antre berhari-hari agar dapat jatah kuota membeli emas.
Mereka yang ingin mendapatkan emas Antam secara inisiatif membuat daftar antrean. Saat itu sekitar pukul 23.00 WIB antrean yang tercatat sudah 68 orang. Pada pukul 00.00 WIB antrean sudah mencapai 100 orang.
Pada pukul 00.00 WIB, orang yang masuk daftar antrean itu kemudian dipanggil ulang dengan membawa KTP. Jika nama mereka dipanggil lebih dari 3 kali tak menyahut dianggap tak hadir. Saat daftar ulang, beberapa warga yang terlambat dapat nomor paling akhir. Padahal mereka sudah mengantre sejak sore.
Seorang warga yang ikut mengantre, Rahmatullah, mengatakan ia sudah ikut antrean sejak Senin (14/4) malam. Ia mengaku pada hari pertama ia tak dapat kuota.
ADVERTISEMENT
“Jadi hari pertama itu kuotanya 56 orang. Sedangkan saya di antrean 57,” kata Rahmat di Butik Antam Kota Bogor, Rabu (16/4) malam.
Rahmat tak pantang menyerah. Baginya perjuangan demi emas Antam harus sampai akhir.
Ia kemudian antre lagi pada hari kedua. Sayangnya, ia juga tak dapat kuota. Akhirnya memutuskan untuk tidur di sekitar butik Antam.
“Saya gak pulang ke rumah di Leuwiliang. Saya tidur di sini. Perjuangan ini mah,” ujarnya sambil tertawa.
Ia akhirnya dapat nomor antrean 1 pada hari ketiga.
Beda dengan Rahmatullah, Simamora lebih beruntung. Ia baru mendaftar pada pukul 23.00 WIB. Lalu, ia mendapat nomor urutan 68. Pada pemanggilan pertama ia sudah pesimis bakal dapat kuota.
Namun ia tetap yakin. Hingga kemudian pada Kamis (17/4) pagi harinya tepatnya pukul 05.50 WIB, satpam butik memanggil sejumlah nama dalam daftar antrean tapi ada yang tak hadir sehingga namanya naik ke urutan ke 60.
ADVERTISEMENT
Ini adalah keberuntungannya. Sebab, kuota pembelian hanya dijatah untuk 60 orang saja.
“Alhamdulillah, sudah rezekinya. Nama saya sangat tipis masuk kuota,” ujarnya.