Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fery Farhati dan Rustini Sapa Anak Muda Surabaya, Bahas Quarter Life Crisis
21 Desember 2023 16:38 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Istri capres nomor urut 01 Anies Baswedan, Fery Farhati ; dan istri cawapres 01 Muhaimin Iskandar, Rustini Murtadho, kompak menyapa mahasiswa dan anak muda di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Keduanya menjadi narasumber dalam Talkshow bertajuk 'Quarter Life Crisis No More, Rise and Shine Forever'.
Bersamaan dengan berakhirnya fase remaja membuat individu disandingkan dengan tuntutan, tekanan dan tugas yang semakin banyak dan sulit. Itu karena individu akan memasuki fase selanjutnya yakni dewasa.
Fery Farhati mengatakan, setiap fase kehidupan pasti memiliki masa-masa sulit. Hal itu untuk membuat individu dapat menjalani fase selanjutnya dengan lebih baik.
"Setiap fase ada crisis kenapa? karena itu membuat kita siap untuk fase berikutnya. Crisis bukan suatu hal yang dihindari, crisis itu harus diterima, dijadikan hikmah, dijadikan batu loncatan untuk menjadi orang yang lebih baik," kata Fery di Bober Cafe, Jalan Raya Jemursari, Surabaya, Rabu (20/12/2023).
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) DKI Jakarta periode 2017-2022 itu mengungkapkan juga pernah mengalami krisis saat gagal masuk ke Fakultas Psikologi. Namun, dukungan dari orang tua membuatnya mampu melewati masa sulit tersebut.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Fery menilai dalam menghadapi krisis setiap individu tidak bisa menjalani sendiri perlu ada peran orang sekitar yang membantu untuk melewati crisis tersebut.
Menurutnya, krisis bukan masalah yang bisa menghentikan langkah menuju masa depan tetapi krisis adalah masa untuk menentukan arah tujuan kehidupan.
Penggagas Ibu Ibu Kota itu menyampaikan pesan agar Gen Z terus menyalurkan kreativitas dan pengetahuan pada aktivitas yang memiliki dampak kepada masyarakat. Hal itu, kata dia, bisa mengurangi masalah isu mental yang dihadapi.
"Isu mental biasanya datang dari rasa tidak berdaya, dari rasa tidak berguna dari rasa kesendirian tapi kalau kita asik menjadi volunteer, asik di komunitas maka kita menjadi bahagia, bermakna, dan berdampak dan itu yang membuat kita merasa yes I'm okay," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Fery menuturkan, sandwich generation dan kesehatan mental juga kerap dialami generasi muda saat ini. Dia menilai, pemerintah juga harus hadir menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh Generasi Z dengan memberikan ruang untuk berkarya dan lapangan pekerjaan yang luas untuk anak muda.
Di hadapan anak muda, Fery menyatakan komitmen Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar untuk memberikan dukungan kepada Generasi Z dan Milenial di antaranya menghadirkan lebih dari 15 juta lapangan pekerjaan baru, mengembangkan kewirausahaan di kalangan Gen Z dan milenial, menjamin ketersediaan berbagai beasiswa di dalam dan di luar negeri.
Kemudian, menyediakan minimal 2 juta hunian terjangkau di pusat kota, layanan pendidikan, kesehatan fisik, dan kesehatan mental terjangkau dan mudah diakses, terbukanya peluang magang seluas-luasnya di instansi pemerintah, BUMN dan swasta hingga ke luar negeri, dan dukungan pemerintah bagi sandwich generation.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada kebijakan yang bisa mendukung milenial untuk bisa menjadi sehat secara mental dan fisik selain ketersediaan lapangan pekerjaan. Itulah penting bagi kita memilih pemimpin yang peduli terhadap isu-isu itu," ungkap Fery.
"Apa yang dijanjikan Anies-Muhaimin itu sudah terukur artinya bisa terlaksana. Insya Allah nanti isu-isu Gen Z dan Milenial bisa teratasi dari program-program AMIN," tuturnya.
Sementara itu, Rustini memandang quarter life crisis merupakan proses dalam kehidupan dan bukan dari akhir kehidupan. Dia mengimbau agar anak muda tidak membandingkan dirinya dengan orang lain melainkan berbagi pengalaman dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita membandingkan dia sukses kita nggak sukses nanti kita jadi down tapi lihat apa yang membuat mereka sukses, bisa enggak kita melakukan hal yang sama seperti dia," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengingatkan anak muda dalam berinteraksi di media sosial. Meskipun di media sosial bisa mendapat informasi secara luas tetapi anak muda harus bijak dalam penggunaan media sosial. Menurutnya, antara dunia maya dan dunia sosial yang nyata harus seimbang.
"Kita harus tahu mana yang bisa menjadi positif untuk kita mana yang merugikan kita karena memang ini seperti dua mata pisau dia bisa menguntungkan dan memberikan prestasi buat kita tapi bisa jadi media sosial ini akan menambah kita terpuruk atau merugikan kita. Kita harus punya keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata," pungkasnya.
(IK)