Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara, belum bisa dikatakan rampung 100 persen.
Meski belum rampung, Formula E Organization atau FEO memberikan sanjungan terhadap sirkuit Ancol ini.
Head of Technical Operation FEO, Barry Mortimer, mengatakan sirkuit Jakarta E-Prix ini adalah sirkuit yang luar biasa.
“Ku pikir sirkuit ini fantastis. Karena kami hanya punya waktu singkat untuk menyiapkan segalanya, kami engga punya banyak waktu untuk membangun sirkuit ini,” kata Barry kepada wartawan setelah memamerkan replika mobil balap Formula E di Velodrome Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (26/5).
Sirkuit yang memiliki nama Jakarta International E-prix Circuit atau JIEC ini dibangun dalam waktu kurang lebih 60 hari. Bahkan, pembangunan sirkuit disebut sebagai pembangunan sirkuit permanen tercepat di dunia.
ADVERTISEMENT
Sebagai catatan, pembangunan yang dimaksud adalah pembangunan trek dan non-trek yang mencakup pengaspalan sirkuit dan pembangunan grandstand.
Sedangkan pengadaan fasilitas sirkuit yang sifatnya sementara seperti pagar pembatas antara penonton dan sirkuit belum rampung. Masih harus menunggu fasilitas sementara yang akan dikirimkan oleh FEO.
Lebih lanjut, Barry mengatakan spesifikasi sirkuit di tiap negara memiliki keunikan tersendiri termasuk di Indonesia. Tentu saja hal ini menjadi salah satu tantangan baru bagi para pembalap.
“Kami pergi ke berbagai negara, semua trek selalu berbeda di tiap negara. Bentuk yang berbeda, aspek yang berbeda, tikungan yang berbeda, serta kontur tanah yang berbeda, ada banyak faktor (pembeda),” jelas Barry.
“Jadi ini luar biasa, aku tidak sabar untuk menunggu balapan di sirkuit itu,” pungkasnya.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara diresmikan Senin (24/2). Danantara dibentuk sebagai superholding BUMN dengan tujuan mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis. Aset yang dikelola Rp 14.659 triliun.