Filipina Ubah Abu Vulkanik Gunung Taal jadi Batu Bata

19 Januari 2020 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pembuatan batu bata dari abu vulkanik yang terkumpul dari letusan gunung berapi Taal di Filipina. Foto: AFP/Maria TAN
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembuatan batu bata dari abu vulkanik yang terkumpul dari letusan gunung berapi Taal di Filipina. Foto: AFP/Maria TAN
ADVERTISEMENT
Filipina memiliki cara kreatif dalam memanfaatkan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Taal, yakni mengubahnya menjadi batu bata. Cara ini juga digadang ramah lingkungan karena juga menggunakan limbah plastik.
ADVERTISEMENT
Cara ini digunakan oleh pemerintah kota Binan, seperti diberitakan AFP, Sabtu (18/1). Akibat letusan gunung Taal pekan lalu, kota tersebut diselimuti abu vulkanik.
Warga menangkap ikan saat Gunung berapi Taal mengeluarkan abu vulkanik di Kota Tanauan, Filipina. Foto: AFP/Ted ALJIBE
Pemerintah kota tidak lantas membersihkan begitu saja abu vulkanik yang berlimpah itu. Mereka mengumpulkannya lalu mengolahnya menjadi batu bata.
Untuk menjadi batu bata, abu vulkanik dicampur dengan pasir, semen, dan sampah plastik. Dalam sehari, mereka berhasil membuat 5.000 buah batu bata untuk proyek-proyek pembangunan pemerintah.
Proses pembuatan batu bata dari abu vulkanik yang terkumpul dari letusan gunung berapi Taal di Filipina. Foto: AFP/Maria TAN
"Dari pada menumpuk abu di suatu tempat, kami bisa mengubahnya jadi sesuatu yang berguna. Dan ini memakai plastik juga," kata pejabat dinas lingkungan Binan, Rodelio Lee.
Erupsi gunung Taal pekan lalu memuntahkan abu vulkanik hingga 15 kilometer ke udara. Lebih dari 70 ribu orang terpaksa diungsikan karena bencana ini. Erupsi yang lebih besar diperkirakan masih akan terjadi.
Proses pembuatan batu bata dari abu vulkanik yang terkumpul dari letusan gunung berapi Taal di Filipina. Foto: AFP/Maria TAN
Wali kota Binan, Arman Dimaguila, mengatakan batu bata abu vulkanik memberikan kotanya solusi permasalahan Filipina. Abu dan sampah plastik kini berlimpah di negara itu. Bahkan setiap tahunnya, ada 60 miliar plastik saset makanan yang di buang di Filipina.
ADVERTISEMENT
"Di saat-saat seperti ini, kreativitas bisa muncul," kata Dimaguila.