Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Beberapa dari mereka bersuka cita sambil membawa sampanye sembari melihat patung perunggu dengan pose termenung tersebut diangkat dari alasnya dan dibawa pergi dengan truk. Namun, ada juga yang memprotes kejadian tersebut dengan mengibarkan bendera Uni Soviet.
Menurut Direktur perencanaan kota Markku Hannonen, bagi sebagian masyarakat, patung Lenin telah menjadi bagian yang melekat dengan kota Kotka. Akan tetapi, banyak yang berpendapat bahwa patung tersebut harus disingkirkan karena mencerminkan periode represif dalam sejarah Finlandia.
“Menyingkirkan patung pendiri salah satu sistem pemerintahan paling brutal di dunia, komunisme Uni Soviet, dari jalanan adalah hal yang hebat," kata salah satu warga Finlandia berumur 77 tahun, Matti Leikkonen, dikutip oleh AFP.
Secara historis, Finlandia yang terlibat dalam Perang Dunia II sepakat untuk tetap netral selama Perang Dingin dengan imbalan jaminan dari Uni Soviet bahwa mereka tidak akan menyerang negara tersebut. Pemaksaan netralitas ini dilakukan karena Uni Soviet jauh lebih kuat yang dikenal juga dengan istilah ‘Finlandisasi’
ADVERTISEMENT
"Beberapa orang berpikir bahwa itu harus dilestarikan sebagai monumen bersejarah, tetapi sebagian besar berpikir bahwa patung itu harus pergi, patung itu seharusnya tidak berada di sini,” jelas Leikkonen.
Patung Vladimir Lenin ini diberikan sebagai hadiah kepada Kotka pada 1979. Patung ini beberapa kali dirusak yang pada akhirnya mendorong Finlandia meminta maaf kepada Uni Soviet.
Sejak Rusia melakukan invasi terhadap Ukraina, Finlandia telah merubuhkan beberapa patung peninggalan Uni Soviet di negaranya sebagai bentuk penentangan atas invasi tersebut.
Pada April lalu, Finlandia telah menyingkirkan patung Lenin di kota Turki di sebelah barat. Sebelumnya, patung itu dipajang atas jasa Vladimir Lenin sebagai pemimpin Uni Soviet yang mengakui kemerdekaan Finlandia pasca-Revolusi Oktober 1917.
Wali Kota Turku Minna Arve membuat keputusan untuk menyingkirkan patung itu setelah konsultasi dengan beberapa masyarakat. Ia juga mengamati bahwa patung tersebut terus menjadi sasaran vandalisme seperti ketika aneksasi Krimea dari Ukraina oleh Rusia.
ADVERTISEMENT
“Monumen Lenin mewakili fase yang tidak demokratis dan tragis dalam sejarah manusia yang tidak sejalan dengan nilai-nilai kota Turku,” kata Arve dikutip dari Reuters.
Kini, setelah beberapa dekade keluar dari aliansi militer, Finlandia mengumumkan akan mengajukan keanggotaan NATO pada Mei, menyusul invasi Rusia ke Ukraina.
Penulis: Thalitha Yuristiana.