Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Filipina Tuduh Kapal Penjaga Pantai China Makin Dekat dengan Pantainya
14 Januari 2025 16:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pemerintah Filipina mengkhawatirkan ancaman kapal penjaga pantai China semakin mendekat ke wilayah pantainya. Kedua negara tengah bertikai akibat sengketa Laut China Selatan.
ADVERTISEMENT
China mengeklaim hampir seluruh perairan di Laut China Selatan. Keputusan mahkamah internasional menyatakan, klaim China sepenuhnya di laut tersebut tak punya dasar hukum.
Pada Selasa (14/1) ini, Pemerintah Filipina menyebut bahwa sejak awal 2025 China mengerahkan kapal penjaga pantai berukuran raksasa ke Laut China Selatan. Filipina menduga tindakan China adalah peningkatan agresi di perairan sengketa itu.
"Kapal itu semakin mendekati garis pantai Filipina dan itu mengkhawatirkan," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Filipina Jonathan Malaya kepada wartawan pada Selasa (13/1), seperti dikutip dari AFP.
Malaya menambahkan, kapal-kapal China pada tahun 2025 ini menunjukkan indikasi makin mendekat ke pantai Filipina dari tahun sebelumnya.
Dia kemudian menyebut, China berupaya memakai taktik intimidasi di Laut China Selatan. Tujuan utamanya mencegah kapal ikan Filipina berada di perairan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak dan tidak akan menghargai taktik menakut-nakuti ini dengan mundur. Kami tidak goyah, atau takut menghadapi intimidasi," kata Malaya.
Pemerintah Filipina mengungkap kapal raksasa China sudah berada di 143 kilometer dari sebelah barat Pulau Capones di Provinsi Zambales.
Jubir Kemlu China Guo Jiankun merespons tuduhan dengan menyebut kapal mereka tidak melakukan tindakan yang salah. Sebab, kapal berpatroli sesuai hukum yang berlaku di China.
"Kami sekali lagi memperingatkan pihak Filipina untuk segera menghentikan semua pelanggaran, provokasi, dan promosi, serta menghentikan semua tindakan yang merusak perdamaian dan ketenangan di Laut Cina Selatan dan memperumit situasi," kata Guo.