Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ferdy Sambo Bawa Buku Hitam di Sidang Dakwaan Pembunuhan Brigadir Yosua
17 Oktober 2022 10:12 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ferdy Sambo datang ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan pengawalan ketat, menggunakan mobil rantis baraccuda, didampingi Brimob bersenjata lengkap.
Ada yang menarik dari kedatangan Sambo. Dia tampak diborgol, memegang dakwaan, dan satu buku hitam.
Buku hitam itu terus digenggam saat berjalan dari mobil, menuju ruang tahanan, dan memasuki ruang sidang utama.
Sambo yang mengenakan batik lengan panjang itu melepas rompi tahanan kejaksaan, lalu duduk di kursi terdakwa. Buku hitam dan dakwaan ada di sisi kiri tempat duduknya.
Buku ini diduga sama dengan buku hitam yang dibawa Sambo saat menjalani sidang etik Polri berujung pemecatan sebagai anggota Polri. Keputusan ini diambil karena Sambo dinilai tidak profesional dalam penanganan kasus pembunuhan Yosua.
ADVERTISEMENT
Belum diketahui pasti apa isi buku hitam itu. Seorang orang dekat Sambo hanya memberi penjelasan kecil.
"Data-data itu untuk membersihkan institusi Polri, bukan untuk menghancurkan. Dia (Sambo-red) tak mau adik-adiknya melakukan kesalahan yang sama," kata orang dekat Sambo memberi teka-teki.
Soal buku hitam Sambo itu, pengacara Arman Hanis hanya menjawab diplomatis.
"Masing-masing memang punya buku catatan, isinya saya enggak tahu pastinya," kata Arman, Senin (10/10).
Pengacara lainnya, Febri Diansyah, mengatakan tidak tahu tentang isi dari buku hitam itu. Yang dia tahu, seorang tahanan memang tidak diizinkan membawa elektronik, sehingga buku menjadi salah satu media untuk mencatat atau menulis sesuatu yang diperlukan oleh tahanan.
"Di tahanan kan enggak boleh bawa peralatan elektronik. Jadi kalau kemudian ada seorang tahanan, saya juga tidak tahu apa isinya, bikin catatan untuk membantu mengingat dan lain-lain dalam sebuah buku, kebetulan sampul warna hitam, kami tidak fokus ke sana, kami fokus mendalami subtansi," jelas Febri.
Orang dekat Sambo memang sempat menyinggung dipilihnya Febri Diansyah dan Rasamala sebagai pengacara dengan alasan tertentu. Keduanya memiliki rekam jejak baik dalam hal pemberantasan korupsi. Namun, dia tak mau menjelaskan lebih detail apakah ini ada kaitannya dengan bersih-bersih di Polri.
ADVERTISEMENT
"Silakan sambung-sambungkan sendiri saja," ujarnya lagi dengan tertawa renyah.
Baru baru ini, Polri menangkap seorang jenderal bintang dua lainnya. Dia adalah Irjen Teddy Minahasa, Kapolda Sumatera Barat yang batal jadi Kapolda Jawa Timur.
Teddy ditangkap terkait dugaan jual beli sabu seberat 5 kg. Sabu itu didapat dari menyisihkan barang bukti pengungkapan kasus narkoba.
Apakah ini ada kaitannya dengan buku hitam dan bersih-bersih di Polri? Ini yang masih jadi misteri.
Yang pasti, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bersih-bersih di Polri akan terus dijalankan.
"Ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk menindak tegas hal-hal yang tadi disampaikan bapak presiden judi online, narkoba dan komitmen melakukan bersih-bersih di institusi Polri,” kata Sigit usai menghadiri pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Kapolda dan Kapolres di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (14/10).
ADVERTISEMENT