Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Filipina Kerahkan Kekuatan Penuh untuk Rebut Marawi dari ISIS
26 Mei 2017 1:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah Filipina akhirnya mengerahkan kekuatan militer terbaiknya untuk merebut kota Marawi, Mindanao yang diduduki kelompok Maute yang berafiliasi dengan ISIS. Langkah ini ditempuh setelah operasi militer untuk mengambil alih kota terus mendapat perlawanan sengit.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, deretan alat tempur, helikopter dan pasukan elit militer Filipina telah disiapkan pada Kamis (25/5). Mereka akan dikerahkan untuk membantu pasukan angkatan darat dan kendaraan tempur yang telah dua hari berjibaku dengan para militan. Sebuah helikopter telah diterbangkan untuk mengamati kondisi kota yang memiliki populasi sebanyak 200 ribu penduduk.
Di dalam kota, militan Maute telah berhasil menduduki objek-objek vital seperti penjara, sekolah, gereja. "Kami sedang menghadapi kelompok teroris dengan kekuatan 30 hingga 40 militan," ujar Jo-Ar Herrera, juru bicara Resimen Infantri Militer Filipina.
"Militer sedang melaksanakan operasi yang tepat sasaran untuk menyingkirkan mereka... Situasinya sangat tidak menentu, sehingga pergerakan kami akan berubah-ubah. Kami ingin mengakali mereka."
ADVERTISEMENT
Selain merebut kembali Marawi, serangan ini dapat membawa Filipina untuk menangkap buronan yang paling dicari selama ini yaotu Isnilon Hapilon. Pemimpin kelompok ekstremis yang paling merepotkan Filipina tersebut diduga berada di tengah Kota Marawi untuk membantu Maute menghadapi serangan pemerintah.
Baik Maute dan Abu Sayyaf merupakan organisasi teror yang memiliki hubungan dengan ISIS.
Militer Filipina terus menemui jalan buntu dalam pertempuran menghadapi kelompok Maute. Dari pertempuran skala kecil, Maute mampu membuat Kota Marawi menjadi medan pertempuran kota. Kejadian ini mendorong Presiden Rodrigo Duterte mengeluarkan keputusan Darurat Militer untuk wilayah Mindanao.
Kendala utama yang saat ini dihadapi oleh militer Filipina adalah kendaraan tempur yang ditempatkan di tengah jembatan. Mobil tersebut terbukti mampu melindungi para militan Maute dari serangan.
ADVERTISEMENT
Kota Marawi semakin mencekam. Dalam nsiden baku tembak terakhir yang menewaskan 21 orang, kelompok Maute disebut menggunakan sandera sebagai tameng manusia. Korban tak berdosa itu tewas sebagai tameng hidup dalam pertempuran yang menewaskan tujuh tentara dan 13 pemberontak.
Penduduk Kota Marawi mulai mengungsi. Ratusan keluarga membawa anak mereka ke kamp militer yang masih berada di wilayah kota tersebut. Tentara melakukan evakuasi terhadap warga yang tinggal di area pertempuran.