Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, pergeseran kebijakan — dari Finlandia yang semula merupakan negara non-blok beralih ke Barat tersebut, mengundang ancaman keras dari Rusia . Kremlin memperingatkan adanya tindakan balasan atas keputusan bersejarah Negara Nordik itu.
Dikutip dari Reuters, amarah Moskow muncul lantaran dengan bergabungnya Finlandia ke NATO, maka artinya perbatasan langsung antara Rusia dan NATO semakin meluas.
Selain itu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu berargumen bahwa keputusan Finlandia menjadi anggota NATO telah sekaligus meningkatkan eskalasi konflik di Ukraina.
Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Rusia menilai Finlandia telah melakukan kesalahan historis dengan memilih untuk tak lagi menjadi negara non-blok.
Pilihan ini dinilai berbahaya, lantaran berisiko merusak hubungan dengan Moskow dan membatalkan statusnya sebagai negara yang dapat membangun kepercayaan di Laut Baltik dan Eropa pada umumnya.
“Ini adalah masa lalu,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia. “Finlandia telah menjadi salah satu anggota kecil [NATO] yang tidak memutuskan apa pun, kehilangan suara istimewanya dalam urusan internasional,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
“Kami yakin bahwa sejarah akan menilai langkah tergesa-gesa ini,” tutup pernyataan itu.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada Senin (3/4) juga mengatakan bahwa Rusia akan memperkuat militernya di bagian barat dan barat laut — di mana perbatasan langsung dengan Finlandia berada, sebagai tanggapan atas keanggotaan negara itu di NATO.
Terkait respons dingin dari Kremlin, NATO kembali menekankan bahwa aliansi militernya tak lain hanya merupakan aliansi pertahanan dan tidak mengancam keamanan Rusia.
Namun, Moskow menilai pasokan senjata yang dilakukan negara anggota NATO ke Ukraina sejak operasi militer khusus Rusia dimulai, telah membuktikan bahwa Barat bertekad untuk menghancurkan Rusia, meski secara tidak langsung.
Di sisi lain, keanggotaan Finlandia dapat memberikan NATO kemampuan militer yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Negara yang berbagi perbatasan langsung dengan Rusia ini merupakan salah satu dari sedikit negara Eropa yang tetap mempertahankan wajib militer walaupun perdamaian tercapai dan Perang Dunia II berakhir.
Menurut laporan media Barat, adapun wajib militer dan peningkatan kekuatan pertahanan itu dilakukan untuk mewaspadai keberadaan Rusia di dekatnya.
Pemerintah Helsinki terus melatih seluruh jajaran angkatan bersenjatanya — mulai dari darat, laut, dan udara dengan baik guna mengusir setiap serangan yang berasal dari Rusia.
Namun, apa kata warga setempat soal keanggotaan Finlandia ke NATO?
Di Finlandia, penduduk lokal mengaku bahwa masuknya negara mereka ke NATO membuat mereka merasa lebih aman.
Hal ini dibenarkan oleh salah seorang pensiunan insinyur tempur Ilkka Lansivaara (70 tahun) yang tinggal di Kota Virolahti, dekat perbatasan Rusia.
ADVERTISEMENT
Berbicara di samping rumahnya yang dipasang bendera NATO, Lansivaara bercerita soal ayahnya yang merupakan seorang pilot angkatan udara dan pernah ikut bertempur pada Perang Dunia II. Dia menyambut baik keputusan Finlandia bergabung ke NATO.
“Ini adalah hari yang istimewa bagi Finlandia. Sekarang kami memiliki kekuatan di belakang kami, bukan hanya pasukan kami sendiri,” ungkap Lasinvaara.
Namun, argumen serupa tidak dimiliki oleh sejumlah penduduk yang tinggal di Kota Saint Petersburg — kota terbesar kedua di Rusia yang berjarak sekitar 150 km dari perbatasan Finlandia.
Salah seorang warga Saint Petersburg mengatakan, Finlandia akan menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dengan bergabung ke NATO. “Dulu kami menganggapnya sebagai negara persaudaraan dunia kapitalis, yang paling dekat dengan kami dalam hal semangat, dalam hubungan ekonomi yang saling menguntungkan,” kata Nikolai.
ADVERTISEMENT
“Tapi sekarang kami akan menganggapnya sebagai negara yang tidak bersahabat dengan kami,” sambung dia.