Film Dirty Vote Singgung Gerakan 4 Jari, Simbol Bersatunya 01 dan 03

Capres 03 Ganjar Pranowo dengan capres nomor 01 Anies Baswedan, Minggu (7/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Film dokumenter berjudul Dirty Vote, yang mengungkap desain kecurangan Pemilu 2024, langsung menyita perhatian publik.

5 jam setelah ditayangkan di YouTube, film itu telah ditonton lebih dari 346 ribu kali dan mendapatkan hampir 6 ribu komentar.

Film itu akan berisikan 3 ahli hukum tata negara yakni Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari, yang membicarakan kecurangan pemilu. Sutradaranya adalah Dandhy Laksono.

Soal Pemilu Satu Putaran

Zainal memulai pemaparan dengan mempertanyakan soal pemilu satu putaran.

"Apakah pemilu presiden akan satu putaran? Memang pasangan 02 yang di situ ada anak presiden yang sedang memimpin, membuat mereka sangat getol untuk berkata 'satu putaran'. Pertanyaannya, kenapa satu putaran? Dua putaran itu membuat risiko kekalahan bagi orang yang sedang memimpin," kata Zainal Arifin Mochtar, seperti dikutip dari film tersebut, Minggu (11/2).

Zainal menjelaskan, secara ilmu politik dan hukum ketatanegaraan, pemilu seringkali melahirkan dikotomi pro statu quo dan pro perubahan.

Konteks Pilkada DKI 2017

"Bahkan dalam tingkat lokal pernah terjadi dalam konteks Pilkada DKI Jakarta (2017). Sebenarnya pasangan Ahok dan Jarot yang kita ketahui didukung juga oleh Presiden Jokowi kala itu senantiasa secara konstan memenangkan posisi paling atas," ujar Zainal.

"Tetapi yang terjadi adalah putaran kedua keadaan tersebut berbalik karena bersatunya kekuatan pengkritik atau bersatunya kekuatan yang melawan orang yang paling teratas itu," kata Zainal.

Zainal melanjutkan, "Anies (cagub 03) dan AHY (cagub 01) seakan-akan memiliki angka penjumlahan antara jumlah suara Anies dan AHY pada saat itu, itu sebabnya kemudian pasangan yang didukung oleh Presiden Jokowi yaitu Ahok dan Jarot (paslon cagub 02) harus kalah," ujar Zainal.

Gerakan 4 Jari

"Ada lagi yang harus anda ingat bahwa ada yang namanya gerakan empat jari yang seakan-akan menjadi tawaran, seakan-akan menjadi simbol, bahwa ke depan dalam pilpres kali ini adalah penggabungan kekuatan 01 dan 03 melalui gerakan empat jari," kata Zainal.