Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Fenomena Bonge & ABG Citayam, Ada 1.884 Siswa di Kabupaten Bogor Putus Sekolah
29 Juli 2022 11:27 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Jumlah angka putus sekolah di Kabupaten Bogor menjadi sorotan masyarakat luas beberapa bulan terakhir. Terlebih munculnya figur Bonge dan ABG dari Citayam di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, dan kemudian terkenal dengan nama 'Citayam Fashion Week'.
ADVERTISEMENT
Di usia yang masih belasan tahun, para remaja itu mengaku sudah tidak bersekolah lagi. Bonge yang memiliki nama asli Eka Satria Saputra, misalnya, putus sekolah saat kelas 3 madrasah ibtidaiyah atau setara SD.
Lalu bagaimana kondisi pendidikan dan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor yang membawahi wilayah Citayam dan Bojonggede, kampung halaman Bonge dkk?
Berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, tercatat ada 1.884 anak yang bersekolah di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kabupaten itu berhenti sekolah di tengah jalan sepanjang tahun 2021.
"Dari data di kami untuk anak putus sekolah 2021 untuk jenjang SD Negeri sebanyak 1.196 anak dan dari swasta 54 anak, untuk jenjang SMP Negeri sebanyak 134 anak dan dari swasta 500 anak. Paling banyak di SD," kata Humas Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Iqbal Rumana, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (29/7).
Iqbal menjelaskan, banyak faktor penyebab anak di Kabupaten Bogor putus sekolah. Salah satu yang terbesar adalah pandangan masyarakat yang belum menilai pentingnya sekolah di wilayah pelosok. Sedangkan di wilayah dekat perkotaan, alasan ekonomi menjadi faktor utama.
ADVERTISEMENT
"Untuk faktor kebanyakan masih relatif faktor ekonomi dan kultur dari orang tua masih ada juga stigma di beberapa daerah yang memang di pelosok bahwa anak hanya bisa baca itu tidak butuh sekolah, padahal itu salah besar," ujar Iqbal.
Iqbal mengatakan, untuk menuntaskan persoalan putus sekolah, Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor menyediakan fasilitas sarana lembaga pendidikan nonformal di seluruh wilayah.
Dan beberapa program penunjang salah satunya Mawar Sagu (Lima Warga Satu Guru) yang menyasar bagi warga yang tidak bisa bersekolah dengan sistem formal.
"Maka diarahkan mengikuti pembelajaran nonformal (Paket A, B,C ) di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)," kata Iqbal.
Terkait dengan fenomena ABG Citayam yang kongkow di Dukuh Atas, Iqbal mengajak mereka, khususnya dua ikon, Bonge dan Jeje, untuk melanjutkan sekolah lagi. Dia menyarankan Bonge dan Jeje mengikuti sistem kejar paket.
ADVERTISEMENT
"Intinya layanan kejar paket itu hak semua warga negara, untuk memperoleh layanan pendidikan," katanya.