FK Unpad Enggan Ungkap Identitas 2 Pelaku Bullying PPDS: Nanti Di-judge

19 Agustus 2024 19:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Universitas Padjadjaran (Unpad). Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Universitas Padjadjaran (Unpad). Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) memberhentikan studi 2 orang peserta senior Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) bedah syaraf di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung. Ini sebagai sanksi atas perundungan berat terhadap junior mereka.
ADVERTISEMENT
Terkait identitas para pelaku, Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unpad, Prof Yudi Mulyana Hidayat, enggan mengungkap. Dia khawatir keduanya mendapat sanksi sosial seumur hidup.
“Karena ini orang keluar nanti kan sekolah di tempat lain. Nanti kalau kita sebutkan, nanti di-judge dia seumur hidup. Enggak bisa sekolah lagi,” tutur Yudi saat dihubungi kumparan Senin (19/8).
Lebih lanjut, Yudi berharap pemberhentian studi terhadap keduanya dapat menjadi semacam alarm bagi semua peserta PPDS Unpad.
Selain itu, hal tersebut dianggap menjadi salah satu bentuk keseriusan Fakultas Kedokteran (FK) Unpad dalam memberantas fenomena perundungan.
“Itu hanya untuk mengingatkan terus bahwa bullying itu tidak ditolerir di dunia pendidikan kedokteran, khususnya di Unpad. Kita anggap ini sebagai trigger ya untuk lebih menggencarkan lagi dalam memberantas bullying,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

Pendampingan Korban

Selain menindak berat para terduga pelaku perundungan, Yudi mengaku pihaknya telah mendampingi peserta PPDS Unpad yang menjadi korban. Langkah itu diambil agar mereka tak lagi punya pengalaman serupa di masa mendatang.
“Kita jaga. Kita dampingi kalau ada yang macam-macam nge-bully lagi, ya lapor lagi. Kita deteksi. Jadi jangan sampai mereka selama pendidikan [mengalami] stres, terus kena di-bully. Karena penyebab yang nge-bully-nya kan sudah kita keluarkan,” ujarnya.
Meski tak membeberkan secara pasti, Yudi mengatakan para korban adalah sekelompok peserta didik baru di lingkungan PPDS yang jumlahnya 6 orang. Menurut Yudi, mereka biasanya mendapat perlakuan tak wajar dari para seniornya selama menjalani masa orientasi di semester awal.
“Mereka kan junior-junior itu 6 bulan, kan, semester pertama. Kalau sudah jadi semester kedua, kadang-kadang anak-anak ini suka balas dendam ke semester yang di bawahnya. Itulah budaya yang harus kita hapus,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Untuk merealisasikan itu, Yudi menegaskan pihaknya bersama RSHS telah mengambil upaya preventif, berupa pembentukan Komisi Disiplin, Etika dan Anti Kekerasan Fakultas Kedokteran Unpad-RSHS.
Selain itu, telah dibuat juga Buku Pedoman Sanksi Kekerasan dan Bullying yang dibagikan kepada para peserta didik baru saat mereka masuk. Buku tersebut berisi Pakta Integritas Anti Kekerasan dan Bullying, yang mesti ditandatangani oleh para peserta didik baru di hadapan Dekan FK Unpad dan Direktur RSHS.
“Setiap mahasiswa baru masuk itu menandatangani pakta integritas untuk tidak melanggengkan bullying. Dan setiap satu tahun sekali diundang untuk residen, [yang diikuti mulai] dari junior sampai senior, dikumpulkan untuk diingatkan kembali, dibacakan lagi itu pakta integritas,” papar dia.
“Kami tidak akan lelah dan akan terus memberantas bullying di lingkungan FK Unpad dan RS Hasan Sadikin,” pungkas Yudi.
ADVERTISEMENT