Fenomena Emak-Emak Bergelimang Emas, demi Gengsi atau Tradisi?

12 Juli 2023 19:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bea Cukai Makassar periksa jemaah haji yang viral karena pakai emas 180 gram.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bea Cukai Makassar periksa jemaah haji yang viral karena pakai emas 180 gram. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Beredar video ibu-ibu mengenakan banyak perhiasan emas sepulang menunaikan ibadah haji. Ternyata, dia adalah Suarnati Dg Kanang, jemaah haji perempuan asal Kota Makassar. Dia bahkan mengaku mengenakan 180 gram emas. Mengapa Suarnati mengenakan perhiasaan sebanyak itu—yang belakangan setelah diperiksa oleh Bea Cukai ternyata perhiasan itu imitasi?
ADVERTISEMENT
Menurut Dr. Ilham Daeng, budayawan dari Universitas Hasanuddin fenomena memakai perhiasan emas sebenarnya wajar di Sulawesi Selatan. Musababnya, ajang perempuan mengenakan perhiasan emas ini telah menjadi bagian dari tradisi.
"Sejalan (dengan gengsi), tapi lebih ke tradisi yang banyak. Biasanya mengemuka, tradisi yang sudah panjang sekali dalam masyarakat Sulsel," ujar Ilham kepada kumparan, Rabu (12/7).
Ilham juga menjelaskan latar belakang banyaknya perempuan, khususnya dari Makassar, Sulawesi Selatan, memakai emas yang berlimpah. Menurutnya, mereka yang merupakan masyarakat agraris, sudah terbiasa dengan simbol dan upacara.
Mira Hayati, pengusaha skin care di Makassar yang kerap gunakan emas. Foto: Instagram/@mirahayati29
Mengenakan emas bagi wanita ternyata tak terbatas hanya untuk pamer saja. Ajang unjuk diri ini juga menunjukkan bahwa perempuan dalam tradisi sejarah kultural memang terbiasa tampil di ruang publik.
ADVERTISEMENT
"Awam sekali perempuan jadi pemimpin, raja, datuk, artinya perempuan bisa menunjukkan dirinya lebih besar, dalam konteks ini artinya tak masalah atau menjadi biasa perempuan menampilkan power-nya," kata Ilham. Bagian dari power itu adalah emas yang bergelimang. Kata Ilham, di daerah tertentu, perempuan terbiasa tampil di publik untuk menunjukkan power mereka. Tak hanya setelah menunaikan ibadah haji saja.
Biasanya masyarakat banyak memakai emas di momen pesta hajatan sampai upacara adat. "Tentu saja ada kaitannya dengan keinginan memperlihatkan keberhasilan, kerja keras, kemampuan, dan sebagainya," kata Ilham.
Tak hanya emas, unjuk 'power' itu juga bisa mereka tunjukkan dengan harta lain, seperti rumah dan mobil. Bila memang kaya, tentu orang-orang ini punya posisi tertentu di masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Makanya saya bilang struktur sosial, makanya enggak bisa kalau mau beli imitasi atau duduk di kursi yang disediakan untuk orang yang punya kelas itu enggak bisa. Karena gini, Sulawesi itu masyarakat yang patronasenya kuat. Orang-orang kelompok patron inilah yang paling terhormat di masyarakat," tutup Ilham.