Filipina-AS Gelar Patroli Udara di Atas Laut China Selatan, Beijing Ngamuk

4 Februari 2025 16:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Formasi Angkatan Laut China, selama latihan militer di Laut China Selatan. Foto: STR/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Formasi Angkatan Laut China, selama latihan militer di Laut China Selatan. Foto: STR/AFP
ADVERTISEMENT
Filipina dan Amerika Serikat menggelar patroli udara gabungan di atas Laut China Selatan pada Selasa (4/2).
ADVERTISEMENT
Latihan itu memicu respons keras dari China, yang menuding Filipina bersekutu dengan kekuatan asing untuk mengganggu stabilitas kawasan.
Patroli ini berlangsung di Laut Filipina Barat, wilayah yang diklaim Manila sebagai bagian dari zona ekonomi eksklusifnya.
Juru bicara Angkatan Udara Filipina, Maria Consuelo Castillo, mengatakan latihan bertujuan meningkatkan koordinasi operasional dan kesadaran domain udara.
“Tiga pesawat tempur FA-50 Filipina dan dua pembom strategis B1-B Amerika dikerahkan dalam latihan ini,” ujar Castillo, seperti dilaporkan Reuters.
Patroli juga melintas di atas Scarborough Shoal, wilayah sengketa yang kerap menjadi titik ketegangan antara Filipina dan China.

China Bereaksi

Laut China Selatan. Foto: Stringer/Reuters
Militer China langsung merespons dengan menggelar patroli udara di sekitar Scarborough Shoal. Komando Teater Selatan menegaskan pihaknya akan terus mempertahankan kedaulatan teritorial dan mengawasi setiap aktivitas militer yang dianggap mengganggu stabilitas Laut China Selatan.
ADVERTISEMENT
“Filipina terlibat dalam patroli yang diorganisir negara asing untuk mengacaukan perdamaian,” kata militer China dalam pernyataan resmi.
China mengeklaim hampir seluruh Laut China Selatan berdasarkan peta sejarahnya, meskipun klaim ini telah dibatalkan oleh putusan pengadilan arbitrase internasional pada 2016.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Foto: Athit Perawongmetha/REUTERS
Filipina terus memantau keberadaan tiga kapal perang China di dalam zona maritimnya, termasuk fregat berpeluru kendali kelas Jiangkai.
“Kehadiran kapal perang China menunjukkan pengabaian terhadap hukum internasional dan mengganggu stabilitas kawasan,” kata juru bicara Angkatan Laut Filipina, John Percie Alcos.
China berdalih pelayaran armadanya sesuai hukum internasional.
Kantor berita Xinhua mengutip pernyataan Komando Teater Selatan yang menyatakan operasi tersebut sah secara hukum.
Ketegangan di Laut China Selatan terus meningkat setelah Filipina mempererat hubungan militernya dengan AS di bawah kepemimpinan Presiden Ferdinand Marcos Jr.
ADVERTISEMENT